Advertisement
Harga Emas Alami Pelemahan Akibat Lonjakan Dolar AS

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Harga emas global melemah pada akhir perdagangan Rabu (28/6/2023) waktu New York, memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut tertekan oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat, setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan isyarat untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Mengutip Antara, Kamis (29/6/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di Divisi Comex New York Exchange tergelincir US$1,60 atau 0,08 persen menjadi ditutup pada US$1.922,20 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.926,10 dan terendah di US$1.911,40.
Advertisement
Emas berjangka merosot US$10 atau 0,52 persen menjadi US$1.923,80 pada Selasa (27/6), setelah naik US$4,20 atau 0,22 persen menjadi US$1.933,80 pada Senin (26/6), dan terangkat US$5,90 atau 0,31 persen menjadi US$1.929,60 pada Jumat (23/6).
Dolar AS menguat pada Rabu (28/6) menyusul komentar dari sejumlah pemimpin bank sentral global, termasuk Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang tidak mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga lain oleh Fed pada pertemuan berikutnya pada Juli.
Ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank-bank sentral di seluruh dunia juga menekan emas. Emas menetap di level terendah sejak 14 Maret.
Berbicara pada sesi kebijakan moneter di Sintra, Portugal, pada Rabu (28/6), Ketua Fed mengatakan dia memperkirakan beberapa kenaikan suku bunga ke depan dan mungkin dengan kecepatan yang agresif.
Powell, berbicara pada konferensi Bank Sentral Eropa (ECB) bersama dengan Gubernur Bank Sentral Inggris Andrew Bailey, Presiden ECB Christine Lagarde dan Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda, mencatat bahwa dua kenaikan suku bunga kemungkinan terjadi tahun ini.
Isyarat lebih lanjut tentang inflasi AS juga akan dirilis minggu ini, dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi untuk Mei akan dirilis pada Jumat (30/6/2023). Indeks adalah pengukur inflasi pilihan Fed, dan diperkirakan akan tetap stabil setelah naik secara tak terduga pada April.
Prospek hawkish pada Fed menjadi pertanda buruk bagi emas, mengingat hal itu mendorong peluang kerugian untuk memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil. Gagasan ini sangat membebani emas sejauh tahun 2023, dengan dolar AS sebagian besar berkinerja lebih baik daripada emas.
Pasar memperkirakan peluang lebih dari 75 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juli, dan kenaikan lain dengan besaran yang sama di akhir tahun.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 6,40 sen atau 0,28 persen, menjadi ditutup pada US$23,084 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober merosot US$9,10 atau 0,97 persen, menjadi menetap pada 924,90 dolar AS per ounce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Upaya OJK DIY Tekan Gap Literasi dan Inklusi Keuangan yang Masih Lebar
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Harga Bahan Pangan Hari Ini Minggu 11 Mei 2025, Bawang Merah Rp39 Ribu hingga Cabai Rpp51 Ribu
- Libur Waisak 2025, KAI Commuter tambah 4 Perjalanan KRL Jogja Solo
- Libur Panjang Waisak, Asita DIY Sebut DIY dan Jawa Tengah Masih Jadi Favorit Wisatawan
- Ada Diskon Tambah Daya 50 Persen dari PLN, Cek Syaratnya
Advertisement