Advertisement
Cerita Ahmad Isroi, Beternak Domba Justru di saat Pandemi

Advertisement
Harianjogja.com, PURWOREJO—Pandemi Covid-19 tak membuat Ahmad Isroi menghentikan kegiatan produktifnya. Di sela-sela kesibukan jadi kepala sekolah, dia merintis usaha ternak domba yang dinamai Sentra Domba An Najah.
Tinggal di Tegalsari, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada 28 Agustus 2020, Ahmad bersama empat rekannya mulai menernakkan domba jenis marino, tessel dan beberapa lokal.
“Semangatnya kala itu, tetap berkarya di desa, jangan sampai menganggur. Keempat rekan saya itu kan kena pemutusan hubungan kerja di perantauan lalu pulang Bruno. Dari situ, mereka saja ajak beternak domba,” ungkapnya kepada Harian Jogja, Sabtu (27/4/2024).
Seiring perkembangan waktu, bisnis domba sangat diterima. Ini terbukti intensitas penjualan yang lancar dan semakin jauh merambah ke luar kota, luar provinsi. Sebut saja ke Tangerang, Tegal, Blitar, Kudus ataupun Malang.
Penjualan yang dilakukan menggunakan sistem daring dan pengirimannya memanfaatkan transportasi sewa, semacam taksi peternakan.
Isroi mengaku terjun ke dunia peternakan di masa pandemi setelah mendapat sokongan permodalan dari BRI. Bank pelat merah yang memang sudah sangat diakrabi karena sekolah yang dikepalainya, MTs Maarif NU 02 Bruno, punya ekosistem pembayaran menggunakan BRI.
Advertisement
“Dari MTs jadi mitra BRI lantas merambah secara pribadi. Saya kemudian merekrut teman-teman pemuda korban Corona untuk bergerak di bidang domba. BRI punya inisiatif kandang domba kami jadi klaster kandang domba An Najah,” ucapnya.
Peternakannya lantas mendapat pembinaan dari BRI. Dapat fasilitas pinjaman kredit usaha rakyat yang dinilai cukup membantu. Bank milik pemerintah itu juga mengundang wartawan agar Sentra Domba An Najah mendapat kesempatan untuk diekspos.
Dari beragam aktivasi yang dilakukan BRI, An Najah merasakan sekali peningkatan penjualannya secara signifikan. KUR yang diberikan juga dianggap pas karena memberi kesempatan tempo selama sembilan bulan.
An Najah lantas dijadikan klaster peternakan domba karena warga di Tegalsari mulai banyak yang mengikuti kiprah Isroi untuk beternak domba. Sebelumnya, para peternak lebih memilih untuk memelihara kambing Jawa.
“Saya lebih memilih domba karena pakannya cukup mudah didapat, yakni rumput. Tabiat hewannya juga tidak rusuh sehingga aman kalau di kendang,” ucap Isroi.
Kini, An Najah tetap memilih untuk memasarkan domba secara daring dengan alasan lebih hemat biaya dan tenaga ketimbang penjualan secara luring. Selain itu, domba tidak stres di bawa ke sana kemari.
“An Najah dapat berkah banyak ketika dijadikan klaster oleh BRI. Banyak warga yang berkonsultasi ke sini [An Najah], terutama soal pemasaran. Semoga An Najah terus mendapat perhatian dari BRI,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Termurah Rp1.051.000 per 0,5 Gram
- Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
- Harga Minyak Dunia Melambung karena Perang Iran-Israel, Pertamina Segera Koreksi Harga Pertamax
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
- Mengenal Hunian Dekat Pusat Transportasi Bernama TOD yang Kini Didorong Tumbuh oleh Pemerintah
Advertisement

Siap-siap! Tour de Merapi Segera Digelar di Sleman, Catat Tanggal Pendaftarannya
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Harga Ayam Hidup Anjlok, Kementan Upayakan Stabilisasi Gandeng Satgas Pangan Polri
- BPR Kurnia Sewon Dampingi Puluhan UKM Naik Kelas dengan AI
- Pinsar Jateng-DIY Dukung Kenaikan HPP Ayam Hidup Jadi Rp18.000 per Kg
- BEI DIY Perkirakan Dampak Konflik Israel-Iran ke IHSG Tidak Berlangsung Lama
- Hingga Mei 2025 Kunjungan Mal DIY Meningkat 30 Persen Dibandingkan Tahun Lalu
- MIDYEAR ECONOMIC OUTLOOK DIY 2025: Pariwisata dan UMKM Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi DIY
- OJK Imbau Investor Muda Jangan FOMO dengan Aset Kripto
Advertisement
Advertisement