Advertisement

Selain Merugi, Banyak Aset Pertashop di DIY-Jateng Terancam Disita Bank, Ini Tanggapan Pertamina

Anisatul Umah
Selasa, 11 Juli 2023 - 17:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Selain Merugi, Banyak Aset Pertashop di DIY-Jateng Terancam Disita Bank, Ini Tanggapan Pertamina Ilustrasi pertashop merugi. - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJARatusan Pengusaha Pertashop (Pertamina Shop) di Jawa Tengah (Jateng) dan DIY merugi akibat jauhnya disparitas harga Pertamax dan Pertalite sejak April 2022.

Bahkan beberapa pengusaha Pertashop sudah mulai khawatir pada ancaman penyitaan aset akibat tidak sanggup lagi membayar angsuran perbankan.

Advertisement

Menanggapi hal ini Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan saat ini tengah dilakukan pembahasan dan koordinasi.

BACA JUGA: Bisnis Pertashop Mulai Rp250 Juta, Begini Syarat dan Cara Daftarnya

"Terkait audiensi Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng DIY dan Perhimpunan Pertashop Merah Putih Indonesia dengan Komisi VII DPR RI pada, Senin (10/7/2023), PT Pertamina Patra Niaga sedang melakukan pembahasan dan koordinasi terkait hal ini," ucapnya, Selasa (11/7/2023).

Fluktuasi harga BBM non subsidi menjadi salah satu faktor anjloknya penjualan melalui Pertashop. Saat ini, kata  Brasto, Pertamina mendorong Pertashop memperluas bisnis non fuelnya. Sehingga pendapatan pengusaha tidak terpaku pada penjualan BBM saja.

"Sebagian sudah merambah bisnis non fuel, misal tambal ban, minimarket, jasa ekspedisi, outlet LPG non subsidi, rumah makan, kafe, dan sebagainya," jelasnya.

Pertashop pertama kali dikenalkan pada awal 2020. Pertashop digadang-gadang bisa menjadi salah satu solusi yang dihadirkan dalam memeratakan energi khususnya BBM. Terutama diperuntukan untuk daerah-daerah pedesaan atau yang belum terjangkau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

"Ukuran instalasi yang tidak terlalu besar membuat Pertashop mampu menembus pedalaman sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat."

Menurutnya program tersebut didukung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam nota kesepahaman antara Mendagri dengan Dirut PT Pertamina (Persero) untuk mendorong pendirian Pertashop.

"Sejak awal Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO) di mana satu desa atau kecamatan tersedia Pertashop."

BACA JUGA: Pertamax Tak Laku, Pengusaha Pertashop Berharap Bisa Jual Pertalite

Sebelumnya, melansir dari Bisnis.com (Jaringan Informasi Bisnis Indonesia/JIBI), Ketua Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng dan DIY Gunadi Broto Sudarmo mengatakan omzet bulanan yang dihimpun pengusaha turun drastis 90% selama lebih dari setahun. Usai harga Pertamax naik menjadi Rp12.500 per liter pada April 2022, sementara harga Pertalite Rp7.650 per liter.

Omzet atau volume penjualan Pertashop turun menjadi 16.000 liter per bulan, dari sebelumnya bisa mencapai 38.000 liter per bulan pada saat harga Pertamax dipatok Rp9.000 per liter. Adapun, sebagai lembaga penyalur Pertamina skala kecil, Pertashop hanya menjual produk BBM Pertamax dan Dexlite.

"Setelah ada disparitas harga Pertamax dan Pertalite mulai April itu omzet langsung turun drastis, itu di harga [Pertamax] Rp12.500 per liter omzetnya 16.000 liter per bulan, berlanjut ada fluktuasi harga sampai Rp14.500, ada yang Rp13.900 [Pertamax]. Sampai sekarang di harga Rp12.500, omzet Pertashop belum bisa kembali di saat harga Pertamax Rp9.000 dan Pertalite Rp7.650 per liter," kata Gunadi saat audiensi dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (10/7/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Beli Tiket KA Bandara YIA-Stasiun Tugu Jogja, Cek Caranya di Sini

Jogja
| Jum'at, 29 September 2023, 01:27 WIB

Advertisement

alt

Di Coober Pedy, Penduduk Tinggal dan Beribadah di Bawah Tanah

Wisata
| Kamis, 28 September 2023, 20:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement