Advertisement
Pakaian Dalam Jadi Produk Fesyen Ekspor Tertinggi di DIY, Nilainya Tembus Rp1,8 Triliun

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Produk pakaian dalam aneka jenis menjadi komoditas terbesar produksi di DIY yang memiliki nilai ekspor tertinggi dibanding komoditas lain. Pada 2022, nilai ekspor pakaian dalam produksi DIY mencapai Rp1,8 triliun dari total nilai ekspor DIY yang mencapai Rp8,6 triliun.
Asosiasi Kawasan Berikat DIY yang menaungi perusahaan berorientasi ekspor menyebut setelah pakaian dalam, komoditas ekspor dengan nilai besar lainnya masih berupa produk garmen. “Di bawah pakaian dalam, komoditas ekspor DIY yang punya nilai ekspor besar masih produk garmen,” kata Ketua Asosiasi Kawasan Berikat DIY, Heru K Setiono, Selasa (16/5/2023).
Advertisement
Heru yang bekerja di produksi wig ini menjelaskan dominannya produk garmen DIY yang diekspor sesuai dengan visi Gubernur DIY. “Pernyataan dari Ngarsa Dalem [Sri Sultan HB X] bahwa ingin menjadikan Jogja sebagai Kota Fesyen, tentu ini sesuai dan bisa terus dikembangkan,” jelasnya.
Total ada 20 perusahaan berorientasi ekspor di DIY yang tergabung dalam Asosiasi Kawsan Berikat DIY. “Nilai ekspor paling tinggi itu dari PT. Busana Remaja Argacipata, mereka ada dua tempat di Giwangan dan Klodran, Bantul produksi utamanya pakian dalam aneka merek top dunia,” ternagnya.
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Gerai Fesyen Mulai Diserbu Pengunjung
Heru menyebut kebanyakn negara tujuan ekspor pakian dalam produksi DIY adalah Amerika Serikat dan Eropa. “Kebanyakan investor atau yang punya pabriknya dari India, ada satu pabrik lagi di Kalasan tetapi 2022 kemarin belum operasi, kalau sudah operasi pasti nilai ekspor DIY meningkat lagi,” ujarnya.
Produk pakian dalam yang diproduksi di DIY, jelas Heru, hampir 100% diekspor ke luar negeri. “Memang orientasinya pasar internasional, perushaan di bawah asosiasi kami memang punya keistimewan dimana dipermudah ekspornya,” ucapnya.
Kemudahan perusahan untuk ekspor, lanjut Heru, juga dengan pengurangan pajak bahan baku. “Karena sesuai aturan memang untuk menggenjot nilai ekspornya kemudahnnya dengan diringankan pajak untuk bahan bakunya,” katanya.
Heru berharap kemudahan-kemudahan tersebut dapat dipertahankan agar nilai ekspor DIY juga terus meningkat. “Produksi ini kan juga padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja, semakin sehat iklim ekspornya akan semakin sedikit penganggurannya karena membuka lapangan kerja yang luas,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Shopee Tambah Beban Baru Biaya Transaksi untuk Seller
- Taksi Terbang EHang 216-s Dipamerkan, Raffi Ahmad Ingin Bisa Jadi Opsi Pariwisata Nasional Baru
- 404.192 Badan Usaha Menunggak Bayar ke Pinjol
- Harga Emas Antam Hari Ini, Tetap di Rp1,93 Juta per Gram
- Harga Pangan Hari Ini: Harga Telur hingga Kedelai Naik, Bawang Merah Turun
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jateng dan DIY Masih Jadi Tujuan Utama Wisata, Penjualan Avtur Tumbuh 11% di 2024
- Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Ekspor Indonesia, Menteri Perdagangan: Belum Ada Pengaruh
- Menteri Pertanian Sebut Beras Bersubsidi untuk SPHP Dioplos, Dikemas Ulang dan Dijual Lebih Mahal
- Indomaret Launching Produk UMKM Kulonprogo di 22 Gerai Tomira, Wakil Bupati Belanja Pakai I-Saku
- Ekonom Jogja Minta Agar Konflik Timur Tengah Jangan Dijadikan Alasan Stagnansi Nasional
- Dukung Komitmen Listrik untuk Rakyat, PLN Berikan Edukasi Ketenagalistrikan pada Generasi Muda
- Harga Emas Hari Ini Jumat 27 Juni 2025
Advertisement
Advertisement