Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Meleset dari Target, Ini Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 meleset dari target, yakni 5,3% menjadi 5,05%. Namun angka tersebut lebih tinggi dari lembaga internasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekonomi Indonesia pada 2023 yang mencapai 5,05% sepanjang 2023. Angka tersebut tercatat meleset dari target pemerintah yang sebesar 5,3%. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan capaian tersebut lebih tinggi dari perkiraaan sejumlah ekonom bahkan lembaga internasional. “Angka ini lebih tinggi dari consensus forecast pada waktu itu diperkirakan pertumbuhan ekonomi kita pada 2023 adalah 5,03 persen,” ungkapnya dalam Konferensi Pers di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (5/2/2024).
Advertisement
Dia mengatakan pertumbuhan yang lebih rendah 0,15% dari target pemerintah tersebut didorong oleh konsumsi rumah tangga sebesar 4,82% dan menyumbang 2,55% terhadap pertumbuhan secara umum. Di samping itu, Airlangga menekankan terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi di tengah situasi eksternal yang penuh ketidakpastian ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menstimulasi ekonomi pada kuartal IV/2023. Insentif tersebut antara lain, sektor perumahan terdapat kebijakan PPN ditanggung pemerintah (DTP) 100%, kemudian subsidi biaya administrasi bagi perubahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). “Penebalan bansos untuk mitigasi El Nino menjaga daya beli serta akselerasi dari penyaluran KUR,” tutur Airlangga.
Baca Juga
Ekonom Yakini Pertumbuhan Ekonomi DIY 2023 Kisaran 5,5 Persen
Perekonomian DIY Tahun Lalu Mencapai 5,07%, Begini Catatan BPS DIY
Bila melihat target Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam outlook ekonomi makro 2023 yang dipaparkan pada 2 Januari 2024 lalu, angka 5,05% sudah tepat sasaran. Sebelumnya, Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar menjelaskan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada 2023 salah satunya disebabkan oleh perekonomian global yang mengalami perlambatan.
Selain itu, melambatnya pertumbuhan ekonomi juga disebabkan oleh fenomena El Nino yang berkepanjangan. ”[El Nino] menyebabkan salah satu lapangan usaha, terutama pertanian melambat, terutama pada paruh kedua tahun 2023,” lanjutnya.
Dia melanjutkan, dari sisi pengeluaran, sumber ekonomi Indonesia tetap ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,96%. Selain itu, kinerja eksporjuga ditopang oleh ekspor jasa karena adanya peningkatan kedatangan wisatawan mancanegara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
- Semarakkan Solo Raya Great Sale 2025, Ada Diskon Tarif Kereta Api 10 Persen, Ini Daftarnya
- Penuhi Syarat Keselamatan Terbang, Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha
- Kecurangan Beras Rugikan Konsumen Rp99,35 Triliun harus Ditindak
Advertisement

Akses Keluar Masuk Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan, Jarak Tempuh Hanya 10 Menit
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Ekonom UGM Dukung Pajak E-commerce, Ciptakan Keadilan Pengusaha Daring dan Luring
- Libur Panjang Tahun Baru Islam, PHRI DIY Sebut Hotel Ramai hingga 4 Hari
- TikTok Akan Dibeli Orang Kaya di AS, Begini Respons Pemerintah China
- Kelola Sampah Sepenuh Hati, Bisnis Hotel Semakin Berseri
- Semarakkan Liburan Sekolah, MORAZEN Yogyakarta dan Waterboom Jogja Gelar Lomba Mewarnai
- Update! Harga Bahan Pangan Selasa 1 Juli 2025
- Pakar Energi UGM Sebut Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Sudah Tepat
Advertisement
Advertisement