Peluang Bisnis, Cicak Kering Laku Diekspor ke Hong Kong
Advertisement
Harianjogja.com, PADANG - Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang, Sumatra Barat, mencatat ada lalu lintas ekspor cicak kering pada tahun 2022 ini.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang Iswan Haryanto menjelaskan jumlah cicak kering yang diekspor itu baru bersifat penjajakan awal, dengan jumlah sebanyak 300 kilogram.
Advertisement
"Pengiriman ke Hong Kong ini adalah permintaan awal. Menurut eksportir, pengiriman ini masih penjajakan, jika kita bisa memenuhi selera konsumen di Hong Kong, maka selanjutnya bisa dengan jumlah yang lebih besar," katanya, Jumat (27/5/2022).
Dia menyebutkan kendati jumlah cicak kering yang diekspor itu masih sedikit, setidaknya nilai ekspor bisa mencapai Rp75 juta. Dimana untuk harga per kilogram cicak kering itu sebesar Rp350.000.
"Di Hongkong, cicak kering itu digunakan untuk dimakan dan dijadikan obat. Sebenarnya, ini bukan pertama di Indonesia. Kalau provinsi lainnya telah lama memulai ekspor cicak kering itu," ungkapnya.
Iswan melihat ekspor cicak kering ini memiliki potensi yang besar di Sumbar. Karena sampai saat ini cicak yang dikeringkan oleh eksportir di Pariaman tersebut, berasal dari cicak yang ditangkap dari rumah-rumah warga.
"Jadi bukan di ternaknya cicak itu, tapi ditangkap dari rumah-rumah warga," ujarnya.
Menurutnya bila bicara populasi cicak, tergantung dari kondisi masing-masing rumah warga. Artinya tidak bisa dihitung secara kasat mata.
Iswan mengatakan bagi Balai Karantina Pertanian Padang sendiri dengan adanya cicak kering yang diekspor ini, tentu melakukan pemeriksaan terhadap kondisi dari cicak kering tersebut.
"Tugas kita melakukan pemeriksaan, bila dinilai aman dan sehat, maka Pejabat Karantina Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang akan mensertifikasi," jelasnya.
Dia menyebutkan selanjutnya cicak ekspor ini akan kembali dilakukan pada pekan depan. Soal jumlahnya, Iswan mengaku belum diketahui pasti, karena setiap ada ekspor, tidak ada konfirmasi jumlah/berat jauh-jauh hari.
"Kita akan tahu jumlahnya pas sudah tiba di Pos Karantina Pertanian yang ada di kawasan Bandara Internasional Minangkabau," tegas Iswan.
Selain cicak kering, kata Iswan, juga ada ekspor komoditas hewan lainnya yang juga potensial di Sumbar akhir-akhir ini yakni lipan dan maggot. (JIBI/k56)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Lewat Film, KPU DIY Ajak Masyarakat untuk Tidak Golput di Pilada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Segera Realisasikan Investasi US$8,5 dari 10 Perusahaan di Inggris
- Harga Emas Antam Naik Rp21.000 Hari Ini, Sabtu 23 November 2024, Pergram Dibanderol Rp1.541.000
- Kiprahnya Diakui Hingga Internasional, Contact Center PLN Site Semarang Siap Layani Masyarakat Jelang Nataru
- OJK DIY: Ada 7 Alasan Pelajar dan Mahasiswa Mudah Terjerat Judi Online
- Penurunan BI Rate Tak Serta Merta Turunkan Bunga Kredit, Ini Penjelasan BI DIY..
- UMP 2025 Belum Juga Ditetapkan, Ini Dia Besaran UMP 2024 di Setiap Provinsi
- Tercapai 100%, Pendapatan Negara dari Deviden BUMN Tembus Rp85,5 Triliun Tahun Ini
Advertisement
Advertisement