Advertisement
Membumikan QRIS, Mendorong Kemajuan dengan KUR

Advertisement
JOGJA — Di era serba digital, mekanisme transaksi dalam penjualan barang dan jasa bergeser, dari dari tunai menjadi nontunai. Semakin pelaku usaha mengakrabi teknologi ini, peluang bisnis itu untuk berkembang kian terbuka.
Itulah setidaknya yang dialami Eko Wahyu Priyono, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) asal Kauman, Kota Jogja.
Sejak diluncurkan pertama kali pada 2019 lalu, Wahyu termasuk pelaku UMKM di Jogja yang pertama menggunakan layanan QRIS untuk transaksi. Meskipun ada produk serupa, Wahyu enggan berpaling dari layanan QRIS BPD DIY.
"Transaksi dengan QRIS BPD DIY dilakukan cepat dan real time, saat transaksi uang langsung masuk. Ini yang membuat layanan QRIS BPD DIY berbeda dengan lainnya. Mohon maaf ya, kalau yang lain transaksi siang, malam baru diproses," kata Wahyu, Selasa (13/12).
Keunggulan layanan QRIS BPD DIY yang berbeda dengan layanan serupa di lembaga keuangan lainnya, lanjut Wahyu, sangat membantu kelancaran usahanya.
Selain menggunakan fasilitas pembayaran QRIS BPD DIY, Wahyu juga memanfaatkan layanan promosi yang dilakukan bank tersebut bagi pelaku UMKM.
"Berkat layanan QRIS BPD DIY ini, usaha saya tambah lancar dan berkembang,” kata dia. Sebelumnya hanya dua usaha dijalankan Wahyu, yakni usaha catering Rendang Jahat dan pemasok resto dan kafe Satria Bintang Good Food. Topangan sistem transaksi dari BPD telah membuatnya percaya diri menambah brand anyar, Fine.jgj, produk minuman basic powder + susu UHT.
Bahkan, Wahyu berencana membuat brand baru lagi, Angkringan Even. Semuanya akan menggunakan QRIS BPD DIY.
Di HUT ke-61 BPD DIY, Wahyu berharap BPD DIY tetap konsisten dan semangat memajukan UMKM di DIY di tengah ketatnya persaingan layanan perbankan. Alasannya, pelaku UMKM di Jogja merasakan sentuhan berbeda dengan apa yang dilakukan oleh BPD DIY.
Modal
Suharman, owner Bakpia Kemukus 0033 asal Kemusuk Kidul RT 02 Argomulyo, Sedayu, Bantul, juga merasakan keuntungan bermitra dengan BPD DIY. Sejak 2019, Suharman tercatat menjadi salah satu nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) BPD DIY. Pengajuan KUR BPD DIY dipakai Harman untuk mengembangkan usaha Bakpia Kemusuk 0033.
Niat Harman berbuah manis. Pesanan membanjir, volume produksi Bakpia Kemukus 0033 pun meningkat tajam.
Sebelum mendapat dana KUR, Harman hanya memproduksi 1.000-1.500 butir bakpia per hari. Setelah mendapatkan KUR, produksi bakpia mencapai bisa mencapai 3.000 boks dalam sebulan, di mana per boksnya berisi 20 butir bakpia.
Tidak hanya meningkatkan produksi, Harman juga menambah lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Jika sebelumnya ia hanya memiliki delapan karyawan, kini sudah ada sekitar 12 karyawan yang bekerja di industri rumahan milik Harman.
"Saya ambil KUR Rp200 juta. Jadi KUR BPD DIY itu sangat membantu pengembangan usaha saya. KUR ini sangat menolong saya," katanya.
Harman berharap di usia ke 61 tahun, BPD DIY tetap konsisten membantu pelaku UMKM untuk berkembang dan naik kelas. Salah satunya dengan penyaluran KUR bagi pelaku UMKM.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bulan Depan Taman Jogja Planning Gallery di Malioboro Rampung
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kemenkeu Temukan Praktik Monopoli Bank BUMN untuk Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak
- Kadin: Pertumbuhan Ekonomi RI 2024 Tidak Akan Menanjak
- Pangan Salah Satu Penyebab Inflasi, Ini Upaya Disperindag DIY Stabilkan Harga
- Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Kian Murah, Ini Rinciannya
- PLN : Selangkah Lagi Menuju Rasio Elektrifikasi 100% di Yogyakarta
- XL Axiata Gelar Pelatihan Literasi Digital Bagi Penyandang Disabilitas di UGM
- Ngeri! 4 Tahun, Masyarakat Rugi Rp126 Triliun karena Investasi Bodong
Advertisement
Advertisement