Advertisement
Iuran Berpotensi Naik pada 2025, Begini Penjelasan Dirut BPJS Kesehatan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron menanggapi soal potensi kenaikan iuran pada 2025.
Dia mengatakan BPJS Kesehatan terus membuat berbagai strategi untuk keberlanjutan pendanaan. “Sejak 2021, BPJS [Kesehatan] belum pernah bicara tentang rencana kenaikan iuran,” kata Ghufron, Kamis (20/7/2023).
Advertisement
Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) sebelumnya mencatatkan keuangan badan publik itu masih aman untuk saat ini. Bahkan iuran peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kemungkinan tidak akan naik sampai 2024, sesuai amanah Presiden Joko Widodo.
Hal tersebut dapat terjadi apabila tidak ada intervensi baru terkait dengan tarif yang dibayarkan BPJS Kesehatan. “Kalau tidak ada intervensi baru, sampai pertengahan 2025 tidak ada peningkatan iuran,” kata anggota DJSN, Muttaqien dalam Public Expose (PE) Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Kesehatan Tahun Buku 2022 di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat Selasa (18/7/2023).
BACA JUGA: Banyak Peserta BPJS Kesehatan Nunggak Iuran karena Kesulitan Ekonomi
Dengan demikian ada kemungkinan kenaikan iuran setelahnya. Terlebih pihaknya mengidentifikasi BPJS Kesehatan ada potensi defisit Rp11 triliun pada awal semester II/2023. “Agustus-September [2025] ada defisit dana BPJS kesehetan, ada sekitar Rp11 triliun. Jadi, sebelum itu tentu kami perlu lakukan persiapan sebelum defisit [supaya] tidak seperti sebelumnya. [Jadi] 2025 [kemungkinan ada penyesuaian iuran],” katanya.
Kendati demikian, dia masih belum mengetahui terkait dengan berapa persen kenaikan iuran tersebut. Pihaknya juga memiliki target ada 3.083 RS yang dikontrak pada 2024.
BPJS Kesehatan mencatatkan surplus aset neto alias aset bersih pada Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan senilai Rp56,51 triliun pada 2022. Perolehan aset bersih itu meningkat 45,79 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni Rp38,76 triliun.
Posisi tersebut membaik dibandingkan periode akhir Desember 2020. Dibandingkan dengan periode 2020, aset neto DJS Kesehatan masih mencatatkan nilai defisit atau negatif Rp5,69 triliun.
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Jadwal Bus Malioboro ke Parangtritis Kamis 18 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Merger Pelita Air dan Garuda, Begini Tanggapan CEO Danantara
- Impor Komoditas Etanol Akan Dibatasi, Ini Tujuannya
- Kucuran Rp200 Triliun Himbara Perlu Diimbangi Kemudahan Usaha
- Harga Jual Emas Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Kompak Naik
- Jelang Merger, Pelita Air Buka Rute Singapura-Jakarta Kelas Premium
- Kendalikan Konsumsi, Ekonom UGM Usul Cukai Rokok Sebaiknya Naik
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
Advertisement
Advertisement