Advertisement
DPR Minta Buka Impor Jagung karena Pakan Ternak Mahal, Mentan Malah Tambah Impor Gandum

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Harga pakan ternak yang terus melonjak diantisipasi dengan menyubstitusi impor jagung dengan gandum. Sebaliknya, volume impor gandum terus terkerek.
Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengatakan bahwa para peternak rakyat telah mengeluhkan harga pakan jagung yang terus naik. Menurutnya, fasilitasi pendistribusian jagung dari sentra produksi ke sentra peternakan tidak efektif menekan harga jagung di peternak.
Advertisement
Di sisi lain, Sudin mengkhawatirkan impor gandum pakan cenderung melonjak. Adapun saat ini impor gandum sebagai substitusi pakan sudah mencapai 20%-30%.
Seiring volume impor gandum terus meningkat, dikhawatirkan bakal menekan harga jagung di petani. Padahal, menurut Sudin harga gandum impor tidak jauh beda dengan harga jagung impor yang sudah berada di kisaran Rp5.000 per kilogram.
"Kalau memang jagungnya kurang ya jagungnya diimpor, bukannya penambahan itu [impor gandum pakan]," tutur Sudin dalam rapat kerja dengan Menteri Pertanian, Rabu (13/9/2023).
BACA JUGA: Bangunan Olahan Pakan Ternak dan Produksi Pakan Ikan Mandiri di Turi Diresmikan
Merespons hal tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membeberkan alasan harga jagung pakan masih mahal.
Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga jagung pakan di tingkat peternak sebesar Rp6.790 per kilogram. Harga tersebut telah jauh melampaui harga acuan pembelian (HAP) yang ditetapkan dalam Perbadan No.5/2022 sebesar Rp5.000 per kilogram.
"Memang antara sentra jagung dan sentra peternakan beda. Ada di Blitar [peternakan], di Sulawesi [sentra jagung], itu ada logistiknya ada transportasinya, harus ditata lagi," ujar Syahrul saat ditemui di Gedung DPR-RI, Rabu.
Selain itu, menurut Syahrul tingginya harga jagung juga terjadi beriringan dengan kenaikan harga pangan global. Kendati demikian, ihwal opsi impor jagung, Syahrul mengklaim produksi masih bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri. Adapun Kementan menargetkan produksi jagung tahun ini sebesar 23 juta ton dengan kadar air 27%.
"Sistem ini harus kita tata lagi. Banyak faktor yang bikin harga tinggi jagung ada perdagangan ada kemampuan daerah mengelola, tentu saat ini kita tidak saling menyalahkan," katanya.
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 404.192 Badan Usaha Terjerat Kredit Macet Ke Pinjol, Naik Tajam
- Bank Syariah Matahari Milik Muhammadiyah Incar BPRS di Jogja untuk Merger
- Akhir Libur Sekolah, Sejumlah Tol Jasa Marga Diskon 20 Persen hingga 13 Juli 2025, Ini Daftarnya
- Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY
- Kementerian PKP Tegaskan Regulasi Rumah Bersubsidi Kembali ke Versi 2023
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hingga Juli 2025 Sebanyak 2.495 Pekerja di DIY Terkena PHK
- Pesan Menteri Nusron dalam Forum Pembangunan Wilayah di Sulteng: Tata Ruang Harus Ketat demi Jaga Ketahanan Pangan
- Rapim Semester I, Menteri Nusron Minta Jajaran Evaluasi Tunggakan dan Layanan Elektronik
- Buka Dealer Baru di Jogja, Aion Hadirkan 3 Mobil Listrik Andalan
- Kementerian Pertanian Sebut 212 Produsen Beras Berbuat Curang, Polri Segera Bertindak
- Masih Ada Diskon Tiket Kereta Api Sebesar 30 Persen hingga Akhir Juli 2025
- Pemerintah Salurkan Beras Bersubsidi Program SPHP, Dijual dengan HET Rp12.500 per Kg untuk Pulau Jawa
Advertisement
Advertisement