Advertisement
BPS Sebut Terjadi Deflasi di Gunungkidul, Segini Angkanya dan Komoditas yang Berkontribusi

Advertisement
GUNUNGKIDUL-Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul menyampaikan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) selama Januari 2025 di Bumi Handayani, Kamis (1/2/2024). Diibanding dengan Desember 2023, tercatat terjadi deflasi sebesar 0,08%.
Sementara jika dibandingkan dengan Januari 2023 nilainya justru mengalami kenaikan dengan inflasi yang bervariatif.
Advertisement
Inflasi yang variatif tersebut paling tinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,48%.
Sedangkan komoditas yang inflasinya paling kecil pada Januari ini dibanding setahun yang lalu adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03%.
Kepala BPS Gunungkidul, Joko Prayitno menjelaskan secara umum inflasi tahunan (year-on-year/yoy) selama Januari ini sebesar 2,42% sehingga mengerek kenaikan IHK dari 102,32 pada Januari 2023 menjadi 104,80 pada Januari 2024.
"Inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,48 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,80 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,04 persen," kata Joko, Kamis siang.
Joko menyebut komoditas yang berkontribusi pada inflasi tahunan (yoy) pada Januari 2024, antara lain beras, buncis, cabai merah, tomat, bawang putih, emas perhiasan, bayam, gula pasir, daging ayam ras, wortel, kelapa, jeruk, ikan asin keranjang, daun singkong, hingga panci.
"Sementara komoditas yang dominan berandil terhadap inflasi bulanan [month-to-month/mtm] pada Januari 2024, antara lain beras, bawang merah, tomat, emas perhiasan, hingga rokok sigaret putih mesin [SPM]," ucap dia.
Adapun, pada kelompok komoditas makanan, minuman, dan tembakau, jelas Joko, terjadi kenaikan indeks dari 101,31 pada Januari 2023 menjadi 108,89 pada Januari 2024.
"Subkelompok yang mengalami inflasi tahunan tertinggi, yaitu subkelompok makanan yaitu sebesar 8,88 persen dan terendah yaitu subkelompok rokok dan tembakau sebesar 1,34 persen," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
- Jadwal Bus Damri Jogja Semarang Hari Ini 15 September 2025
Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Wisman ke Jogja Tetap Positif Meski Sempat Ada Pembatalan
- Januari-Agustus 2025, Stasiun Lempuyangan Berangkatkan 1,8 Juta Penumpang
- Harga Emas Antam 16 September 2025 Naik, Rp2.181.000 per Gram
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Trump Turunkan Tarif Mobil dari Jepang 15 Persen per Hari Ini
- Harga Emas Diramal Tembus 4.000 Dolar AS Troy Ounce pada 2026
- Pasar Panel Surya RI Dikuasai Produk Murah China
Advertisement
Advertisement