Advertisement
Proyeksi Panen Padi DIY: Januari-April 2023 Diperkirakan Menurun 3,23 Persen
Ilustrasi. - AntaraFoto/ Yusran Uccang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Luas panen padi untuk wilayah DIY pada 2022 mencapai sekitar 110.930 hektare dengan produksi sebesar 561.700 ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras mencapai 319,060 ton.
Kepala BPS DIY Sugeng Arianto menjelaskan luas panen padi pada 2022 mencapai sekitar 110.930 hektare atau mengalami kenaikan sebanyak 3.400 hektare atau 3,18% dibandingkan luas panen padi di 2021 yang sebesar 107.510 hektare. Produksi padi pada 2022 sebesar 561.700 ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 5,170 ton atau 0,93 persen dibandingkan produksi padi di 2021 yang sebesar 556,530 ton GKG.
Advertisement
"Potensi luas panen Januari-April 2023 diperkirakan mencapai sekitar 56.970 hektar atau mengalami penurunan sebesar 3,23 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," jelasnya, Selasa (4/4/2023).
BACA JUGA : Gunungkidul Mulai Panen Raya Padi
Adapun produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 319.060 ton. Jumlah tersebut, kata Sugeng, mengalami kenaikan sebanyak 2.930 ton atau 0,93% dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 316.120 ton.
"Produksi padi Januari-April 2023 diperkirakan mengalami penurunan sebesar 8,3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Ini masih angka sementara sehingga diharapkan produktivitas SR I 2023 dapat mencapai hasil yang optimal," ujarnya.
Harga Turun
Sugeng mengatakan, harga produsen gabah di tingkat petani DIY pada Maret 2023 sebesar Rp4.948,13 atau turun 13,40% dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp5.714,00. Di tingkat penggilingan, harga gabah juga turun 13,32% yaitu dari Rp5.784,00 menjadi Rp 5.013,75 per kg di bulan Maret 2023.
"Harga gabah tertinggi di tingkat petani pada gabah kualitas GKG senilai Rp 6.000,- per kg dengan varietas Mekongga di Kabupaten Sleman Sedangkan gabah kualitas GKP senilai Rp 5.000,- per kg dengan varietas Inpari terdapat juga di Sleman," ujarnya.
Harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp 4.200,- per kg pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang, Inpari dan IR-64 terdapat di Kabupaten Kulonprogo.Gabah berdasarkan varietas yang dihasilkan dan dijual petani pada bulan Maret 2023, varietas IR-64 sebesar 46,25%, Inpari sebesar 23,75%, Ciherang sebesar 20,00%, Situ Bagendit sebesar 6,25%, Mekongga dan Pepe sebesar 3,75%.
BACA JUGA : Panen Padi di Lahan Pertanian Terakhir Wirogunan
"Pada bulan Maret 2023, dari 80 observasi di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Kulonprogo, Bantul dan Sleman," katanya.
Terkait Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2023 sebesar 102,14 poin atau turun 0,79% dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 102,96 poin. Penurunan indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh turunnya dua subsektor meliputi tanaman pangan sebesar 2,49% dan perikanan sebesar 0,22%. "Sedangkan tiga subsektor naik meliputi hortikultura sebesar 1,74 persen, perkebunan rakyat sebesar 2,73 persen, dan peternakan sebesar 1,35 persen," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto mengatakan Pemda DIY terus berupaya meminimalisir alih fungsi lahan pertanian. Pasalnya setiap tahun selalu terjadi alih fungsi lahan sekitar 150 hektare per tahun. "Kami sulit untuk membendung karena kepentingan banyak yang lain, kemudian secara normatif sulit untuk dipertahankan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Cabai Rawit Tembus Rp72.700, Telur Ayam Naik Lagi
- Harga Emas UBS Naik Tipis, Galeri24 Tetap Stabil
- Regulasi Baru, Kenaikan UMP 2026 Berpotensi Berbeda di Tiap Daerah
- Kinerja Belanja APBN DIY Capai Rp16,66 Triliun hingga Oktober 2025
- Persaingan Chatbot AI Memanas, Pertumbuhan ChatGPT Mulai Melambat
- Indonesia Tak Lagi Impor Beras Medium pada 2025
- Harga Emas UBS dan Galeri24 Kompak Turun per 7 Desember
Advertisement
Advertisement





