Advertisement
Gen Z Punya Tabungan hingga Rp5 Miliar tapi Enggan Beli Rumah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan anak muda Generasi Z memiliki tabungan menumpuk Rp2-5 miliar di perbankan. Kendati demikian, minat investasi mereka di sektor properti minim.
Generasi Z adalah orang-orang yang lahir di rentang tahun 1996-2009.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
Head of Center of Macroeconomics and Finance INDEF M. Rizal Taufikurahman mengatakan kondisi ini mestinya menjadi dorongan untuk para stakeholder properti guna menyasar segmen tersebut.
"Generasi ini juga perlu mendapatkan penjelasan mengenai investasi tidak hanya di sektor komoditi tapi juga di sektor properti, sehingga bisa lebih produktif," kata Rizal dalam acara '99 Group Property Outlook 2023', dikutip dari Bisnis.com-jaringan Harianjogja.com, Jumat (20/1/2023).
Menurutnya, dana tabungan generasi Z yang mengendap di setiap perbankan bisa mencapai Rp400 triliun. Cukup banyak yang memiliki tabungan Rp500-1 miliar, namun saat ini didominasi oleh Rp2-5 miliar dan lebih.
Baca juga: Siap-Siap! Pertamina Bakal Uji Coba Full Cycle Solar Subsidi di Seluruh Daerah di DIY-Jateng
"Artinya itu disimpan, karena orang kalau simpan uang segitu ya hanya untuk diamankan, kalau untuk di investasi itu kan jauh lebih produktif," ujarnya.
Berdasarkan data Indef, indeks keyakinan konsumen (IKK) masih terus meningkat sering kondisi perekonomian yang semakin pulih. Adapun, per Desember 2022, IKK mencapai 119,22 persen.
Jika dilihat dari IKK per kelompok usia, rentan usia 20-30 tahun memiliki keyakinan lebih tiggi sebesar Rp122,2 persen dibandingkan dengan kelompok usia lain.
"Kalau dilihat indeks keyakinan konsumen, kami pumya survei untuk beberapa komoditas masih positif. Indeks ekonomi juga masih optimis," jelasnya.
Di sisi lain, 99 Group melalui platform Rumah123.com melihat adanya tren pergeseran usia konsumen. Hal ini terlihat dari pencari properti yang didominasi generasi muda.
Pencari properti berumur 18-24 tahun berkontribusi sebesar 22 persen, sedangkan rentan usia 25-34 tahun berkontribusi sebesar Rp26,4 persen. Artinya, ada peningkatan kesadaran di usia muda akan pentingnya kepemilikan properti.
Sementara itu, rumah tapak masih menjadi tipe properti yang paling diincar oleh para pencari properti, dengan persentase 80 persen. Preferensi harga properti dikisaran 400 juta mendominasi sebesar 23,1 persen.
Diikuti oleh rumah dengan harga Rp1 miliar-Rp2 miliar sebesar 20 persen. Namun jika dilihat berdasarkan perubahan proporsi sejak tahun 2021, terdapat peningkatan proporsi pada properti dengan harga yang lebih tinggi di atas Rp 1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
- JD.ID Tutup, Ini Sosok Pemiliknya
- JD.ID Berhenti Terima Pesanan Pelanggan Mulai 15 Februari 2023
- Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
- Jangan Asal Klik! Bisa Saja Uang di Rekening Anda Dibobol
- HUT ke-74, Garuda Indonesia Hadirkan 30.000-an Produk UMKM di Seluruh Penerbangan
Advertisement

Puluhan Juta Dianggarkan Kelurahan Gedongkiwo untuk Tangani Sampah
Advertisement

Ini Nih... Wisata di Solo yang Instagramable, Ada yang di Dalam Pasar!
Advertisement
Berita Populer
- Bos BRI Ungkap Laba Bank di Atas Rp40 Triliun
- Kotta Shop, Buah Tangan Khas Kotta GO Hotel Yogyakarta
- Perdana, 5 Instruktur AHM Safety Riding Park Siap Bersaing di Thailand
- 2023 Menjadi Tahun Recovery bagi Astra Motor Yogyakarta
- Banyak Gerai Transmart Bertumbangan, Bagaimana Nasib Karyawan?
- Satu Dekade, BPJS Kesehatan Merevolusi Layanan Kesehatan di Indonesia
- Holland Bakery Viral di Medsos, Siapa Sosok Pemiliknya?
Advertisement
Advertisement