Advertisement

Bulan Ini 200.000 Ton Beras Impor Tiba di Indonesia

Annasa Rizki Kamalina
Rabu, 07 Desember 2022 - 22:17 WIB
Arief Junianto
Bulan Ini 200.000 Ton Beras Impor Tiba di Indonesia Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, usai menghadiri Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (7/12/2022) - BISNIS - Annasa Rizki Kamalina.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA — Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) menyampaikan beras impor sebanyak 200.000 ton akan masuk ke Indonesia pada Desember 2022.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), menegaskan pihaknya tengah mengupayakan stok beras dari luar negeri tersebut akan datang dalam waktu dekat.

Advertisement

“Kami upayakan Desember 2022, ini tinggal hitungan minggu. Sudah jelas kami tidak berhasil mendapatkan yang di dalam negeri sebanyak 500.000 ton, hanya ada 166.000 ton, maka harus datangkan minimal 200.000 ton, tetapi tidak mudah mendapatkan itu,” kata Buwas seusai menghadiri Rapat Kerja (Raker) Komisi IV DPR bersama Menteri Pertanian, Kepala BPS, Kepala Bapanas, Dirut Perum Bulog, dan Dirut PT RNI, Rabu (7/12/2022).

Hal yang menjadi masalah dalam melakukan impor ini, lanjut Buwas, adalah karena seluruh negara membatasi ekspor bahkan ada yang menutup seluruhnya untuk mengamankan pasokan pangan.

BACA JUGA: Turun, Harga Emas di Pegadaian Mulai Rp520.000

Terlebih, akhir tahun umumnya banyak hari libur dan cuaca yang tidak menentu dikahwatirkan mengganggu pengiriman beras ke Indonesia.

“Tetapi kami upayakan Desember ini dengan segala cara daya, kerja sama kita dengan kedutaan negara itu supaya kita dibantu datangkan Desember ini,” ujarnya.

Hingga selesai Raker, Buwas enggan menyebutkan negara mana saja yang akan memasok 200.000 ton ke Indonesia karena kebijakan setiap negara berbeda. Buwas menyebutkan pihaknya sudah meminta dari negara produsen beras terbesar, seperti India, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Pakistan.

Harga dari beras-beras tersebut pun dipastikan oleh Buwas lebih rendah dari harga beras medium di Indonesia, atau di bawah Rp9.000 per kilogram (kg) dengan kualitas premium.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, telah meneken perizinan impor beras sebesar 500.000 ton. Namun Perum Bulog tengah mengupayakan sebesar 200.000 ton.

Melihat dari banyaknya negara yang melakukan restriksi, sulit untuk mencapai impor besar sebanyak 500.000 ton.

Adapun, total stok beras Perum Bulog per 6 Desember 2022 sebesar 494.202 ton. Dari total tersebut, stok komersil tersedia sebanyak 198.965 ton (40,24%) dan stok CBP 295.337 ton (59,76%).

Dengan demikian, butuh setidaknya sekitar 700.000 ton untuk mencapai batas minimal stok CBP yang harus dipasok dari dalam negeri sebesar 500.000 ton dan 200.000 ton dari luar negeri.

“Ceritanya yang diputuskan Rakortas itu kan 500.000 ton, harusnya sampai Desember ini kita mendatangkan 500.000 ton tapi sangat tidak mungkin. Jadi yang paling mungkin dengan segala upaya daya paling hebat-hebatnya 200.000 ton. Sisanya lihat situasi, kalau Januari-Februari belum ada panen dan situasinya memang memerlukan, itu harus suplai dari luar, ya kami suplai lagi enggak masalah,” ujar dia.

Selaras dengan Buwas, dalam kesempatan yang sama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan meski telah diberi izin impor sebesar 500.000 ton beras dari Kemendag, tidak memungkinkan dapat mendatangkan seluruhnya dalam waktu cepat.

“Jangan sampai pemerintah kalau [stok CBP] 200.000 ton, keluar 200.000 ton. Jangan sampai Januari nggak punya stok, bahaya buat kita. [Izin 500.000 ton] tetapi nggak mungkin segitu banyak dalam waktu singkat,” ujar Arief. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Hendak Mengambil Ponsel, Warga Sleman Malah Kecemplung Sumur

Sleman
| Jum'at, 26 April 2024, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement