Advertisement
Ekspor Tekstil DIY Belum Maksimal, Ini Upaya Disperindag DIY
Ilustrasi tekstil. Freepikrn
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menyebut ekspor produk tekstil DIY di awal 2024 membaik, tetapi belum maksimal.
Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor produk tekstil pada Januari dan Februari 2024 mengalami kenaikan dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Namun jika dibandingkan 2022, nilainya lebih tinggi dari 2024. Jika dilihat secara umum pada Januari dan Februari 2024 kondisi ekspor DIY mengalami sedikit peningkatan dibandingkan 2023.
Advertisement
"Sehingga memang bisa dikatakan ekspor produk tekstil ini belum maksimal, dan harapannya di tahun 2024 akan lebih bagus dibandingkan tahun kemarin," ucapnya, Rabu (27/03/2024).
Menurutnya dalam rangka meningkatkan ekspor tekstil, Disperindag DIY selalu menjalin komunikasi dengan para pelaku usaha agar jika terjadi kendala ekspor bisa tertangani lebih baik dan maksimal. Selain itu saat ini Disperindag DIY sedang melaksanakan arahan Gubernur DIY untuk mewujudkan Jogja sebagai pusat fesyen dunia dengan berbagai kegiatan seperti inkubasi, pameran, dan lainnya.
"Agar produk tekstil ini tidak hanya ekspor white label, tetapi juga melakukan ekspansi produk ke luar negeri dengan brand yang bisa diakui pasar mancanegara," jelasnya.
Baca Juga
Industri Tekstil Masih Lesu di Awal Tahun 2024
Industri Tekstil Masih Lesu, API DIY Ungkap Penyebabnya
Industri Tekstil DIY Kian Terpuruk, Ini Saran Pakar Ekonomi
Lebih lanjut dia menjelaskan menjelang momen Lebaran seperti saat ini justru ada sedikit kendala ekspor, dimana ada aturan tidak diperbolehkan kontainer melalui jalan umum pada saat sebelum dan sesudah Lebaran.
Sedangkan buyer luar negeri tidak mengenal moment lebaran tersebut. Sehingga waktu pengiriman barang harus sesuai kesepakatan. "Pada dasarnya di luar negeri tidak mengalami momen lebaran seperti di Indonesia, sehingga momen ini tidak cukup berpengaruh terhadap kondisi ekspor," paparnya.
BPS DIY mencatat ekspor DIY pada Januari 2024 sebesar 40,18 juta dolar secara bulanan atau (month-to-month/mtm) turun 14,49% dibandingkan capaian Desember 2023 46,99 juta dolar.
Namun jika dilihat secara tahunan atau (year-on-year/yoy) meningkat 9,13% dari posisi Januari 2023 sebesar 36,82 juta dolar. Meski demikian jika dibandingkan posisi Januari 2022 sebesar 51,8 juta dolar masih lebih rendah.
Sebelumnya, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY menyebut industri tekstil di 2024 diproyeksikan meningkat 15%, namun di kuartal I ini justru beberapa industri tekstil turun hingga 30% dari kapasitas produksi.
Sekretaris Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY, Timotius Apriyanto mengatakan secara umum penurunannya beda-beda, ada yang 10%, 20%, dan 30% dari 100% kapasitas produksi. Berdasarkan laporan belum ada yang full 100% dari kapasitas produksi.
"Jadi 15 persen itu 2024 rata-rata [kenaikan] diharapkan, ekspektasinya seperti itu. Tapi bisa jadi gak sesuai ekspektasi misal pembelian atau order di cancel karena kondisi geopolitik global. Nah kuartal I ini belum 100 persen," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ekonomi DIY Q-III 2025 Tumbuh 5,40 Persen, Tertinggi di Pulau Jawa
- BPS Sebut Ekonomi RI Kuartal III/2025 Tumbuh 5,04 Persen
- Pertamina Pastikan Pertalite di Jawa Timur Bebas Air dan Etanol
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
Advertisement
Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Jumat-Sabtu November 2025
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



