Advertisement
Banyak Mahasiswa Terjerat Pinjol, Begini Masukan Kampus untuk Pemerintah
Ilustrasi pinjol / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pinjaman online (pinjol) bisa menjerat siapa saja, termasuk mahasiswa. Akses mudah, cepat cair, dibarengi kebutuhan gaya hidup yang tinggi membuat banyak mahasiswa memanfaatkan akses pinjaman ini dan akhirnya terjerat Pinjol dengan bunga yang tinggi.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito mengatakan meski di UGM belum ada pelaporan tetapi gejala jeratan pinjol ke mahasiswa sudah ada. Oleh karena itu, pinjol tetap akan menjadi perhatian serius oleh UGM.
"Kami sedang investigasi case ini, kan gak bisa hanya ditangani kampus tetapi juga negara. Kalau mencegah, kami lakukan dengan edukasi dan mencari solusi jalan keluarnya. Harus ada yang tangani dan ada pelaporan," paparnya, Kamis (14/9/2023).
Advertisement
Menurutnya perlu ada rekomendasi strategis baik dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau lembaga lainnya yang relevan. Guna membuat kebijakan pencegahan. Sebab mahasiswa yang terjerat pinjol belum tentu mau melapor.
Jeratan pinjol menjadi masalah serius. Edukasi perlu gencar dilakukan untuk pencegahan. Mahasiswa perlu diberikan pemahaman agar jangan sampai terjerat Pinjol, sebab resikonya besar.
Bahkan, kata dia, perlu adanya kerja sama antarperguruan tinggi, jika banyak mahasiswa yang menjadi korban. Pinjol, kata Arie, seolah-olah membantu, padahal hal itu merupakan jeratan baru.
"Ini adalah policy nasional yang sebenarnya pinjol ini rentan dengan bunga yang tinggi. Ini bisa membuat mahasiswa mengalami depresi, tekanan luar biasa. Kalau kena itu [pinjol] ini nanti menyangkut pada studi mereka," ucap dia.
Soal kasus dan laporan, dia mengaku sejauh ini belum ada. Jika perlu, pihaknya akan melibatkan organisasi mahasiswa karena ini menyangkut pada kerentanan mahasiswa.
BACA JUGA: Puluhan Mahasiswa UMY Terjerat Pinjol, Ini Pesan Pakar dan OJK DIY
Senada, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Al Makin menyampaikan sejauh ini tidak ada catatan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang terjerat Pinjol. Namun, sosialisasi telah dilakukan sejak masa Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). "Kami sosialisasi selama PBAK dan Sospem [Sosialisasi Pembelajaran]. Jangan sampai terjerat pinjol," ucapnya.
Begitu pula dengan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid yang mengaku sampai saat ini belum adanya aduan mahasiswa terkait jeratan pinjol. Kampanye pencegahan kepada mahasiswa terus dilakukan oleh pihak universitas sejak akhir tahun lalu.
Dia menjelaskan setidaknya ada empat poin dari kampanye yang disampaikan kepada mahasiswa. Pertama, berhati-hati terhadap segala penawaran dan jangan klik tautan yang dikirim melalui SMS/WA/surelsecara sembarangan. Kedua, hindari pinjaman online yang meminta akses seluruh data pribadi.
Ketiga, berhati-hati terhadap modus Pinjol ilegal yang menyerupai logo/nama tekfin P2P lending legal. Dan terakhir pastikan tekfin yang dipilih legal terdaftar di OJK dan bersertifikasi Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). "Kami menyediakan layanan konseling untuk mahasiswa, masalah pinjol tidak bisa dilepaskan dengan kesehatan mental juga pagi penggunanya. Sampai saat ini tidak ada aduan di UII terkait Pinjol," ungkapnya.
Sementara itu, Kaprodi S3 Ilmu Ekonomi FEB UGM, Catur Sugiyanto menyampaikan penyebab mahasiswa terjerat Pinjol salah satunya adalah pola konsumsi atau belanja yang melebihi kemampuan. Godaan hidup berlebihan difasilitasi kemudahan sistem belanja online dan kredit, ditambah fasilitas tempat belanja serta tempat menongkrong.
Mahasiswa perlu didampingi tidak hanya sekedar sosialisasi. Pihak perguruan tinggi juga perlu memperbanyak kegiatan positif sehingga terhindar dari perilaku konsumtif. "Baik kelompok studi/kajian, olahraga, camping, seni. Perlu difasilitasi oleh kampus dan keluarga mahasiswa daerah [asrama-asrama daerah]. Mahasiswa perlu didorong aktif di organisasi ekstra di kampusnya atau di lokal," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
- KSPI Perkirakan Kenaikan UMP 2026 Hanya 4-6 Persen
- Penundaan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dinilai Tepat
- Promo Libur Nataru Pertamina: BBM, Bright Gas, dan Hotel Patra Jasa
Advertisement
MBG DIY Libatkan Lumbung Mataraman Bisa Jadi Contoh Nasional
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- BI Optimistis Pertumbuhan Kredit 2025 Tembus 8 Persen
- Bulog Salurkan 35 Persen Minyakita Langsung ke Pengecer
- Harga Emas Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Melonjak
- Harga Emas UBS & Galeri24 Naik, Simak Update 23 Desember
- Kadin DIY Galang Dana dan Magang untuk Korban Banjir Sumatera
Advertisement
Advertisement




