BI DIY Sebut Ekonomi DIY Salah Satunya Disumbang oleh Investasi Sektor Konstruksi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia (BI) DIY menyebut keberadaan Proyek Strategis Nasional (PSN) menjadi salah satu faktor pendorong ekonomi DIY 2023. Tercatat pada Triwulan III/2023 pertumbuhan ekonomi DIY 4,96% secara tahunan (year-on-year/yoy), sedikit lebih tinggi dari capaian nasional sebesar 4,94% yoy.
BI DIY memproyeksikan pertumbuhan ekonomi DIY 2023 sebesar 4,6-5,4% yoy dan inflasi diproyeksikan 2-4% yoy. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan meningkat pada 2024 menjadi 4,8-5,6% yoy dengan target inflasi 2,5-3,5% yoy.
Advertisement
Berdasarkan data dari Laporan Perekonomian Daerah (LPP) DIY November 2023 Peningkatan kinerja investasi didorong oleh pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Jogja-Solo dan Tol Jogja-Bawen. Hingga akhir 2023, pembangunan Tol Jogja Bawen seksi 1 diperkirakan akan mencapai 70% dari total nilai investasi Rp 14,26 triliun.
Sedangkan pembangunan Tol Solo-Yogyakarta-YIA sampai dengan akhir tahun diperkirakan paket 1.1 mencapai 80%, paket 1.2 40%, dan paket 2,2 mencapai 25% dengan total nilai investasi Rp27,48 triliun. Pemerintah terus berupaya mempercepat penyelesaian konstruksi PSN di DIY yang dapat memberikan multiplier effect terhadap perekonomian.
"Pertumbuhan ekonomi DIY yang positif pada tahun 2023 ditopang oleh investasi pada sektor konstruksi yang berkontribusi sebesar 8,58 persen," kata Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim, Rabu (24/01/2024).
Baca Juga
Ekonom Yakini Pertumbuhan Ekonomi DIY 2023 Kisaran 5,5 Persen
Ekonomi DIY Triwulan III Tumbuh 4,96%, Lebih Tinggi dari Nasional
Jadi Penyumbang Pertumbuhan Ekonomi DIY, Ini Tanggapan Pelaku Angkutan Pariwisata
Penyelesaian PSN diharapkan dapat mendorong sektor Utama tulang punggung DIY yaitu pariwisata, dengan semakin lancar dan mudahnya mobilitas dari dan ke kota-kota pariwisata sekitar DIY. Seperti Solo dan Surabaya.
Pemerintah Pusat menargetkan seluruh PSN selesai pada 2024, sehingga PSN di DIY yang menjadi salah satu penopang ekonomi utama melalui sektor konstruksi berangsur mengalami normalisasi.
"Untuk dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi DIY, diharapkan pemerintah dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif berupa kemudahan perijinan dan regulasi pertanahan," lanjutnya.
Local Expert Kementerian Keuangan dari UGM, Evi Noor Afifah menyampaikan secara angka pasti seberapa besar pengaruhnya tidak bisa menyebut, karena tidak melakukan studi untuk memunculkan koefisien pengaruh itu dan signifikansi statistiknya.
"Namun berbagai studi menyebutkan bahwa belanja yang akan memberikan multiplier besar ke perekonomian itu salah satunya adalah belanja infrastruktur. Dan kita bisa melihat dari data empiris juga menunjukkan demikian, misal saat ada pembangunan bandara YIA," jelasnya.
Jika dilihat dari historis data BPS menunjukkan salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi adalah konstruksi. Artinya jika jika ada proyek-proyek PSN infrastruktur maka kemungkinan sumbangan sektor tersebut terhadap perekonomian DIY juga akan besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Pemerintah Naikkan PPN Jadi 12%, PHRI Bantul Minta Pemerintah Kaji Ulang
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kisah Riski Usada Membuka Jasa Penitipan Barang di Jogja
- Harga Emas Antam Hari Ini 25 November 2024 Turun Tipis, Rp1.539 Juta per Gram
- REI DIY Sebut Kenaikan PPN 12% Bisa Bikin Penjualan Properti Lesu
- Tingkatkan Sinergi, Bank BPD DIY Ajak Mitra Gowes Bareng
- OJK DIY Sebut Guru Jadi Pengguna Pinjol Paling Tinggi
- Menteri Perdagangan Memastikan Harga Minyakita Turun Pekan Ini
Advertisement
Advertisement