Advertisement

Pangan dan Tarif Transportasi Jadi Pendorong Inflasi April?

Anisatul Umah
Rabu, 26 April 2023 - 18:17 WIB
Abdul Hamied Razak
Pangan dan Tarif Transportasi Jadi Pendorong Inflasi April? Ilustrasi inflasi - ekonomi / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DIY memproyeksikan bakal terjadi inflasi bulan ini, bertepatan dengan momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Inflasi bulan ini didorong oleh pangan dan tarif transportasi untuk kebutuhan mudik lebaran.

Kepala Kantor Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan menyampaikan inflasi pangan di DIY ataupun nasional cenderung meningkat pada HBKN, tapi dengan karakteristik yang berbeda-beda. Secara umum, tingginya permintaan pada komoditas pangan menjadi penyebab utama inflasi di ramadan dan lebaran.

Advertisement

"Secara siklus terjadi lonjakan permintaan komoditas telur ayam menjelang ramadan untuk pemenuhan produksi kue. Adapun menjelang lebaran, komoditas daging ayam dan daging sapi umumnya mengalami inflasi akibat lonjakan permintaan untuk memenuhi kebutuhan perayaan," ucapnya, Rabu (26/4/2023).

Tren kenaikan harga beras juga perlu diwaspadai. Sebab memiliki bobot yang besar dalam penyumbang inflasi pangan DIY. Peningkatan permintaan dalam rangka bulan ramadan serta pembelian beras dari wilayah lain menjadi pendorong inflasi.

Anomali cuaca juga menyebabkan penambahan biaya pengolahan, sehingga menaikan biaya produksi yang berpengaruh terhadap harga jual akhir kepada konsumen. Dari hasil pemantauan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), pasokan di pasaran masih terjaga meski terdapat kecenderungan peningkatan harga yang diperkirakan bersifat temporer.

"Selain komoditas pangan, inflasi HBKN juga didorong oleh kelompok transportasi. Secara siklus, terjadi lonjakan utamanya terhadap transportasi udara pada periode sebelum, saat, dan sesudah lebaran."

BI Kantor Perwakilan DIY sebagai bagian dari TPID DIY melaksanakan berbagai langkah preventif dan mitigasi. Berbagai program unggulan pengendalian inflasi dalam kerangka 4K [menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif] telah dilakukan disertai dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Diantaranya melalui operasi pasar, gelar pangan murah, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog yang kian intensif melalui Segoro Amarto, kios TPID DIY di Pasar Kranggan, Beringharjo dan Prawirotaman yang digunakan sebagai acuan harga pasar komoditas pangan di DIY.

Pemantauan harga bahan pangan pokok di pasar tradisional, distributor, toko swalayan terutama pada H-10 ramadan, H+10 ramadan, dan H+10 lebaran. "Memperkuat KAD [kerjasama antar daerah] baik intra provinsi maupun antar provinsi untuk memenuhi pasokan di DIY, serta sosialisasi secara masif kepada masyarakat dalam mendorong belanja bijak dan diversifikasi pangan yang dilakukan pada setiap operasi pasar dan gelar pasar murah." 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Baliho Menjamur di Jalanan Sleman, Lurah Banyurejo Siap Maju di Pilkada 2024

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement