Advertisement
Selesaikan Masalah Sampah dengan Bank
Advertisement
Diinisiasi oleh warga RT 58/RW 17 Kelurahan Sorosutan, Kemantren Umbulharjo, Kota Jogja, BSW Mandiri berdiri pada 2016 lalu.
Bank sampah ini didirikan atas keprihatinan masyarakat terhadap persoalan sampah di Kota Jogja, terlebih dengan kian overload-nya TPST Piyungan.
Advertisement
Kini, selama tujuh tahun berdiri, BSW Mandiri tetap eksis dengan berbagai capaian prestasi. Tidak berhenti di situ, BSW Mandiri terus meng-upgrade diri, salah satunya melalui layanan nontunai. Di tempat pengumpulan sampah BSW Mandiri, terdapat layanan QRIS yang biasa digunakan saat bertransaksi dengan pengepul.
Juga terdapat tulisan Agen BPD DIY, sehingga masyarakat bisa menikmati praktik layanan perbankan.
Sekretaris I BSW Mandiri, Pujantiningrum menyampaikan BSW Mandiri menjadi Agen BPD DIY per Oktober 2023, saat BPD DIY meluncurkan program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai).
BSW Mandiri ditunjuk menjadi bank sampah pertama yang menjadi Agen DBP DIY. Sejak saat itu hingga kini sebagian transaksi di BSW Mandiri sudah dilakukan secara nontunai. “Sebagian [sudah nontunai] uang nasabah saat setor ditabung. Saat sampah diambil pengepul, uangnya ditabung di Bank BPD DIY. Setelah satu tahun tabungan [tabungan uang sampah] dicairkan, tidak setiap transaksi dapat uang,” kata dia, Kamis (8/12/2023).
Transaksi dengan pengepul, kata dia, dilakukan menggunakan QRIS. Transaksi ini sudah dipraktikkan beberapa kali sejak menjadi Agen BPD DIY. Menurut dia, transaksi nontunai lebih praktis dan tidak ribet karena tidak perlu menenteng uang tunai, cukup menggunakan gadget.
Terlebih, menurut dia, dalam transaksi keuangan, digitalisasi sudah menjadi sebuah keniscayaan. Salah satu alasannya adalah faktor kenyamanan dan keamanan.
Kendala Saldo
Dia bercerita, awal mula menjadi Agen BPD DIY adalah ketika ada perwakilan BPD DIY yang mendatangi BSW Mandiri secara langsung.
Kemudian dia pun dipanggil ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk duduk bersama BPD DIY. Kebetulan BSW Mandiri sudah cukup dikenal dan banyak memenangi lomba.
Di situ dia kemudian dilatih untuk menggunakan sekaligus mempraktikkan aplikasi. Lantaran sudah terbiasa dengan nontunai, dia pun tak butuh waktu lama untuk bisa mengoperasikan aplikasi tersebut. "Sudah bisa untuk transaksi misalnya bayar listrik, PDAM, telepon, sudah bisa,” ujar dia.
Akan tetapi kendala dalam memanfaatkan Laku Pandai saat ini adalah keterbatasan saldo. Saat ini sedang diupayakan agar saldo bisa maksimal sehingga saat ada yang mau bayar listrik dan lainnya bisa dilayani.
“Kami sedang pikirkan bagaimana agar ada saldo yang lumayan, artinya nanti ketika bapak ibu warga mau bayar listrik misal Rp300.000 per bulan. Meski uangnya langsung dimasukkan [ke saldo] tapi kami butuh modal awal,” tuturnya.
Raih Banyak Prestasi
BSW Mandiri sudah cukup dikenal masyarakat luas, sebab sering mendapatkan juara di setiap ajang perlombaan. Misalnya pada 2017, baru setahun setelah berdiri sudah mendapatkan Juara III Lomba Bank Sampah Tingkat Kota.
Lalu di 2018, mereka berhasi menjadi Juara I Evaluasi Bank Sampah Tingkat Provinsi. Setahun berikutnya, mereka sukses menjadi Juara I Lomba Kebersihan Lingkungan Kampung tingkat kecamatan.Masih di tahun yang sama, BSW Mandiri berhasil meraih Juara II Landscape Sayur Tingkat Kota dan Juara Harapan II Lomba Kampung Sayur.
Menurutnya, selain memilah sampah anorganik, masyarakat juga terbiasa mengelola sampah organik untuk kompos. Kemudian dimanfaatkan untuk pupuk di kebun sayur milik PKK RT.
Pujantiningrum mengatakan Bank Sampah ini murni diinisiasi oleh warga, bukan Badan Usaha Milik Kelurahan, sehingga memang benar-benar mandiri. “Kami terus menjaga semangat, sehingga bisa bertahan hingga tahun ke-7,” lanjutnya.
Ubah Mindset
Ketua PKK dan Penasihat BSW Mandiri, Sekar Winastuti menyampaikan keberadaan bank sampah mengubah mindset masyarakat terkait dengan sampah.
Masyarakat diedukasi bahwa sampah harus dipilah dan dikelola. Sampah-sampah yang dipilah di antaranya kardus, botol, besi, kertas, plastik, logam, hingga kaca. Kemudian untuk yang organik dikelola dengan biopori, atau ember tumpuk, kemudian hasilnya dikolaborasikan untuk kebun sayur.
“Zero sampah. Yang penting mindset-nya tidak membuang sampah. Ada juga yang menjual sendiri. Kami edukasi bahwa sampah harus dipilah,” ucapnya.
Menurutnya, BSW Mandiri sudah banyak dikunjungi dari bank sampah lain untuk belajar. Baik yang baru akan memulai, atau bank sampah yang hampir mati.
Tak jarang juga dipanggil untuk memberikan pelatihan dan mengisi pertemuan-pertemuan tentang pengelolaan sampah. Demi membuat bank sampah tetap eksis, berbagai kegiatan digelar setiap tahun. Seperti bakti sosial, rekreasi, family gathering, dan lainnya.
Menurutnya, rata-rata uang yang terkumpul di bank sampah setiap tahun mencapai belasan juta. Tetapi saat ini jumlahnya semakin susut, terakhir Rp10 juta. Ini menandakan keberhasilan dalam mengelola sampah. “Di sini total Rp13 juta awal-awal lebih besar lagi, karena sekarang semakin berhasil kelola sampah.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Jadwal Samsat Keliling Boyolali 6-12 Mei: Senin di Karanggede dan Juwangi
- Jadwal Samsat Keliling Klaten 6-12 Mei: Senin di Tulung, Trucuk, dan Juwiring
- Jadwal Samsat Keliling Wonogiri 6-12 Mei, Senin di Pracimantoro dan Jatiroto
- Sekarwaru Batik, Produk Kebanggaan Desa Tegalwaru Jember untuk Indonesia
Berita Pilihan
- Pemilu Bikin Pasar Properti DIY Lesu, REI DIY Optimistis Triwulan II 2024 Tumbuh Positif
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Investor yang Bangun Pabrik Sepeda Motor Listrik di Jateng Berasal dari China
- 11 Bank Bangkrut di Awal 2024, Begini Nasib Isi Rekening Milik Nasabah
- Aprisindo: Idustri Alas Kaki Dalam Negeri Masih Menghadapi Tekanan
- Begini Perjalanan Bata, Merek Sepatu Legendaris yang Pilih Tutup Pabrik karena Merugi
- HET Beras Dikerek, Ekonom Ingatkan Dampaknya bagi Masyarakat
Advertisement
Advertisement