Advertisement
Pertamax Bakal Disubsidi, Pakar: Kalau Tujuannya Tekan Polusi, Kurang Pas!
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi mengatakan rencana pemberian subsidi untuk BBM jenis bensin RON 92 atau Pertamax guna menekan emisi di sektor transportasi kurang tepat. Pasalnya, Pertamax belum termasuk sebagai BBM standar yang ramah lingkungan.
Sesuai standar, kata dia, EURO 4 (RON 95-98) seperti Pertamax Turbo adalah BBM yang masuk dalam kategori ramah lingkungan. Sehingga jika tujuan subsidi Pertamax untuk mencapai BBM ramah lingkungan, maka target tersebut belum tercapai.
Advertisement
"Kalau agar masyarakat pindah ke bensin ramah lingkungan menurut saya kurang tepat. karena RON 92 ini belum termasuk standar ramah lingkungan," ucapnya, beberapa hari lalu.
Jika subsidi diberikan ke Pertamax, menurutnya bisa menekan disparitas harga dengan Pertalite yang memiliki nilai subsidi cukup besar. Apabila disparitas harganya tidak terlalu tinggi masyarakat akan pindah ke Pertamax dengan sukarela.
"Kalau selisih harga enggak terlalu tinggi konsumen akan sukarela kok pindah ke Pertamax karena Pertamax kualitasnya lebih baik dari Pertalite. Tetapi kalau tujuannya agar pindah ke kriteria ramah lingkungan, tidak tepat," ujar dia.
BACA JUGA: Harga BBM Naik untuk yang Nonsubsidi
Selain itu, komitmen pemerintah dalam membatasi pembelian Pertalite, menurut dia, juga tidak tegas. Sebab pembatasan menggunakan aplikasi tidak semua orang bisa mengaksesnya.
"Pemerintah mau membatasi Pertalite agar tepat sasaran, atur saja yang boleh beli Pertalite adalah sepeda motor, angkutan andong, barang, dan orang. Di luar itu harus pindah ke Pertamax," ucap dia
Melansir dari Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji opsi pemberian subsidi Pertamax.
Opsi ini sebagai salah satu upaya untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan BBM dengan nilai oktan lebih tinggi yang rendah emisi.
Sekjen Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan hal itu dilakukan terkait peningkatan kualitas BBM guna menekan polusi udara, khususnya di Jakarta.
Secara teknis, kata Dadan, semakin tinggi angka oktan BBM maka akan semakin bagus pembakarannya sehingga emisi yang dihasilkan dari penggunaan BBM tersebut akan semakin sedikit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Minggu 28 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Petani Cabai Cilacap, Menjadi Raja Atas Hasil Panennya
- Rasane Vera, Menghijaukan Gunungkidul dengan Lidah Buaya
- Banyak BPR Bangkrut, Ini Upaya Pengawasan dari OJK DIY
- Pakuwon Beberkan Harapan Besarnya untuk Kepemimpinan Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Harga Bitcoin Mungkin Tembus US$100.000 pada Akhir Tahun
- Ini Tanggapan Bankir Atas Kenaikan BI Rate Jadi 6,25%
- PLN Dukung Penuh Gelaran PLN Mobile Proliga 2024
Advertisement
Advertisement