Advertisement
13 Tahun Bergelut dengan Jambu Citra, Mistoro Ingin Perluas Jaringan Pemasaran

Advertisement
Harianjogja.com, JAWA TENGAH—Memulai bisnis buah jambu citra pada 2009, Mistoro ingin terus memperluas jaringan pemasaran agar hasil panen perkebunannya tidak hanya berhenti di tangan pengepul yang selama ini menguasai distribusi jambu citra.
"Harapannya tentu bisa mendapatkan jaringan pemasaran sampai ke luar kota. Saat ini, pemasaran lebih banyak untuk pasar lokal," ungkapnya kepada Harian Jogja, Senin (29/4/2024).
Advertisement
Punya lahan di Desa Karangsari, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, bersama orang tuanya, 13 tahun lalu Mistoro memanfaatkan areal seluas 1.000 meter persegi untuk ditanami jambu citra.
Itu menjadi awal dirinya bergerak menggeluti bisnis buah jambu citra. Jambu yang sejenis dengan jambu air tetapi memiliki rasa yang manis dengan kulit buah bertekstur lebih keras. Tidak selunak jambu air pada umumnya.
Mistoro bercerita dirinya terinspirasi dari tetangga yang pada waktu itu sudah menanam jambu citra. Dari sang tetangga, Mistoro belajar cara menanam sampai merawat pohon hingga berbuah.
Bisnis jambu citra makin terbantu ketika dirinya sudah akrab dengan BRI. Upaya mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR) bisa dengan lancar didapatkan untuk mengembangkan usahanya.
“Kenapa pakai BRI? Ya karena bank yang paling dekat lokasi tinggal, syarat mendapatkan KUR cukup mudah dan pegawainya juga sangat membantu. Jadi ya, sangat akrab lah dengan BRI,” ujarnya sembari tertawa.
Belasan tahun berjalan, dari areal 1.000 meter persegi, kini Mistoro punya luasan perkebunan mencapai satu hektare. Dari yang awalnya bergerak bersama keluarga besarnya, kini sudah bisa mempekerjakan tiga orang.
Ketika masa panen tiba, Mistoro bisa menjual hasil panennya seharga Rp15.000 per kilogram. Namun, ketika tidak di masa panen, buah jambu citra yang sudah menjadi andalan sejumlah petani di wilayah Punggelan itu dihargai Rp7.000 sampai Rp9.000 per kilogram.
Menurut dia, harga jual itu dari tangan petani ke pengepul. Oleh pengepul, produk jambu citra dipasarkan sampai ke Jakarta ataupun Semarang dengan kualitas buah yang sudah disortir, yakni A dan B.
Selain berharap bisa mendapat jaringan pemasaran sendiri, Mistoro juga berkeinginan mendapatkan binaan dari BRI yang selama ini produknya sudah diakses. Harapannya ketika menjadi binaan, dirinya mendapatkan beragam pelatihan, terutama soal pemasaran.
“Harapannya lagi bisa mendapatkan inspirasi untuk memperluas lini bisnis, misalnya membuat produk turunan dari jambu citra. Ya, semoga apa yang sudah saya lakukan sejauh ini masuk ke dalam kriteria yang disyaratkan BRI,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kata BPS DIY Soal Standar Kemiskinan Tidak Gunakan Versi Bank Dunia?
- Ekonomi DIY Triwulan II 2025 Tumbuh 5,49%, Utamanya Ditopang Sektor Konstruksi
- Kementerian PKP Segera Rilis Skema KUR Perumahan
- Triwulan II 2025 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,12 Persen
- Tarif Lisrik PLN Terbaru, Hitungan Harga Token per kWh Agustus 2025
Advertisement

Bendera One Piece Dicari, Pedagang Umbul-Umbul: Saya Tidak Jual
Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa
Advertisement
Berita Populer
- Tarif Trump Berlaku 7 Agustus, Begini Siasat Disperindag DIY
- Fenomena Rojali dan Rohana Muncul Karena Disrupsi Digital
- KAI Daop 6 Jogja: 1 Juta Penumpang Gunakan Face Recognition
- Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh 4,9 Persen
- Airlangga Sebut Fenomena Rohana dan Rojali Hanya Isu, Klaim Konsumsi Masyarakat Moncer
- Kementerian PKP Segera Rilis Skema KUR Perumahan
- Ekonomi DIY Triwulan II 2025 Tumbuh 5,49%, Utamanya Ditopang Sektor Konstruksi
Advertisement
Advertisement