Advertisement
Wisatawan Mulai Pertanyakan Tumpukan Sampah di DIY

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut masalah sampah telah mulai berdampak ke sektor pariwisata.
BACA JUGA: Pemda DIY Terima Tawaran IKEA Soal Sampah Plastik
Advertisement
Beberapa wisatawan mulai menanyakan perihal sampah yang semakin mudah ditemukan di jalan-jalan Jogja.
Ketua GIPI DIY, Bobby Ardianto mengatakan masalah sampah yang belum kunjung rampung ini membuat citra wisata DIY menjadi negatif. Wisatawan sekarang menjadikan Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan) (CHSE) sebagai bagian dari gaya hidup selepas pandemi.
"Kalau progress pengelolaan sampah ini tidak segera terselesaikan, tentunya kami bisa melihat bersama beberapa daerah lain yang mengalami kejadian sama, menjadikan mereka juga lambat laun akan ditinggalkan oleh wisatawannya," paparnya, Rabu (16/8/2023).
Semua pihak mesti terlibat dalam pengelolaan sampah ini. Dari sisi industri dan rumah tangga sebagai produsen sampah wajib memilah sampah organik dan anorganik. Sebab, kata Bobby, masalah sampah adalah masalah personal. Sehingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya mengelola residu saja.
"Pastikan distribusi sampah yang sudah terpisah di bawa dan terdistribusi secara terpisah pula. Meskipun upaya pengelolaan sampah organik wajib dilakukan di rumah tangga masing-masing seperti program Dirjo Pemkot dilakukan [gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori]."
Dia berharap Kabupaten/Kota serius dalam melakukan pengelolaan sampahnya. Memastikan kebijakan pengelolaan di atas terimplementasi. "[Wisatawan] mempertanyakan iya [perihal sampah]," lanjutnya.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo mengatakan, sampah ini masih menjadi perhatian bersama hingga saat ini. Menurutnya tumpukan-tumpukan sampah yang ada di jalanan membuat buruk citra Jogja sebagai destinasi wisata.
"Bulan Agustus ini okupansi anjlok dibandingkan Juni, Juli. Saat ini okupansi rata-rata kisaran 20% sampai 45%. Sangat jauh dari target, kami target 70%. Ada beberapa tamu asing dan wisatawan nusantara [mempertanyakan perihal sampah]," paparnya.
Dia berharap penanganan sampah ini bisa segera mendapatkan solusi. PHRI DIY juga telah mengeluarkan imbauan kepada anggota untuk melakukan beberapa hal, di antaranya:
1. Memberikan diskon khusus kepada customer/tamu yang membawa tempat makan sendiri (take away).
2. Melakukan kampanye untuk mengurangi sisa makanan dengan cara gerakan bijak dalam mengambil makanan.
3. Seluruh anggota PHRI DIY dapat melakukan pengelolaan sampah secara mandiri atau bekerjasama dengan pihak lain yang sudah punya pengelolaan sampah, baik perusahaan atau warga sekitar.
"Kami berharap penanganan sampah ini bisa segera ada solusi, tidak usah menunggu bulan September, PHRI sudah mengeluarkan surat untuk anggota dalam penanganan sampah saat ini," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Nilai Investasi Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia Tembus Rp15,1 Triliun
- Asosiasi E-Commerce Diajak untuk Mencegah Perdagangan Ilegal Satwa Liar
- Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun
- Pengin Menabung di Deposito? Berikut Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru
Advertisement

Polda DIY Naikkan Status Kasus Dugaan Mafia Tanah Yang Menimpa Mbah Tupon ke Tahap Penyidikan
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Tak Ingin Ada Diskriminasi Usia dalam Rekrutmen Tenaga Kerja, Menaker Bakal Sisir Aturan Batasan Usia
- Pemerintah Pusat Siapkan Inpres Infrastruktur untuk Bantu Daerah
- Setoran Dividen BUMN untuk APBN Dialihkan ke Danantara, Kementerian Keuangan Putar Otak
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Turun Hari Ini 9 Mei 2025
- Harga Pangan Hari Ini 9 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
- BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
- Hingga Maret 2025, Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp4,66 Triliun
Advertisement