Advertisement
Mendapat Uang dalam Waktu Lima Menit

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pesanan pembuatan baju yang masuk ke Brahma Konveksi dan Produksi Gunungkidul sering berasal dari luar daerah. Pemilik yang tidak menggunakan rekening bank pribadi, menggunakan layanan Agen BRILink untuk mempermudah produksi bajunya.
Sebulan dua bulan setelah Idulfitri, orderan jahitan baju di Brahma Konveksi dan Produksi sedang landai-landainya. Pesanan kebanyakan sudah habis tergarap sebelum Idulfitri. Selepas dua bulan, atau biasanya menjelang tahun ajaran baru di sekolah, pesanan baju kembali meningkat. Bahkan tidak jarang orderan sampai antre-antre.
Advertisement
Pemilik Brahma Konveksi dan Produksi, Subagyo, mengatakan pesanan bisa berupa satuan maupun partai besar. Meski Subagyo berada di Jatiayu, Karangmojo, Gunungkidul, pesanan baju lebih banyak berasal dari Jogja, Sleman, sampai Magelang.
Untuk memulai produksi, Subagyo meminta uang muka pada para pemesan. Lantaran dia sudah tidak menggunakan rekening bank untuk kebutuhan pribadi, Subagyo lebih sering memanfaatkan layanan Agen BRILink. “Konsumen jahitan ngirim uang muka ke rekening pemilik Agen BRILink. Dari rumahku ke BRILink sekitar lima menit. Layanannya cepat dan enggak ribet,” kata Subagyo, saat ditemui di rumahnya, Gunungkidul, Minggu (28/4/2024).
Awalnya Subagyo sering membeli pulsa atau paket internet ke konter dekat rumahnya tersebut. Setelah bertanya-tanya, ternyata di situ bisa juga melayani transaksi keuangan, termasuk transfer. Sejak saat itu, sekitar lima tahun lalu, Subagyo rutin memanfaatkan Agen BRILink. Dia lebih nyaman dengan potongan yang hanya ada setiap transaksi di Agen BRILink. Subagyo tidak lagi menggunakan rekening pribadi karena menghindari biaya administrasi bulanan.
“Saat orderan jahitan pakaian sedang ramai, sepekan bisa dua sampai tiga kali memakai jasa Agen BRILink,” kata laki-laki berusia 38 tahun ini.
Bekerja Sejak Lulus SMP
Mesin jahit tersusun di dekat jendela dan tembok rumah. Ada tiga mesin dengan kegunaan masing-masing, dari jahit sampai obras. Ada pula mesin kecil untuk memasang kancing baju atau jaket.
Perlengkapan label ukuran baju tergantung di salah satu tiang rumah. Sementara penggaris, meteran, sampai gunting berserakan di meja samping mesin menjahit. Malam itu, Subagyo sesekali menjahit pesanan yang tenggatnya masih lama.
Dia bisa lebih sering istirahat. Belum ada pesanan yang banyak dan harus sampai lembur-lembur. Apabila usia usaha konveksi Subagyo ini berupa manusia, maka dia sudah punya kartu tanda penduduk. Usaha Brahma Konveksi dan Produksi sudah berusia 17 tahun.
“Sejak lulus sekolah menengah pertama di Gunungkidul pada 2007, saya langsung belajar menjahit dengan saudara. Proses belajar mulai motong kain sampai tingkat tersulit bikin saku jaket sama masang resleting,” kata Subagyo.
Setelah belajar tiga bulan, semua proses menjahit sudah Subagyo kuasai. Namun dia belum percaya diri apabila berjalan tanpa bimbingan saudaranya. Selama tujuh tahun ke depannya, Subagyo menimba ilmu dan pengalaman menjahit dari saudaranya yang lebih senior. Pada waktu senggang, apabila ada sisa kain, dia sering membuat baju untuk mengasah kemampuan menjahitnya.
Baru memasuki tahun 2014, Subagyo membuka usaha konveksinya sendiri, membuka usaha secara mandiri. Satu per satu orderan masuk ke Brahma, yang ruang produksinya berada di rumah pribadi Subagyo. “Pernah order terbanyak, sebulan ditarget 2.000 pcs, dengan beda-beda desain bajunya,” katanya.
Saat ada pesanan seperti ini, uang muka menjadi penting untuk membeli bahan baku, mulai dari bahan kain, perlengkapan benang, dan lainnya. Dalam proses menjahit pun, kadang ada saja perlengkapan yang kurang. Subagyo tidak jarang meminta adanya uang muka tambahan untuk produksi.
Lantaran pengorder seringnya berada di luar daerah, Subagyo kembali memanfaatkan layanan Agen BRILink. Untungnya, Agen BRILink di Gunungkidul setiap tahunnya semakin banyak. Sehingga Subagyo memiliki alternatif untuk menggunakan yang paling terjangkau secara lokasi.
Regional Chief Executive Officer (RCEO) BRI Jogja, John Sarjono, mengatakan sampai Desember 2023, Agen BRILink di BRI RO Jogja yang mencakup DIY dan sebagian Jawa Tengah, jumlahnya mencapai 61.309 unit. Layanan yang sering masyarakat gunakan melalui Agen BRILink seperti transfer, tarik dan setor tunai, serta pembayaran BRIVA.
“Selama tahun 2023 terjadi 93 juta transaksi di Agen BRILink RO Jogja, dengan jumlah FBI (fee based income) yang dihasilkan sebesar Rp122 miliar, dan total nominal transaksi atau sales volume lebih dari Rp100 triliun,” kata Sarjono, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/3/2024).
Lahir sejak 2014, awalnya Agen BRILink untuk mengakomodir layanan laku pandai yang berfungsi melayani inklusi keuangan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. “Kemudian berkembang menjadi bisnis yang menghasilkan FBI bagi Bank BRI dan juga meningkatkan kesejahteraan Agen-Agen BRILink di seluruh Indonesia,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hore, APBN Indonesia Tidak Lagi Defisit, Kini Surplus Rp4,3 Triliun
- 1.000 Driver Ojol di Jogja Akan Gelar Demo Besok, Selasa 20 Mei, Ini Titik Lokasinya
- Hingga Maret 2025 Tercatat 364 Pekerja Kena PHK di DIY, Paling Banyak di Sleman
- Kaum Pekerja Kini Bisa Mengadu ke Wakil Menteri Tenaga Kerja lewat Kanal Buruh Tanya Wamen
- Gandeng Perusahaan Asal Brasil, Kementan Bakal Buka Peternakan Sapi 10 Ribu Hektare
Advertisement
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Ojol Gelar Demo, Gojek Jamin Layanan Pelanggan Tetap Jalan
- Pagi Ini Harga Bawang Merah Rata-Rata Nasional Turun Tipis Menjadi Rp37.049 per Kilogram
- Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat Selasa Pagi Menguat
- Harga Emas Batangan Antam Hari Ini Turun Rp23.000 per Gram, Ini Daftar Harganya
- KAI Daop 6 Salurkan Bantuan Sosial-Lingkungan Sebesar Rp319,9 Juta hingga Mei 2025 sebagai Komitmen Berkelanjutan
- Kunjungan Wisman ke DIY Merangkak Naik, Puncaknya Diprediksi Juli-September
- KAI Daop 6 Yogyakarta Catat Angkutan Barang Tumbuh 23 Persen hingga April 2025
Advertisement