Advertisement
Awas Ancaman Resesi,Selektif Pilih Instrumen Investasi Aman Tahun Depan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Ancaman resesi karena perlambatan dan gejolak ekonomi global terus meningkat. Lalu instrumen investasi apa saja yang aman dan cocok untuk periode perlambatan ekonomi?
Analis Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan instrumen seperti emas bisa menjadi pilihan karena emas sebagai instrumen yang menjaga nilai atau store value.
Advertisement
“Instrumen ini dalam jangka panjang akan relatif menguntungkan, jika dibandingkan dengan disimpan dalam bentuk uang atau disimpan di bank,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (4/11/2022).
Emas juga dinilai sebagai aset yang cukup likuid, apalagi saat ini sudah banyak cara perdagangan emas baik secara fisik maupun secara daring dengan adanya berbagai aplikasi menabung emas sehingga bisa mempermudah orang untuk investasi emas.
Selain itu, untuk investasi saham, Wahyu mengatakan bisa saja menjadi instrumen investasi yang tepat namun calon cermat harus jeli memperhatikan nilai dan fundamental perusahaannya.
“ Saham lebih berisiko daripada emas yang relatif aman karena nilainya relatif tetap. Saham ada yang dalam setahun bisa naik ratusan persen, tapi risiko turunnya juga besar. Di kondisi resesi ada juga yang tetap bisa terus naik, tapi tidak bisa dipungkiri ada juga saham yang kemudian anjlok atau mati suri,” jelasnya.
Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, instrumen investasi yang tepat terkait dengan adanya sinyal resesi dan kenaikan suku bunga tergantung risiko profil masing-masing investor.
“Ini nggak bisa digeneralisir. Ada orang yang risk profile-nya lebih agresif, jadi nggak bisa secara umum digeneralisir harus bisa masuk ke instrumen apa,” kata David.
Namun, untuk emas sebagai instrumen investasi di tengah ancaman resesi dan kenaikan suku bunga dalam jangka pendek kurang menarik. Pasalnya, suku bunga masih ada kecenderungan naik. Korelasinya, terutama dengan suku bunga Fed terus naik, akan berbanding terbalik.
“Namun, untuk jangka panjang, kalau suku bunga ada perlambatan atau malah menurun, itu biasanya instrumen emas menarik,” tambahnya.
BACA JUGA: Indonesia Tidak Masuk Daftar 10 Negara G20 yang Alami Inflasi Tertinggi
Di samping itu, instrumen saham banyak hal yang perlu dicermati, dari sektor-sektor apa saja yang kemungkinan melambat atau bisa tetap tumbuh dan tetap menarik.
“Ini kenapa nggak bisa kita generalisir, jadi nggak bisa disamaratakan karena detailnya banyak sekali yang harus kita tahu sebelum kita memberikan rekomendasi atau ambil keputusan,” kata David.
Sektor saham yang aman menurut David antara lain sektor konsumsi bagus pertumbuhannya, komoditas juga beberapa masih menarik, serta perbankan dan logistik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Stabilisasi Harga Beras, Disperindag DIY Ajukan Usulan Tambahan Anggaran untuk Operasi Pasar
- Daya Beli Menurun, Penggunaan Layanan Buy Now Pay Later Justru Meningkat, Indef: Hati-hati Kredit Macet!
- Hingga September 2024, Belum Ada Perusahaan DIY Daftar IPO, Ini Kendalanya
- Profil Dirut Baru Bulog Wahyu Suparyono Penganti Bayu Krisnamurthi
- Penghasilan Makin Tipis, Daya Beli Kelas Menengah di Indonesia Turun, APPBI: Lebih Suka Barang Murah
Advertisement
Jadwal Layanan SIM Keliling di Kulonprogo 13-14 September 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Petani Tembakau dan Pengusaha Kompak Tolak Kenaikan Cukai Rokok
- Aturan Kemasan Polos Dipertanyakan oleh Industri Tembakau Alternatif
- Kehadiran Kementerian Perumahan Prabowo Didukung Menteri PUPR, Ini Alasannya
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Kamis 12 September 2024: Telur Ayam dan Daging Sapi Naik
- Gara-gara SLIK Bermasalah Penjualan Mobil Turun
- Ternyata Proses Cetak Selembar Uang Kertas Butuh Waktu Nyaris Sebulan
- Angkat Produk Lokal, Alfamart Pasarkan 8 Produk UMKM Kota Jogja
Advertisement
Advertisement