Jelang Ramadan Harga Beras Terus Naik, Operasi Pasar Tak Mempan?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Harga beras di pasaran masih meroket menjelang Ramadan. Padahal, Perum Bulog telah menggelontorkan 413.000 ton beras untuk operasi pasar per 1 Maret 2023.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com (Jaringan Informasi Bisnis Indonesia/JIBI) di Pasar Palmeriem, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (3/3/2023), harga beras premium rata-rata naik Rp1.000 per 5 kilogram (kg) dibandingkan bulan sebelumnya, seperti beras premium merek Pandan Wangi naik menjadi Rp80.000 per 5 kg atau Rp16.000 per kg. Kemudian, merek Pera Super Rp75.000 per 5 kg, Saigon Rp70.000 per 5 kg, Sania jadi Rp70.000 per 5 kg, dan Rojolele jadi Rp65.000 per 5 kg.
Menurut Andi, salah satu pedagang beras di Pasar Palmeriem, harga beras memang belum turun sejak akhir tahun lalu. “Sudah naik dari tahun lalu, tapi deket-deket tahun baru mulai naik tinggi banget,” ujarnya saat ditemui, Jumat.
BACA JUGA: Baru 5 Ton Beras Lokal Dibeli Pegawai Negeri Gunungkidul
Tidak hanya di pasar tradisional, harga beras pun melonjak di toko ritel modern. Misalnya, di toko Alfamidi daerah Utan Kayu, Jakarta Timur, ada beberapa jenis beras premium yang tersedia, di antaranya merek FS Rp64.000 per 5 kg, Setra Ramos Rp64.000 per 5 kg, dan Pandan Wangi Rp87.900 per kg 5 kg.
Menurut keterangan petugas Alfamidi, kenaikan harga beras terjadi sejak awal Februari 2023, terutama untuk jenis Pandan Wangi. Harga beras jenis tersebut sebelumnya sekitar Rp80.000 per 5 kg, sementara hari ini Rp87.900 per 5 kg atau hampir Rp90.000 per 5 kg. "Baru naik itu per Februari lalu, iya sebelumnya Rp80.000 [Pandan Wangi] ya. Naiknya memang lumayan. Naik semua, tapi tergantung wilayah, sih," ujar salah satu petugas.
Sementara itu, harga beras di rata-rata pasar nasional mulai mengalami penurunan tipis. Melansir Panel Harga Badan Pangan Nasional pada Jumat (3/3/2023) harga beras premium turun 0,30% jadi Rp13.470 per kg dan medium turun 0,25% jadi Rp11.780 per kg.
Sebelumnya, pemerintah lewat Perum Bulog sudah melakukan importasi beras sebanyak 500.000 ton untuk menekan harga beras.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, lonjakan permintaan dan konsumsi pada momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri berpotensi mendorong kenaikan harga pangan sehingga rentan memengaruhi upaya pengendalian inflasi.
“Sejumlah langkah telah kami siapkan dan beberapa sudah dijalankan, khususnya terkait upaya pengendalian harga beras mengingat berdasarkan data Badan Pusat Statistik, beras menjadi komoditas pangan yang memberikan andil terhadap inflasi Februari 2023,” terang Adi, Kamis (2/3/2023).
Arief menjelaskan, pengendalian harga beras menjadi kunci untuk menjaga inflasi pangan jelang HBKN. Upaya mitigasi pengendalian harga beras terus dilakukan walaupun memasuki panen raya ini harga beras berangsur turun.
"Kami terus lakukan langkah mitigasi dan pengendalian harga beras, di antaranya melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan [SPHP] beras di tingkat konsumen yang masih berjalan. Sampai dengan 1 Maret, Bulog telah menyalurkan sekitar 413.000 ton beras untuk kegiatan SPHP,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- UU Cipta Kerja Disahkan, Begini Cara Hitung Pesangon sesuai Masa Kerja
- Berhenti Jual Dawet dan Bakso Keliling, Wahyudin Sukses Berjualan Martabak dan Jadi Mitra UMKM Indomaret
- UMKM Expo, Kemenkeu Hadir untuk UMKM di DIY
- YATS Colony Hotel Yogyakarta Launching Paket Buka Bersama
- Ajinomoto Giatkan Inisiatif Kesehatan dan Lingkungan untuk Masyarakat Indonesia
Advertisement
Advertisement

Ini 10 Negara dengan Durasi Puasa Terpanjang di Dunia pada 2023
Advertisement
Berita Populer
Advertisement