Advertisement

Dituding Jadi Biang Harga Telur Mahal, Peternak: Beri Kami Subsidi Pakan Ternak

Indra Gunawan
Selasa, 21 Juni 2022 - 21:17 WIB
Arief Junianto
Dituding Jadi Biang Harga Telur Mahal, Peternak: Beri Kami Subsidi Pakan Ternak Ilustrasi pedagang telur ayam di Pasar Gentan, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah diminta melindungi industri peternakan dalam negeri, salah satunya adalah dengan menyubsidi biaya transportasi dan pakan ternak. Dengan begitu, diharapkan harga komoditas telur dan daging ayam di pasaran bisa ditekan.

Wakil Ketua Umum Bidang Peternakan dan Perikanan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Ki Musbar Mesdi meminta pemerintah menyubsidi biaya transportasi dan pakan ternak. Menurut dia, dengan kondisi harga pakan ternak yang terus melonjak, pelaku usaha peternakan pada akhirnya terpaksa menaikkan harga telur dan ayam.

Advertisement

BACA JUGA: PT Kliring Berjangka Indonesia Berkomitmen Beri Ruang untuk Generasi Milenial

Saat ini, harga kedua komoditas itu melonjak hingga 13% dibanding harga normal. “Saya juga mengharapkan Kemenko Perekonomian bijak di sini apakah ini akan dilakukan subsidi kepada pelaku usaha, subsidi transportasi atau bansos,” ujar Musbar, Selasa (21/6). Selain subsidi, Musbar juga berharap agar pemerintah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.7/2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen.

Dalam beleid tersebut, kata Musbar, harga acuan pakan ternak seperti jagung pakan masih Rp4.500 per kilogram (kg). Akan tetapi saat ini harganya sudah mencapai Rp6.000 per kg.

Musbar mengatakan, harga telur pun dalam Permendag tersebut masih di kisaran Rp19.000-Rp20.000 per kg. Padahal, saat ini sudah Rp23.000-25.000 per kg akibat lonjakan harga pakan. “Kami dijustifikasi penyebab inflasi 2,5 persen. Jadi maaf-maaf saja kepada pemerintah hanya menyampaikan bahwa inflasi ini diakibatkan oleh keterlambatan evaluasi dan direvisi. Ke depan kami mohon lindungilah industri kami ini di dalam negeri. Sebab dengan kondisi saat ini, jadi incaran negara-negara tetangga di luar negeri yang menjadi over suplai daging dan telur,” ujarnya.

BACA JUGA: Zulkifli Sebut Inflasi Indonesia Paling Rendah, Ini Faktanya

Dengan kondisi industri telur yang terpojok, kata Musbar, hal tersebut memang jadi incaran produsen telur dan ayam yang over suplai dari negara tetangga.

“Artinya kenapa? Kami akan menjadi free market bagi negara-negara yang bisa masuk ke sini. Dampak dari tidak adanya evaluasi dan revisi regulasi ini akan berdampak harga jual kepada masyarakat yang menyebabkan kegaduhan di masyarakat,” kata Musdar.

Diketahui, saat ini harga telur ayam ras Rp29.400 per kg yang normalnya Rp25.000 per kg atau naik sekitar 15%.

Harga Pakan

Kepala Seksi Ternak Unggas Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian (Kementan), Iqbal Alim mengatakan kenaikan harga pakan periode Januari-Mei 2022 untuk pakan ayam broiler naik 7,74 persen atau Rp620 per kg; pakan layer (ayam petelur) naik 7,74% atau Rp563 per kg; dan konsentrat layer naik Rp1.006 per kg atau 12,55%.

Dalam catatan Kementan, perkembangan harga pakan seperti soybean meal (SBM) pada 2020 US$376 per metrik ton (mt); pada 2021 sebesar US$546; dan pada 2022 sebesar US$553.

Sementara untuk Distiller Dried Grain with Soluble (DDGS) pada 2020 harganya mencapai US$231, pada 2021 sebesar US$294; dan pada 2022 sebesar US$350. Begitu juga harga jagung pada 2020 mencapai US$4.249 per mt; pada 2021 US$5.445 per mt, dan pada 2022 US$5.639 per mt. “Inilah yang menyebabkan harga ayam atau telur menggila,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement