Advertisement
BI Optimistis Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Terus Berlanjut

Advertisement
JOGJA—Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 kembali digelar di Kantor Pusat BI dan serentak di berbagai Kantor Perwakilan BI, termasuk BI DIY pada Rabu (29/11/203) malam. Pertemuan ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Kabinet Indonesia Maju, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), hingga para bankir.
Presiden Joko Widodo menyampaikan saat ini dunia sedang tidak baik-baik saja. Banyak isu
Advertisement
Tensi geopolitik global juga meningkat tanpa bisa diprediksi, seperti perang Ukraina, dan Gaza.
Jokowi juga menyoroti kondisi perubahan iklim yang dampaknya semakin dirasakan. Produksi pangan menurun dan ada 22 negara yang membatasi ekspor pangan. "Dulu saat kita impor beras, semua negara menawarkan stok. Sekarang 22 negara menghentikan ekspor dan membatasi ekspor pangan. Tapi alhamdulillah dan patut disyukuri, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh dan stabil yakni di kisaran lima persen," kata Presiden.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan dunia memang sedang bergejolak, adanya perang dagang AS-China, perang Rusia-Ukraina, dan kini Israel-Palestina. Fragmentasi geopolitik berdampak
Gejolak global berdampak negatif ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini perlu disikapi
Melalui sinergi yang apik diharapkan ekonomi Indonesia 2024-2025 akan menunjukkan ketahanan
Kemudian, inflasi ditargetkan akan tetap terkendali di 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025. Melalui berbagai upaya seperti konsistensi kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, serta kuatnya
Kedua, potensi tekanan inflasi domestik yang tinggi, khususnya dari sisi suplai dari komoditas
"Berdasarkan hasil kinerja ekonomi DIY, sepanjang 2023 ini kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY pada akhir tahun akan tetap resilience pada range 4,6 persen hingga 5,4 persen [year-on-year/yoy]. Pertumbuhan ekonomi ini juga diperkirakan akan berlanjut pada 2024 yang akan memasuki range 4,8 persen hingga 5,6 persen yoy," ucapnya.
Ada tiga rekomendasi untuk memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi DIY, di antaranya perlu penguatan lapangan usaha utama untuk menjaga resiliensi ekonomi DIY. Pariwisata sebagai urat nadi perekonomian DIY perlu dioptimalkan seiring dengan pembangunan jalan tol untuk menciptakan quality tourism.
Kemudian memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam merumuskan langkah antisipatif pengendalian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement

Putusan MK Pisahkan Pemilu dan Pilkada, PDIP Kota Jogja Soroti Substansi Demokrasi
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- TikTok Akan Dibeli Orang Kaya di AS, Begini Respons Pemerintah China
- Kelola Sampah Sepenuh Hati, Bisnis Hotel Semakin Berseri
- Semarakkan Liburan Sekolah, MORAZEN Yogyakarta dan Waterboom Jogja Gelar Lomba Mewarnai
- Update! Harga Bahan Pangan Selasa 1 Juli 2025
- Pakar Energi UGM Sebut Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Sudah Tepat
- Astra Motor Yogyakarta Ajak Honda Community Riding Santai Malam Hari
- Inflasi Juni 2025 Capai 0,19 Persen, Harga Beras hingga Cabai Jadi Biang Kerok
Advertisement
Advertisement