Advertisement

Kendalikan Inflasi, TPID Terus Intervensi Harga Beras

Abdul Hamied Razak
Sabtu, 11 Februari 2023 - 10:17 WIB
Arief Junianto
Kendalikan Inflasi, TPID Terus Intervensi Harga Beras Ilustrasi. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY dan Kota Jogja terus mewaspadai risiko-risko potensi inflasi yang mungkin terjadi. Wujud kewaspadaan dan antisipasi tersebut diantaranya melalui kegiatan operasi pasar khususnya di pasar pantauan inflasi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti mengatakan fokus pelaksanaan operasi pasar adalah komoditas beras. Operasi pasar beras yang digelar di Kota Jogja tersebut dilakukan dengan menggelontorkan sekitar tiga ton beras. Beras dibagi ke tiga pasar pantauan inflasi di Kota Jogja, mulai Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Prawirotaman.

Advertisement

Hal ini didasari perkembangan harga beras yang terus meningkat seiring masa panen yang baru akan terjadi di akhir Februari. Menurut Syam, HET beras medium di DIY tercatat sebesar Rp 9.450 per kg namun saat ini harga beras medium di pasaran mencapai Rp11.000 per. Operasi pasar khusus ini akan dilakukan di DIY sampai harga beras kembali normal. "Kalau harga beras sudah normal, operasi pasar akan kami evaluasi lagi," ujar Syam.

Pembayaran QRIS

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan mengatakan mengawali 2023, inflasi DIY yang diukur dari inflasi Kota Jogja terus melandai meski masih tinggi. Berdasarkan rilis inflasi BPS, Inflasi DIY Januari 2023 tercatat 6,05% (year-to-year/yoy). Realisasi inflasi tahunan ini cenderung terus melandai sejak September lalu yang sempat menyentuh 6,81% (yoy).

Dia mengatakan pentingnya pengendalian inflasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas dan berkesinambungan. Pengendalian inflasi juga bertujuan untuk menjaga daya beli dan kesejahteraan masyarakat, serta terkait erat dengan upaya mengurangi kemiskinan dan kesenjangan. 

"Selain itu, untuk mendukung pengendalian inflasi dan pertumbuhan ekonomi, diperlukan juga perluasan digitalisasi transaksi pembayaran, salah satunya melalui penggunaan QRIS," katanya.

Menurutnya, transaksi melalui QRIS mendukung pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (Cemumuah), sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian daerah. Dia berharap ke depan masyarakat tetap antusias dalam bertransaksi dengan pembayaran secara digital sejalan dengan geliat perekonomian sudah kembali pada kondisi normal pra-pandemi. 

BACA JUGA: 3 Ton Beras Digelontorkan ke Pasar Tradisional Kota Jogja

Pj. Wali Kota Jogja, Sumadi mengatakan Pemkot berkomitmen untuk melakukan pengendalian inflasi melalui kegiatan Operasi Pasar dan juga digitalisasi pembayaran bagi pelaku pasar maupun UMKM. Intervensi TPID Kota Jogja dan DIY diwujudkan dalam bentuk bantuan biaya transportasi untuk distribusi dari produsen ke pasar. 

Pada pelaksanaan kali ini, operasi pasar melibatkan Segoro Amarto, kios di pasar-pasar pantauan inflasi yang berfungsi seperti price reference store. Pelaksanaan ini juga bagian dari tindaklanjut kerja sama antardaerah antara Kota Jogja dengan Kabupaten Sleman sebagai pemasok beras di Kota Jogja. 

"Pemkot menyadari komunitas pasar merupakan pangsa yang besar dan diharapkan mendukung program transformasi menuju transaksi digital yang dapat mendatangkan dampak positif bagi pedagang maupun bagi pembeli," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pilkada 2024, KPU Jogja Gandeng Disdukcapil Memastikan Akurasi Data Pemilih

Jogja
| Kamis, 18 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement