Advertisement
Selain Merugi, Banyak Aset Pertashop di DIY-Jateng Terancam Disita Bank, Ini Tanggapan Pertamina
Ilustrasi pertashop merugi. - Ist
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ratusan Pengusaha Pertashop (Pertamina Shop) di Jawa Tengah (Jateng) dan DIY merugi akibat jauhnya disparitas harga Pertamax dan Pertalite sejak April 2022.
Bahkan beberapa pengusaha Pertashop sudah mulai khawatir pada ancaman penyitaan aset akibat tidak sanggup lagi membayar angsuran perbankan.
Advertisement
Menanggapi hal ini Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan saat ini tengah dilakukan pembahasan dan koordinasi.
BACA JUGA: Bisnis Pertashop Mulai Rp250 Juta, Begini Syarat dan Cara Daftarnya
"Terkait audiensi Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng DIY dan Perhimpunan Pertashop Merah Putih Indonesia dengan Komisi VII DPR RI pada, Senin (10/7/2023), PT Pertamina Patra Niaga sedang melakukan pembahasan dan koordinasi terkait hal ini," ucapnya, Selasa (11/7/2023).
Fluktuasi harga BBM non subsidi menjadi salah satu faktor anjloknya penjualan melalui Pertashop. Saat ini, kata Brasto, Pertamina mendorong Pertashop memperluas bisnis non fuelnya. Sehingga pendapatan pengusaha tidak terpaku pada penjualan BBM saja.
"Sebagian sudah merambah bisnis non fuel, misal tambal ban, minimarket, jasa ekspedisi, outlet LPG non subsidi, rumah makan, kafe, dan sebagainya," jelasnya.
Pertashop pertama kali dikenalkan pada awal 2020. Pertashop digadang-gadang bisa menjadi salah satu solusi yang dihadirkan dalam memeratakan energi khususnya BBM. Terutama diperuntukan untuk daerah-daerah pedesaan atau yang belum terjangkau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Ukuran instalasi yang tidak terlalu besar membuat Pertashop mampu menembus pedalaman sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat."
Menurutnya program tersebut didukung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam nota kesepahaman antara Mendagri dengan Dirut PT Pertamina (Persero) untuk mendorong pendirian Pertashop.
"Sejak awal Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO) di mana satu desa atau kecamatan tersedia Pertashop."
BACA JUGA: Pertamax Tak Laku, Pengusaha Pertashop Berharap Bisa Jual Pertalite
Sebelumnya, melansir dari Bisnis.com (Jaringan Informasi Bisnis Indonesia/JIBI), Ketua Paguyuban Pengusaha Pertashop Jateng dan DIY Gunadi Broto Sudarmo mengatakan omzet bulanan yang dihimpun pengusaha turun drastis 90% selama lebih dari setahun. Usai harga Pertamax naik menjadi Rp12.500 per liter pada April 2022, sementara harga Pertalite Rp7.650 per liter.
Omzet atau volume penjualan Pertashop turun menjadi 16.000 liter per bulan, dari sebelumnya bisa mencapai 38.000 liter per bulan pada saat harga Pertamax dipatok Rp9.000 per liter. Adapun, sebagai lembaga penyalur Pertamina skala kecil, Pertashop hanya menjual produk BBM Pertamax dan Dexlite.
"Setelah ada disparitas harga Pertamax dan Pertalite mulai April itu omzet langsung turun drastis, itu di harga [Pertamax] Rp12.500 per liter omzetnya 16.000 liter per bulan, berlanjut ada fluktuasi harga sampai Rp14.500, ada yang Rp13.900 [Pertamax]. Sampai sekarang di harga Rp12.500, omzet Pertashop belum bisa kembali di saat harga Pertamax Rp9.000 dan Pertalite Rp7.650 per liter," kata Gunadi saat audiensi dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (10/7/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Rusun ASN Kejati DIY Disebut Jadi Contoh Hunian Vertikal Berkualitas
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini, 8 November
- Ekonomi DIY Tumbuh 5,40 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa
- Daftar Harga Bahan Pangan Hari Ini Sabtu 8 November 2025
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 8 November 2025
- Harga Biodiesel November Naik Jadi Rp14.036 per Liter
- Pakar: Banyak Tol Sepi karena Tarif Mahal dan Salah Perencanaan
Advertisement
Advertisement



