Advertisement
Pangan dan Tarif Transportasi Jadi Pendorong Inflasi April?

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan DIY memproyeksikan bakal terjadi inflasi bulan ini, bertepatan dengan momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Inflasi bulan ini didorong oleh pangan dan tarif transportasi untuk kebutuhan mudik lebaran.
Kepala Kantor Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan menyampaikan inflasi pangan di DIY ataupun nasional cenderung meningkat pada HBKN, tapi dengan karakteristik yang berbeda-beda. Secara umum, tingginya permintaan pada komoditas pangan menjadi penyebab utama inflasi di ramadan dan lebaran.
Advertisement
"Secara siklus terjadi lonjakan permintaan komoditas telur ayam menjelang ramadan untuk pemenuhan produksi kue. Adapun menjelang lebaran, komoditas daging ayam dan daging sapi umumnya mengalami inflasi akibat lonjakan permintaan untuk memenuhi kebutuhan perayaan," ucapnya, Rabu (26/4/2023).
Tren kenaikan harga beras juga perlu diwaspadai. Sebab memiliki bobot yang besar dalam penyumbang inflasi pangan DIY. Peningkatan permintaan dalam rangka bulan ramadan serta pembelian beras dari wilayah lain menjadi pendorong inflasi.
Anomali cuaca juga menyebabkan penambahan biaya pengolahan, sehingga menaikan biaya produksi yang berpengaruh terhadap harga jual akhir kepada konsumen. Dari hasil pemantauan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), pasokan di pasaran masih terjaga meski terdapat kecenderungan peningkatan harga yang diperkirakan bersifat temporer.
"Selain komoditas pangan, inflasi HBKN juga didorong oleh kelompok transportasi. Secara siklus, terjadi lonjakan utamanya terhadap transportasi udara pada periode sebelum, saat, dan sesudah lebaran."
BI Kantor Perwakilan DIY sebagai bagian dari TPID DIY melaksanakan berbagai langkah preventif dan mitigasi. Berbagai program unggulan pengendalian inflasi dalam kerangka 4K [menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif] telah dilakukan disertai dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Diantaranya melalui operasi pasar, gelar pangan murah, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog yang kian intensif melalui Segoro Amarto, kios TPID DIY di Pasar Kranggan, Beringharjo dan Prawirotaman yang digunakan sebagai acuan harga pasar komoditas pangan di DIY.
Pemantauan harga bahan pangan pokok di pasar tradisional, distributor, toko swalayan terutama pada H-10 ramadan, H+10 ramadan, dan H+10 lebaran. "Memperkuat KAD [kerjasama antar daerah] baik intra provinsi maupun antar provinsi untuk memenuhi pasokan di DIY, serta sosialisasi secara masif kepada masyarakat dalam mendorong belanja bijak dan diversifikasi pangan yang dilakukan pada setiap operasi pasar dan gelar pasar murah."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
- Ini Rencana Penyaluran Kedit BBNI Saat Kantongi Rp55 Triliun Dana Pemerintah
- Pendiri Wings Group, Harjo Sutanto Meninggal Dunia
- Komisi XI Ingatkan Tarik Dana Mengendap di BI Harus Tepat Sasaran
- Jadwal Bus DAMRI Jogja Semarang PP, Tiket Rp70.000
Advertisement

Bupati Sleman Tugaskan OPD Dampingi Kalurahan Kelola Tanah Kas Desa
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Alasan dan Skema Merger Pelita Air dan Garuda
- Modal Asing Rp14,2 Triliun Kabur Pekan Ini
- Ini Rencana Penyaluran Kedit BBNI Saat Kantongi Rp55 Triliun Dana Pemerintah
- Harga Beras Khusus di Ritel Modern Akan Diatur Pemerintah
- Isu Merger dengan Garuda Mencuat, Ini Respons Dirut Pelita Air
- BI Rate Turun, OJK Imbau Bank Sesuaikan Tingkat Bunga Bertahap
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement
Advertisement