Advertisement
MITRA PERTAMINA: Dari Rotan Menjadi Sumber Penghidupan

Advertisement
BANTUL—Delapan tahun menjadi pegawai mebel rotan, Panut kemudian membangun usahanya sendiri. Berkolaborasi dengan berbagai pihak, produk tas rotannya sudah melanglang buana di dalam dan luar negeri.
Papan usaha bertuliskan ‘Anggun Rotan’ terpampang di salah satu rumah di Jalan Imogiri Kilometer 14, Manggung, Imogiri, Bantul. Memasuki rumah yang sebagian besar terbuat dari kayu itu, terlihat sekitar 25 orang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Advertisement
Bahan rotan terlihat hampir di semua bagian ruang produksi. Pemilik Anggun Rotan, Panut, sesekali berkeliling ruang produksi yang luasnya seperti setengah lapangan mini soccer. Di bagian pojok, ada beberapa pegawai yang membentuk cetakan tas maupun keranjang. Pembuatan cetakan merupakan proses awal setelah barang baku rotan tersedia.
Setelah cetakan tas atau keranjang jadi, karyawan bagian penganyaman mulai menarikan tangannya. Membentuk pola rapat rotan dengan mengikuti alur yang sudah tersedia. Apabila cetakan sebagai dasar sudah benar, maka proses selanjutnya akan cenderung mudah.
Dasar yang benar dan kokoh ini pula, yang mungkin bisa menggambarkan proses pembuatan usaha Anggun Rotan. Sebelum punya usaha sendiri, Panut bekerja sebagai karyawan yang memproduksi mebel berbahan rotan sejak 1990. “Dari awal mulai kerja di tempat orang, saya sudah punya keinginan suatu saat nanti punya usaha sendiri. Saya kerja pindah-pindah ke tempat orang, dari Cirebon, Salatiga, sampai Sukoharjo. Kenapa begitu? Pengin cari pengalaman, bukan pindah kerja karena faktor X,” kata Panut, Kamis (28/12/2023).
Awalnya, Panut menjadi pegawai biasa. Sampai terakhir sempat menjadi manajer produksi. Ada salah satu pengalaman yang dia ingat, saat mendapat tugas sebagai asisten teknisi dari Filipina di tempatnya bekerja. Tugas itu membuat Panut paham banyak tentang rotan, dari proses menggambar sampai pembuatan berbagai bentuk. Pelajaran yang cukup berharga untuk dia gunakan ke depannya.
Memasuki tahun 1998, Panut membuat usaha produksi keranjang rotan bersama temannya. Namun sekitar dua tahun setelahnya, dia lebih memilih membuka usahanya sendiri pada 2001. Bersama tujuh karyawan, Panut membangun Anggun rotan, dengan spesialisasi produksi tas dan keranjang. “Lebih fokus ke produksi tas, karena pengin cari pasar baru, waktu itu produksi tas rotan masih sangat sedikit,” kata laki-laki berusia 56 tahun ini.
Rajin Ikut Pameran
Saat penganyaman tas rotan selesai, proses berikutnya berupa pengecatan. Jenis pengecatan sesuai kebutuhan, bisa dengan warna cerah, lembut, atau natural. Ada cat khusus untuk rotan, bukan yang biasa untuk tembok atau besi. Proses selanjutnya berupa penggosokan dan penjemuran. Berlanjut ke tahap berikutnya berupa pengecatan tahap kedua. Ini masih setengah jadi.
Pengecatan agar tas terlihat lebih menarik. Nantinya Panut akan memasarkan dengan berbagai cara. Saat awal Anggun Rotan berdiri, dia langsung mencoba mendekati dinas terkait, dahulu namanya dinas perindustrian, perdagangan, dan koperasi (Disperindagkop). Panut menganggap dinas sebagai bapak para pengusaha.
“Minta bantuan Disperindagkop waktu itu, gimana caranya usaha saya bisa jalan. Saya minta bantuan dari dukungan pembinaan, pameran, manajemen, dan lainnya,” kata Panut.
Alhasil, Dinas memberikan ruang Anggun Rotan untuk pameran pertama kalinya di Kompleks Kraton Jogja pada 2002. Ternyata banyak pengunjung pameran yang tertarik dengan tas rotan. Tas rotan banyak yang membeli. Bahkan sembari menunggu pameran, Panut terus menganyam tas rotan yang belum selesai.
Di tahun-tahun awal, Anggun Rotan bisa memproduksi puluhan tas. Jumlah yang terus bertambah seiring berjalannya waktu, dengan banyak inovasi bentuk tas dan juga pemasarannya. Pameran menjadi salah satu garda terdepan Anggun Rotan dalam memasarkan produknya.
Melalui salah satu pembeli produknya, Panut mendapat informasi peluang menjadi mitra Pertamina. Setelah mencari berbagai informasi terkait, dia mengajukan pinjaman dan menjadi mitra Pertamina dalam mengembangkan usahanya. Di samping mendapatkan bantuan modal, Anggun Rotan juga diajak Pertamina pameran di dalam maupun luar negeri.
“Tentu bantuan pendanaan itu penting, tapi manfaat yang lebih besar berupa pembinaan dan pameran. Pertamina mengajak pameran baik di dalam maupun luar negeri. Itu jauh lebih penting,” kata Panut.
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, mengatakan Pertamina berkomitmen membantu usaha kecil menengah (UKM) untuk mengembangkan usahanya. Anggun Rotan menjadi salah satu contoh yang mendapatkan pendanaan, pada 2015 dengan Rp40 juta dan 2018 sebesar Rp100 juta.
Sejak 2023, model pemberian bantuan pendanaan UKM berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Apabila sebelumnya Pertamina yang langsung turun tangan, sejak 2023 proses dari pengajuan, survei, sampai evaluasi diserahkan kepada lembaga finansial, dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia. Bantuan pendanaan yang berasal dari CSR Pertamina terbuka untuk semua jenis UKM, termasuk kerajinan seperti Anggun Rotan.
“[Setelah mendapat pendanaan] omzet Anggun Rotan meningkat dari Rp40 juta menjadi 90 juta,” kata Brasto, saat ditemui di Kantor Pertamina di Semarang, Rabu (27/12). “Kami juga mengajak Anggun Rotan pameran di Semarang, kami juga ikutkan dan mereka telah berkiprah di Inggris dan Aljazair. Mitra binaan kami bisa laku di pasar domestik dan internasional termasuk sebuah kebanggaan juga.”
Meski semua nampak indah dan lancar, bukan berarti Anggun Rotan berjalan tanpa tantangan. Mereka sempat vakum akibat gempa Bantul pada 2006 dan Covid-19 sekitar 2020. Saat Covid-19, hampir enam bulan tidak ada produksi tas maupun keranjang rotan sama sekali.
“Sempat jualan soto juga di rumah karena pandemi Covid-19. Untungnya perlahan bisa bangkit dan berjalan lagi, meski belum sebesar seperti sebelumnya,” kata Panut.
Menjadi Anggun
Selama proses menganyam rotan sampai pengecatan, bagian produksi lain mengerjakan aksesor. Aksesori berupa menjahit furing (lapisan kain), kancing, selempang, dan lainnya. Sehingga saat bagian rotan selesai, estimasi pengerjaan aksesori juga selesai. Alhasil proses penggabungan bagian rotan dan aksesori bisa bersamaan.
Satu tas bisa selesai dalam waktu dua hari, dengan asumsi cuaca panas untuk proses penjemuran. Dalam kondisi normal, tas rotan bisa bertahan untuk pemakaian 10 tahun. Apabila sering terkena air, pemakaian bisa untuk lima tahun. Namun bukan berarti tas rotan tidak anti air, hanya berpengaruh pada masa pemakaian saja.
Saat ini, dalam sebulan Anggun Rotan bisa memproduksi hingga 1.500 tas. Jumah karyawan 25 orang. Harga tas mulai Rp125.000 sampai Rp400.000. “Kami juga ekspor ke Amerika, Jepang, dan Iran. Produk dengan bahan rotan masih jarang di berbagai negara, cuma ada di Indonesia dan Vietnam,” kata Panut. “Banyak peminatnya, karena lebih ramah lingkungan dan ada nilai seninya. Semoga yang memakai tas rotan, nantinya jadi semakin anggun, seperti nama usahanya.” (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Danantara Gandeng Himbara Perkuat Strategi Pertumbuhan Ekonomi
- Pasokan Elpiji Selama Libur Iduladha di Jateng-DIY Dipastikan Aman oleh Pertamina Patraniaga JBT
- Pengamat Bilang Indonesia Bakal Sulit Ekspor Beras, Begini Penjelasannya
- Mei 2025 Indonesia Deflasi 0,37 Persen, Ini Biang Keroknya
- Pendapatan BPJS Kesehatan dari Pekerja Swasta Bisa Mencapai Rp90 Triliun
Advertisement

Tiga Jembatan Ini Diperbaiki oleh Pemkab Bantul Pakai Anggaran 2025
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mei 2025 Jogja Mengalami Deflasi 0,15 Persen, Disumbang Cabai Rawit hingga Wortel
- Edukasi Generasi Muda Yogyakarta: Easycash Ungkap Kunci Keuangan Bijak dan Reputasi Kredit Gemilang
- Harga Bahan Pangan Selasa 3 Juni 2025: Beras Premium dan Cabai Naik
- Daftar Harga Emas Selasa 3 Juni 2025
- Astra Motor Yogyakarta Gelar Kembali Kompetisi Karya Jurnalistik
- Heboh Rumah Bersubsidi Bakal Dikecilkan Ukurannya Jadi 25 Meter Persegi, Ini Komentar Kadin
- Pengamat Bilang Indonesia Bakal Sulit Ekspor Beras, Begini Penjelasannya
Advertisement
Advertisement