Advertisement
Wisata DIY Lesu, Pengamat: Tol Belum Rampung, Daya Beli Juga Turun
Suasana Jalan Malioboro saat long weekeng dipadati oleh wisatawan domestik dan mancanegara, Kamis (29/6 - 2023). Harian Jogja/Yosef Leon
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) menyebut kunjungan wisata DIY melemah dibanding Lebaran tahun lalu.  Peneliti Senior Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM), M Baiquni mengatakan beberapa periode terakhir wisata saat Lebaran di DIY tidak mencapai target.
Faktor yang pertama menurutnya adalah terkait dengan akses berupa jalan tol ke DIY yang belum rampung. Sehingga masyarakat memilih lokasi wisata yang lebih mudah aksesnya.
Advertisement
Selain itu, ia menyebut daya beli masyarakat juga sedang turun. Tidak hanya di DIY kota lain seperti Solo, Semarang juga mengalami hal yang sama. Krisis global, Pemilu yang baru saja rampung sedikit banyak juga berdampak pada perekonomian. Ada juga variabel kebudayaan, di mana masyarakat lebih memilih tidur di rumah keluarga atau orang tuanya daripada ke hotel.
"Jogja harus meningkatkan kualitas pelayanan dan performa wisatanya. Tradisi Lebaran orang lebih memilih di rumah, enggak ke hotel," katanya, Selasa (16/4/2024).
BACA JUGA: IHSA Sebut Wisatawan Jogja Pilih Homestay karena Lebih Murah
Selain ekonomi yang lesu, menurutnya banyak juga keluarga yang sedang menyiapkan anak-anaknya untuk masuk sekolah. Sehingga menjadi salah satu pertimbangan di dalam membelanjakan uangnya.
Lebih lanjut dia mengatakan untuk mendongkrak wisatawan perlu ada atraksi yang menarik dan inovatif. Pelayanan prima dan kekhasan Jogja perlu ditonjolkan.
"Keluarga siapkan anaknya masuk sekolah, ngerem pendanaan, mending silaturahmi dan menginap di keluarga," katanya.
Ia menyebut penurunan ini harus dilihat dari kacamata kritis pola mudik Lebaran. Sehingga bisa dipetakan inovasi apa yang diperlukan untuk menarik masyarakat beraktivitas di hotel.
Berbagai pandangan dari pemangku kebijakan, pengamat, dan pelaku wisata diperlukan untuk menentukan kebijakan. Ia menekankan peristiwa libur Lebaran adalah peristiwa kebudayaan tradisi keagamaan.
"Harus dibaca oleh hotel dan restoran. Tahun-tahun mendatang kalau tol sudah jadi bisa memilih istirahat di Jogja," tuturnya.
Menurutnya di luar peristiwa Lebaran, DIY masih unggul di sektor pariwisata khususnya terkait study tour. DIY juga masih menjadi kota tujuan sehingga masih akan reborn untuk aktivitas meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). "Jangan kecil hati karena keunggulan Jogja adalah wisata terkait pendidikan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penjualan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Melonjak hingga Jutaan Kursi
- Pendapatan Box Office Disney 2025 Tembus Rp100 Triliun
- Harga Pangan Nasional di Hari Natal: Cabai hingga Telur
- Upah Minimum Naik, Industri Tekstil Waspadai PHK dan Otomatisasi
- Harga Emas Antam Naik Rp11.000, Kini Rp2.502.000 per Gram
Advertisement
Tabrakan Maut di Sleman, Pengendara Beat Tewas Ditabrak Honda City
Advertisement
Menikmati Senja Tenang di Pantai Kerandangan Senggigi Lombok Barat
Advertisement
Berita Populer
- KAI Daop 6 Catat Pergerakan Penumpang Tinggi pada Libur Nataru
- China Desak AS Berlaku Adil dalam Kesepakatan Penjualan TikTok
- Pemerintah Siapkan Pendanaan Film Terintegrasi
- Pendapatan Box Office Disney 2025 Tembus Rp100 Triliun
- Penjualan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Melonjak hingga Jutaan Kursi
- Update Harga Emas Hari Ini: UBS-Galeri24 Anjlok, Antam Naik
- Update Harga Pangan Nasional, Cabai dan Telur Masih Tinggi
Advertisement
Advertisement



