Advertisement
Pakar Energi UGM Sebut Konflik Iran-Israel Bisa Picu Kenaikan Harga BBM

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi mengatakan dampak dari konflik Iran-Israel bisa berdampak pada kenaikan harga minyak dunia. Lebih jauh lagi bisa memicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri.
Ia menjelaskan lokasi konflik di sekitar Selat Hormuz bisa mengganggu jalur supply chain minyak dunia. Akibatnya pasokan terhambat dan biaya distribusi naik. Apalagi sebelum konflik harga minyak dunia sudah di kisaran 89 dolar AS per barel.
Advertisement
BACA JUGA: Iran-Israel Memanas, Ini Penjelasan Kementerian ESDM Soal Ketahanan Energi Indonesia
"Potensi kenaikan harga minyak dunia akan berlanjut saat eskalasi ketegangan Iran-Israel meluas," ucapnya, Senin (22/4/2024).
Fahmy mengatakan, sebagai net-importer kenaikan harga minyak dunia bisa dipastikan berpengaruh pada harga BBM di Indonesia. Menurutnya jika konflik meluas ada potensi harga minyak bisa menyentuh 100 dolar AS per barel.
Menurutnya kondisi ini akan menjadi dilema bagi pemerintah untuk menetapkan harga BBM dalam negeri. Apabila harga BBM subsidi tidak dinaikkan beban APBN akan membengkak.
Di sisi lain kenaikan harga minyak dunia akan semakin menguras devisa untuk membiayai impor BBM. Ujung-ujungnya semakin memperlemah kurs rupiah terhadap dolar AS yang sudah tembus di atas Rp16.000 per dolar. Tapi jika harga BBM subsidi naik, akan memicu inflasi.
"Menyebabkan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehingga menurunkan daya beli rakyat," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan pemerintah mestinya mengambil keputusan realistis berdasarkan indikator terukur, salah satunya harga minyak dunia. Jika harga minyak di atas 100 dolar AS per barel mestinya BBM subsidi dinaikkan, sembari memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada rakyat miskin yang terdampak.
"Saat konflik Iran-Israel meluas, stok BBM masih aman, selain pasokan impor masih mengalir, safety stock BBM Pertamina masih tersedia hingga akhir 2024."
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tidak akan ada kenaikan harga BBM, LPG, dan listrik di tengah konflik Iran-Israel sampai Juni 2024 mendatang. Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan akan memaksimalkan stok yang ada untuk menahan harga BBM.
Dia menjelaskan, setelah Juni 2024 baru akan dilakukan evaluasi jika konflik tidak berkesudahan. Sehingga bisa ada langkah yang tepat.
"Pertimbangannya kan baru recovery, masyarakat ini jangan sampai kena beban tambahan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
- Harga Minyak Dunia Melambung karena Perang Iran-Israel, Pertamina Segera Koreksi Harga Pertamax
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
- Mengenal Hunian Dekat Pusat Transportasi Bernama TOD yang Kini Didorong Tumbuh oleh Pemerintah
- PLN UP3 Yogyakarta Mencatat Ada Penambahan Lima SPKLU Tahun Ini, Berikut Lokasinya
Advertisement

Restorasi Nilai Kesetiakawanan Sosial Berlandaskan Budaya Jawa Harus Terus Digelorakan
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Pakar Energi UGM Sebut Konflik Iran-Israel Berdampak ke Ekonomi Indonesia
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Rabu 18 Juni 2025 Turun, Termurah Rp1,054 Juta
- Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
- Pertahankan Suku Bunga Bank 5,5 Persen, BI: Pertumbuhan Ekonomi Semester II Diprakirakan Membaik
- Helmy Yahya Beberkan Strategi Bisnis Kosmetik 2025 dalam Beautypreneur Summit Vol. 5 bersama Mash Moshem Indonesia
- Bank Indonesia Jaga Stabilitas Rupiah, Borong SBN hinggaRp124,33 Triliun
- Diluncurkan Pertengahan Maret 2025, Pengguna QRIS Tap Capai 47,8 Juta Orang
Advertisement
Advertisement