Advertisement
Penjualan NFT Terus Naik Hingga 21.000 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Token digital Non-Fungible Token (NFT) kian populer dan mengalahkan aset digital lainnya seperti Bitcoin.
Berdasarkan laporan dari firma riset milik BNP Paribas L'Atelier sepanjang tahun 2021 perdagangan NFT di pasaran global telah melonjak hingga 21.000 persen.
Advertisement
Tidak hanya itu, lonjakan tersebut turut membuat nilai perdagangan NFT menyentuh US$17,6 miliar atau sekitar Rp251,6 triliun. Angka tersebut naik lebih besar jika dibandingkan dengan 2020 yang hanya mencapai US$82 juta dolar AS atau Rp1,2 triliun
Sekadar informasi NFT merupakan sebuah aset digital yang bisa menggambarkan objek asli seperti karya seni, musik, video hingga gim. Namun, berbeda dari kripto, NFT sayangnya tidak bisa dipertukarkan antara token satu dengan token lainnya. Ini dikarenakan setiap NFT memiliki nilai jual yang berbeda.
Salah satu pendiri Nonfungible.com Gauthier Zuppinger mengatakan, munculnya kehidupan virtual, Metaverse diprediksi makin membuat keberadaan NFT terus melesat naik, meski di tengah adanya peningkatan volume pertukaran Bitcoin selama berlangsungnya konflik Rusia dan Ukraina.
“Kami telah melihat pertumbuhan eksponensial selama setahun terakhir,” katanya, dikutip Minggu (13/3/2022).
Zuppinge melanjutkan, popularitas NFT mulai hangat diperbincangkan setelah seniman digital Beeple berhasil melelang NFT-nya pada 2022, hingga menembus harga US$69 juta.
Adapun, tercatat sejauh ini Bored Ape Yacht Club (BAYC) menjadi token digital terpopuler di kalangan masyarakat dunia. Bahkan karena di produksi dalam skala terbatas, membuat sederet selebritas dunia berlomba mendapatkan BAYC dalam koleksi dompet digitalnya.
Selanjutnya untuk posisi NFT terpopuler kedua dipegang oleh NFT game seperti Axie Infinity dimana dalam satu tahun terakhir berhasil mengumpulkan penjualan sebesar US$5,2 miliar.
Bahkan selama tahun 2022 volume perdagangan NFT telah mencapai 687 juta per minggu. Angka ini diperkirakan akan terus naik mengingat sejumlah merek besar, seperti Visa hingga Nike telah bergabung dalam dunia blockchain dengan menciptakan NFT andalannya.
Kendati demikian, perkiraan penjualan NFT oleh Nonfungible.com itu di bawah proyeksi analisis blockchain Chainalysis lebih dari US$ 40 miliar atau sekitar Rp 571,9 triliun.
Zuppinger mengatakan, prediksi itu tergantung metodologi perusahaan untuk mengukur volume perdagangan NFT yang sah.
Data Nonfungible.com mengesampingkan transaksi yang melibatkan bot, serta praktik investor secara bersamaan membeli dan menjual aset untuk meningkatkan aktivitas pasar secara artifisial.
Nonfungible.com pun mencatat, lebih dari 2,5 juta pemilik dompet kripto untuk memperdagangkan NFT pada 2020, di mana jumlahnya naik dari hanya 89 ribu pada 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisman ke Jogja Tetap Positif Meski Sempat Ada Pembatalan
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
Advertisement
Advertisement