Advertisement
Kunjungan Wisman Diperkirakan Pulih Seperti Sebelum Pandemi, Ini Syaratnya
Suasana Jalan Malioboro saat long weekeng dipadati oleh wisatawan domestik dan mancanegara, Kamis (29/6 - 2023). Harian Jogja/Yosef Leon
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY memproyeksikan kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) akan pulih seperti pra pandemi tahun depan.
Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto mengatakan kunjungan Wisman akan pulih dengan catatan tahun depan kondisi politik aman dan terkendali. "Perkiraan akan pulih di 2024, dengan catatan tahun politik kita aman dan kondusif," ucapnya, Rabu (5/7/2023).
Advertisement
BACA JUGA: GIPI Prediksi DIY Akan Ramai Wisman Beberapa Bulan ke Depan
Saat ini kunjungan Wisman sedang mengalami tren kenaikan. Khususnya Wisman dari Eropa, di mana puncaknya akan terjadi pada Agustus 2023, dan mulai melandai pada September dan Oktober 2023.
"Faktor pendukungnya karena memang masa libur mereka dan kelonggaran regulasi negara mereka dan negara kita," jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada Mei 2023 kunjungan Wisman mencapai 8.160 kunjungan. Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan terjadi peningkatan cukup signifikan 45,92% month to month (mtm) dibandingkan dengan April 2023 sebanyak 5.592 kunjungan.
Secara tahunan atau year on year (yoy) mengalami kenaikan 3.038,46% atau sekitar 31x lipat. Di mana kunjungan tahun lalu baru 260 kunjungan Wisman.
"Jika dilihat perkembangannya, Mei ini merupakan kunjungan tertinggi selama 2023, bahkan selama tiga tahun terakhir," jelasnya.
Jumlah kunjungan Wisman ke DIY selama Januari - Mei 2023 mencapai 27.491 kunjungan. Jauh lebih tinggi dibandingkan 2022 dan 2020. "Tapi kalau dibandingkan dengan 2019 sebelum pandemi Covid-19, tahun 2023 masih lebih rendah," lanjutnya.
BACA JUGA: GIPI Targetkan Kunjungan Wisman Melonjak 40%
Sepanjang Januari - Mei 2023 kunjungan Wisman paling banyak dari Malaysia mencapai 12.020 kunjungan atau 44%. Kedua adalah Singapura sebanyak 3.686 kunjungan dengan andil 13%.
"Tiongkok dan Amerika Serikat 3%, namun jika dilihat pertumbuhan mtm, Malaysia dan Singapura alami kenaikan dibandingkan April lalu. Kebangsaan Malaysia kenaikan 91,50% kemudian Singapura kenaikan 104,61% sebaliknya Tiongkok turun 22,84%," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
- KSPI Perkirakan Kenaikan UMP 2026 Hanya 4-6 Persen
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
Advertisement
Distribusi Pupuk Subsidi di Sleman Dipantau, HET Turun 20 Persen
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- BI Optimistis Pertumbuhan Kredit 2025 Tembus 8 Persen
- Bulog Salurkan 35 Persen Minyakita Langsung ke Pengecer
- Harga Emas Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Melonjak
- Harga Emas UBS & Galeri24 Naik, Simak Update 23 Desember
- Kadin DIY Galang Dana dan Magang untuk Korban Banjir Sumatera
Advertisement
Advertisement




