Advertisement
Kunjungan Wisman Diperkirakan Pulih Seperti Sebelum Pandemi, Ini Syaratnya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY memproyeksikan kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) akan pulih seperti pra pandemi tahun depan.
Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto mengatakan kunjungan Wisman akan pulih dengan catatan tahun depan kondisi politik aman dan terkendali. "Perkiraan akan pulih di 2024, dengan catatan tahun politik kita aman dan kondusif," ucapnya, Rabu (5/7/2023).
Advertisement
BACA JUGA: GIPI Prediksi DIY Akan Ramai Wisman Beberapa Bulan ke Depan
Saat ini kunjungan Wisman sedang mengalami tren kenaikan. Khususnya Wisman dari Eropa, di mana puncaknya akan terjadi pada Agustus 2023, dan mulai melandai pada September dan Oktober 2023.
"Faktor pendukungnya karena memang masa libur mereka dan kelonggaran regulasi negara mereka dan negara kita," jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada Mei 2023 kunjungan Wisman mencapai 8.160 kunjungan. Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan terjadi peningkatan cukup signifikan 45,92% month to month (mtm) dibandingkan dengan April 2023 sebanyak 5.592 kunjungan.
Secara tahunan atau year on year (yoy) mengalami kenaikan 3.038,46% atau sekitar 31x lipat. Di mana kunjungan tahun lalu baru 260 kunjungan Wisman.
"Jika dilihat perkembangannya, Mei ini merupakan kunjungan tertinggi selama 2023, bahkan selama tiga tahun terakhir," jelasnya.
Jumlah kunjungan Wisman ke DIY selama Januari - Mei 2023 mencapai 27.491 kunjungan. Jauh lebih tinggi dibandingkan 2022 dan 2020. "Tapi kalau dibandingkan dengan 2019 sebelum pandemi Covid-19, tahun 2023 masih lebih rendah," lanjutnya.
BACA JUGA: GIPI Targetkan Kunjungan Wisman Melonjak 40%
Sepanjang Januari - Mei 2023 kunjungan Wisman paling banyak dari Malaysia mencapai 12.020 kunjungan atau 44%. Kedua adalah Singapura sebanyak 3.686 kunjungan dengan andil 13%.
"Tiongkok dan Amerika Serikat 3%, namun jika dilihat pertumbuhan mtm, Malaysia dan Singapura alami kenaikan dibandingkan April lalu. Kebangsaan Malaysia kenaikan 91,50% kemudian Singapura kenaikan 104,61% sebaliknya Tiongkok turun 22,84%," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
- Bersiap Impor Minyak dari Amerika Serikat, Pertamina Minta Dukungan Aturan dari Pemerintah
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Konsumsi Pertalite di Jawa Tengah dan DIY Turun 6 Persen
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- eL Hotel Yogyakarta - Malioboro Raih Penghargaan The Top 10% of Hotels Worldwide dalam Tripadvisor Travelers Choice Award 2025
Advertisement
Advertisement