Advertisement
Pertamina Dorong Bisnis Non BBM untuk Pertashop

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) mendorong agar Pertashop juga mengembangkan bisnis non BBM. Misalnya bisnis minimarket, tambal ban nitrogen, jasa ekspedisi, kafe, dan lainnya.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan saat ini ada 140 Pertashop di DIY yang menjual Pertamax dan Dexlite. Bisnis non BBM bagi Pertashop, menurutnya saat ini sedang dikembangkan dan disosialisasikan.
"Pertamina Patra Niaga sedang mengembangkan dan mensosialisasikan agar Pertashop menambahkan bisnis selain non-fuel retail (NFR) atau bisnis non-BBM ritel di dalam Pertashop mereka," ucapnya, Kamis (13/7/2023).
Bisnis non BBM di Pertashop sudah dijalankan oleh salah satu pemilik Pertashop di Caturtunggal, Sleman Kuwat. Ia bercerita, alasannya membuka Pertashop karena di daerahnya belum terdapat SPBU, sehingga banyak masyarakat di sekitarnya cukup kesulitan untuk mendapatkan BBM.
Advertisement
"Sebelum adanya Pertashop, masyarakat di wilayah sini kebanyakan beli BBM di pengecer tidak resmi karena SPBU terdekat sejauh 3 km," tuturnya.
Bisnis Pertashopnya sudah berjalan kurang lebih 1,5 tahun di mana penjualan per harinya sekitar 2.300-2.500 liter. Pembelinya mulai dari kendaraan bermotor hingga mobil. Ia berpandangan masyarakat mulai tertarik dengan bahan bakar yang berkualitas.
Dia memiliki dua modular di Pertashopnya dan juga membuka bisnis non BBM yaitu outlet mini market dan tambal ban nitrogen. "Jadi bisnis minyak adalah padat modal dan risiko tinggi. Saat tentukan bisnis minyak, lokasi harus dikaji. Kedua modal, kalau sudah ada baru dimulai," ucapnya.
Meski ada yang untung, ada juga pengusaha Pertashop yang mengaku buntung. Seperti pengakuan dari Carik Mangunan, Dwi Eko Susanto sekaligus salah satu pemilik Pertashop. Sejak kenaikan harga pada April 2022 lalu dari harga semula Rp9.000 per liter melonjak jadi Rp12.500 per liter, dan kenaikan selanjutnya omsetnya mulai anjlok.
"Dari mulanya Rp800.000 per hari penjualan 800-1.000 liter, setelah kenaikan anjlok tinggal 300-400 liter, naik lagi jadi 14.000 sekian turun lagi omset dan minus," sesalnya.
Ia berharap ada perlakuan khusus bagi Pertashop, misalnya dengan meningkatkan margin menjadi Rp1.500 per liter. Sehingga dengan penjualan 200-300 liter per hari masih bisa menutup operasional."Kami sudah adukan ke Komisi VII, jadi kami iuran setiap Pertashop seikhlasnya untuk berangkat ke Jakarta. Meski belum ada titik terang, minimal sudah kami suarakan sampai pusat."
Pengamat Usul Pertashop Bisa Jualan Pertalite dan Solar
Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi mengusulkan agar Pertashop diberikan izin untuk menjual Pertalite dan Solar seperti di SPBU. Pertashop merugi karena lokasinya yang berada di pinggiran dan hanya menjual Pertamax. Sementara konsumen dari Pertamax berada di daerah perkotaan.
"Jualan hanya Pertamax di lokasi yang pinggiran, konsumen yang menggunakan Pertamax jarang. Marginnya Pertamax juga kecil begitu tidak laku makanya rugi," jelasnya.
Jika izin menjual Pertalite dan Solar diberikan, kemungkinan omset akan naik. Sebab pendapatan yang diharapkan berasal dari omset.
"Kalau jualannya hanya Pertamax maka omsetnya kecil. Solusinya diberikan kesempatan yang sama dengan SPBU lain bisa menjual Pertalite dan Solar," paparnya.
Di sisi lain Pertamina menyarankan agar pengusaha menyasar bisnis lain non BBM. Tapi menurutnya hal tersebut kurang nyambung. Investasi yang dikeluarkan sebelumnya adalah investasi yang berkaitan dengan BBM.
"Kan investasinya terkait dengan pembuatan penyimpanan, kemudian pompa bensin, maka yang paling tepat kalau dipertahankan dia diberikan kesempatan jual Pertalite dan Solar," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Undang-Undang HPP Dimohonkan Uji Materil, PPN 12 Persen Jadi Gugatan di MK
- Bank BPD DIY Sediakan KPR untuk Rumah Bersubsidi, Ini Plafon dan Besaran Cicilannya
- Korban PHK Bisa Dapat 60 Persen Upah Selama Enam Bulan, Ini Komentar Kadin Indonesia
- BPI Danantara Bakal Diluncurkan 24 Februari, Ini Penjelasan Struktur dan Fungsinya
- China Jadi Pasar Ekspor Terbesar Indonesia pada januari 2025, Disusul AS dan India
Advertisement

Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo Akan Gelar Open House Setiap Rabu, Tampung Curhatan Warga
Advertisement

Menikmati Gua-Gua yang Tidak Boleh Dilewatkan saat Berwisata ke Turki
Advertisement
Berita Populer
- Hari Peduli Sampah Nasional, Paguyuban Sinar Mas dan Smartfren Jalankan Aksi Kelola Sampah di Jogja
- Undang-Undang HPP Dimohonkan Uji Materil, PPN 12 Persen Jadi Gugatan di MK
- Kantor Pusat Jepang Tutup Pabrik Sanken Indonesia, Begini Nasib 457 Karyawan
- Iftar Menu Nusantara di Greenhost Boutique Hotel dengan Harga Rp110.000
- Grand Senyum Hotel Hadirkan Promo Senyum Ramadan dengan Sajian Beragam di Dua Venue Eksklusif
- Griya Persada Convention Hotel & Resort Kaliurang Hadirkan Fun-Taste-Tic Iftar, Paket Prasmanan Buka Puasa Ramadan 2025
Advertisement
Advertisement