Advertisement
Perekonomian Indonesia Kuartal II Tahun Ini Lebih Kuat dari Perkiraan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kondisi perekonomian Indonesia pada kuartal II tahun ini disebut lebih kuat dari perkiraan. Hal ini diutarakan Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman.
“Memang kondisi perekonomian dunia sekarang masih menantang, dalam arti nilai perdagangan barang di dunia ini telah mengalami kontraksi. Kontraksi ini terjadi bukan hanya karena harga komoditi yang lebih rendah dari tahun lalu, tapi juga ada tren bahwa belanja konsumen di seluruh dunia pasca-Covid-19 cenderung diarahkan pada belanja di sektor jasa, relatif terhadap sektor-sektor barang,” ujar Helmi dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (10/8/2023).
Advertisement
Tantangan global lainnya adalah realisasi pemulihan perekonomian China setelah kebijakan zero policy di negara tersebut yang telah berakhir, lebih lemah dari perkiraan semula, terutama sektor properti di China sempat pulih beberapa bulan sejak awal 2023, tetapi kembali melemah. Sejauh ini, impor besi baja China secara year on year (yoy) masih negatif.
Tantangan tersebut membuat volume ekspor Indonesia mengalami penurunan, tetapi tidak terlalu dalam. Sejumlah sektor berorientasi ekspor yang cukup terdampak tantangan global yaitu sektor tekstil, sepatu, dan mebel yang mengalami pertumbuhan negatif yoy.
“Namun, ekspor Indonesia untuk nikel, terutama nikel yang kita sebut nikel kelas 1, yang ini digunakan sebagai input untuk baterai mobil listrik, itu masih meningkat seiring dengan kenaikan kapasitas produksi dalam negeri,” ucap dia.
Selanjutnya, ekspor otomotif Indonesia disebut juga mengalami kenaikan karena ditopang peningkatan kapasitas pelabuhan ekspor otomotif.
BACA JUGA: Threads Punya Fitur Baru, Bisa Upload via DM Instagram
“Selain itu, kita juga masih melihat ekspor untuk hasil industri seperti industri kertas, terutama ke Eropa, ini juga masih meningkat akibat menurunnya produksi kertas di Eropa karena proses produksinya membutuhkan intensitas energi yang tinggi dan ketersediaan gas di sana terbatas,” katanya.
Di sisi permintaan domestik, terlihat sektor konstruksi ada peningkatan karena ditopang momentum konstruksi infrastruktur pemerintah, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Konsumsi masyarakat pada kuartal II/2023 turut pulih dan sudah kembali ke level 5% yoy seperti sebelum COVID-19 berkat pemulihan mobilitas masyarakat setelah pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, serta penurunan tingkat inflasi.
“Ke depan, kami melihat bahwa untuk konsumsi masyarakat, seharusnya ini bisa ditopang dalam waktu dekat oleh berbagai belanja pra pemilu sebelum Pemilihan Umum 2024,” ungkap Helmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Di Pasar Beringharjo Kini Ada Layanan KB Pemasangan Kontrasepsi Gratis, Cek Jadwalnya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
- Hingga Maret 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp4,66 Triliun
Advertisement