Advertisement

Stok Menipis, Harga Cabai Naik Gila-gilaan Akhir Tahun Ini

Dwi Rachmawati
Senin, 30 Oktober 2023 - 16:27 WIB
Arief Junianto
Stok Menipis, Harga Cabai Naik Gila-gilaan Akhir Tahun Ini Ilustrasi petani cabai di Gadingsari, Sanden, Bantul memanen cabai di lahan pertaniannya. - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Harga komoditas cabai diprediksi naik signifikan pada akhir tahun. Hal itu lantaran pasokan yang mulai menipis.

Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid mengakui harga cabai saat ini, terutama cabai rawit merah telah melonjak signifikan.

Advertisement

Bahkan berdasarkan pantauannya, harga konsumen untuk cabai rawit merah di pasar ecer wilayah Depok, Jawa Barat telah menyentuh Rp100.000 per kilogram.

"Sebelumnya, di Depok saya cek harga end user sudah mencapai Rp100.000 [per kilogram], kalau di Pasar Induk Kramat Jati sekitar Rp80.000-Rp85.000 [per kilogram]," ujar Hamid, Senin (30/10/2023).

Sementara menyitir data panel harga pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga cabai rawit merah secara nasional per hari ini 30 Oktober 2023 telah naik 2,56% menjadi Rp64.970 per kilogram. Begitu juga dengan harga cabai merah keriting naik 3,6% menjadi Rp50.120 per kilogram.

Hamid membeberkan, kenaikan harga cabai saat ini tidak lepas dari pasokan yang mulai menipis.

Menurutnya, stok cabai rawit merah sulit didapat. "Beberapa daerah sudah mulai kosong, untuk daerahnya sendiri saja enggak cukup, jadi enggak dikirim ke Jakarta lagi," kata Hamid.

Adapun faktor yang menyebabkan pasokan cabai rawit merah berkurang, mulai karena rendahnya produktivitas di tengah kekeringan akibat El Nino, hingga tingkat serangan hama penyakit yang lebih tinggi.

Hamid pun memproyeksikan adanya risiko harga cabai rawit akan terus melonjak hingga akhir tahun.

Sementara pasokan cabai rawit merah di Pulau Jawa menipis, Hamid memperkirakan wilayah Sulawesi Selatan justru masih memiliki banyak stok tanaman cabai rawit merah.

Namun, distribusi cabai dari wilayah surplus ke defisit juga menuai tantangan. "Jadi memang pasokan cabai rawit merah sudah mulai berkurang, berbeda dengan cabai merah besar dan cabai merah keriting di daerah Jawa Timur sudah ada sedikit hujan dan penanamannya banyak seperti di Banyuwangi, Lumajang, dan Gresik," ujar dia.

BACA JUGA: Harga Beras, Telur, hingga Cabai Naik

Hamid pun berharap agar pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian bisa membuat solusi untuk memecahkan persoalan cabai yang menahun ini. Pemerintah harus serius meningkatkan produksi cabai petani dengan melibatkan seluruh pihak.

"Kementan harus memecahkan masalah petani, mulai dari masalah saat ini yakni air, kesuburan lahan. Bagaimana pemerintah bisa membantu meningkatkan produksi dan menurunkan biaya petani cabai," ujar dia.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto mengakui penurunan produksi menjadi salah satu penyebab harga cabai mulai terkerek naik. Meskipun kenaikan harga cabai dianggap musiman dan hampir terjadi setiap tahun, tetapi adanya fenomena El Nino disebut memperparah gejolak pasokan dan harga cabai.

Adapun sebagai upaya mengatasi gejolak pasokan dan harga cabai, Prihasto menuturkan, pihaknya juga akan mendorong penanaman cabai di akhir tahun ini.

Dia menyebut, sejak 2 bulan lalu Kementan telah menyiapkan 80 juta bibit cabai untuk segera ditanam oleh petani di 38 provinsi.

Adapun bibit cabai yang telah disiapkan mencakup cabai rawit merah, cabai besar termasuk cabai merah keriting. "Untuk target kurang lebih hampir 80 juta benih cabai bisa ditanam di kurang lebih sekitar 4.000-5.000 hektare," kata Prihasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harian Jogja Jumat 17 Mei 2024, Update Tol Jogja Solo, Dampak Pelarangan Study Tour ke Jogja hingga Koruptor Ditangkap

Jogja
| Jum'at, 17 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta

Wisata
| Senin, 13 Mei 2024, 15:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement