Advertisement

Bank di Sekolah Tumbuhkan Kebiasaan Menabung

Media Digital
Jum'at, 15 Desember 2023 - 10:07 WIB
Arief Junianto
Bank di Sekolah Tumbuhkan Kebiasaan Menabung Icha Nofiana, siswi kelas 11 jurusan Akuntansi sedang melayani nasabah di D'Kokap Mini Bank, SMK Negeri 1 Kokap pada Jumat (1/12/2023). - Harian Jogja

Advertisement

Perbukitan Menoreh basah. Hujan deras sempat turun pada Jumat (1/12/2023) pagi. Udara sekitar lembab. Jalan menanjak berangkal batu berwarna gelap di Selo Timur, Kalurahan Hargorejo, berujung pada sebuah sekolah: SMK Negeri 1 Kokap.

Siang itu, suasana sepi. Hanya ada suara azan Jumat mendegam. Beberapa menit kemudian, dua guru perempuan datang dari lorong sekolah.

Advertisement

Mereka masuk ke Teaching Factory (Tefa). “Kerja sama dengan Bank BPD sudah dimulai ketika MPLS [Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah]. Jadi di situ ada literasi perbankan. Mereka memberikan sosialisasi dan workshop tentang perbankan. Di situ juga disampaikan program Laku Pandai dari OJK. Ada program Satu Pelajar Satu Rekening. Kami kemudian menangkap peluang dengan ngobrol bersama BPD DIY. Akhirnya muncul ide bank mini,” kata Caecilia Luppi Satesti, Kepala SMKN 1 Kokap di kantornya, Jumat.

Bank Mini tersebut menjadi bagian dari Teaching Factory. Dalam Panduan Pelaksanaan Teaching Factory Kemendikbud, Tefa didefinisikan sebagai suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.

Nama bank mini tersebut adalah D’Kokap Mini Bank yang dioperasikan oleh siswa Jurusan Akuntansi secara bergiliran. Apabila masuk ruang itu, nasabah seperti berada di sebuah bank pada umumnya. Setting ruang dibuat sama persis.

Namun, petugas yang menjaga seperti teller dan customer service mengenakan seragam sekolah. “Tempat dan properti memang di-setting sama dengan Bank BPD. Jadi anak-anak mengalami pembelajaran langsung sesuai kondisi dan situasi dunia industri. Menurut saya itu jadi nilai plus karena dapat mengalami langsung, termasuk apabila ada salah hitung mereka harus meneliti dan mengecek ulang,” katanya.

Kerja sama dengan Bank BPD DIY untuk pembukaan bank mini di Kulonprogo baru dilakukan di SMKN 1 Kokap. Luppi yakin D’Kokap Mini Bank akan semakin berkembang menyesuaikan perkembangan zaman.

Dia memiliki bayangan bahwa Tefa SMKN 1 Kokap akan dikembangkan menjadi tecnopark. Dalam satu ruang terdapat aktivitas sesuai dengan jurusan yang ada dan terintegrasi. Luppi juga memiliki harapan agar SMKN 1 Kokap memiliki showroom untuk memamerkan produk-produk tiap jurusan termasuk jurusan perhotelan dengan food and beverage product.

Adaptasi dengan Industri

Dia menceritakan situasi dan kondisi dunia kerja saat ini. Menurut Luppi banyak lowongan yang dibuka oleh industri. Namun, masih ada pencari kerja yang tidak lolos karena kualitas sumber daya manusia (SDM) tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

“Dunia kerja sebetulnya banyak lowongan. Tapi pencari kerja yang bisa memenuhi kriteria pencari kerja yang masih kurang. Sebab itu, [D’Kokap Mini Bank] ini menjadi upaya sekolah untuk selalu meng-upgrade kualitas SDM agar siswa memenuhi kriteria,” ucapnya.

Dari dalam ruangan D’Kokap Mini Bank, langit gelap. Air conditioner (AC) membuat ruang kaca berembun.

Di ruang tersebut duduk seorang guru akuntansi bernama Maryati. Dia menceritakan pengalaman yang sempat membuat petugas D’Kokap Mini Bank berkeringat basah. “Siswa yang jaga pernah panik. Mereka bingung karena ada selisih kas. Artinya harus ada penggantian kas sebesarRp1 juta. Ternyata ada kesalahan dalam menulis angka. Setor Rp3 juta tapi ditulis Rp2 juta,” kata Maryati.

Melalui pengalaman tersebut, siswa akan paham mengenai pentingnya ketelitian dan tanggung jawab. Selain itu mereka mengalami secara nyata bagaimana situasi dan kondisi apabila ada selisih kas atau kekeliruan dalam penghitungan.

Di ruang kelas, mereka hanya mendapatkan teori. Hal menarik lain dengan adanya D’Kokap Mini Bank adalah adanya perubahan kebiasaan siswa. Maryati menceritakan ada satu siswa yang setiap hari menabung.

Padahal sebelumnya siswa tersebut tidak memiliki kebiasaan menabung. D’Kokap Mini Bank mendekatkan dan membangun kebiasaan atau budaya menabung siswa.

Hal ini tentu merupakan hal positif. Menabung menjadi salah satu bentuk tanggung jawab mengelola keuangan. Kompetensi siswa SMK, menurut Maryati tidak jauh berbeda dengan lulusan D3. Apalagi ada program Tefa SMK yang membawa dunia industri di lingkungan sekolah.

Sebab itu, dia yakin lulusan SMK, jika menilik dari kompetensi, tidak akan kalah dengan lulusan perguruan tinggi.

“Tapi saat ini, banyak perusahaan juga melihat ijazah. Padahal dari segi kompetensi lulusan SMK tidak kalah dengan D3. Sebab itu kami SMKN 1 Kokap mendorong lulusan Akuntasi lanjut minimal D3,” katanya.

Layanan Lengkap

Ruang seluas 95 meter persegi di SMKN 1 Kokap tidak hanya mencakup D’Kokap Mini Bank namun juga mesin print banner milik jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) juga beberapa jurusan lain.

Melalui mesin print tersebut, SMKN 1 Kokap juga membuka jasa printing banner kepada masyarakat luas.

Guru DKV SMKN 1 Kokap, Sigit Dwilaksono mengatakan jurusan DKV juga mengintegrasikan program yang ada dengan D’Kokap Mini Bank. Sebagai contoh, mereka membuka jasa printing banner secara online.

Konsumen dapat langsung mentransfer pembayaran melalui rekening D’Kokap Mini Bank. “Kadang konsumen itu pesan online. Materinya juga dikirim online. Pembayarannya juga transfer lewat sini. Barangnya bisa diambil di tempat,” kata Sigit.

Sigit yang juga nasabah D’Kokap Mini Bank menjelaskan jurusan DKV memiliki rencana untuk mendatangkan alat produksi lain untuk mencetak produk lain seperti gantungan kunci dan sablon. Teller D’Kokap Mini Bank tiba-tiba berdiri ketika pintu kaca berdecit.

Dengan simpul senyum di wajah dan kedua telapak tangan menyatu dia menyambut seorang nasabah. “Selamat siang, Bapak. Apakah ada yang dapat saya bantu,” tanya Icha.

Icha Nofiana merupakan siswi kelas 11 jurusan akuntansi. Dia menceritakan sebagai seorang teller, dia memiliki tugas untuk mengurus transaksi nasabah yang ingin menabung, termasuk menarik uang tunai.

“Tadi pagi ada guru yang tarik tunai Rp2 juta. Kalau terkait menabung masyarakat juga bisa, tapi saya belum pernah mendapat nasabah warga sekitar,” katanya. Siswi asal Purworejo, Jawa Tengah ini mengaku pengalaman sebagai teller akan sangat membantu ketika dia lulus SMK. Selain Icha, masih ada Juna Praja Kirana yang mengisi bagian customer service (CS).

Juna memiliki tugas membuat rekap transaksi yang terjadi setiap harinya. Dia juga melayani pembuatan rekening bank. “Senang juga jadi CS. Bisa dapat pengalaman nyata. Jadi bisa buat bekal setelah lulus, sewaktu kerja,” kata Juna.

Baik Icha maupun Juna menjadi contoh siswa yang terlibat dalam program Teaching Factory di sekolah. Mereka berperan sebagai agen laku pandai di D’Kokap Mini Bank.

“Peran agen laku pandai tersebut terus dioptimalkan dan dipantau selama satu tahun ke depan. Kemarin kami memberikan sarana prasarana, harapannya bisa optimal sesuai pernyataan kesanggupan dan komitmen mereka. Contohnya ada pertumbuhan rekening BSA [basic saving account] atau capaian transaksi,” kata Pemimpin BPD DIY Cabang Wates, Nur Afan Dwi Saputro.

Afan mengaku senang ketika SMKN 1 Kokap dapat mengintegrasikan program jurusan-jurusan yang ada dengan D’Kokap Mini Bank. Artinya, ada inovasi dan keseriusan dalam mengoptimalkan peran Laku Pandai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Mantan Bupati Bantul Suharsono Meninggal, Berikut Profilnya

Bantul
| Senin, 06 Mei 2024, 10:17 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement