Advertisement
Geger Dana Nasabah BTN Hilang, OJK Turun Tangan
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini tengah meneliti kasus dana nasabah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN yang diduga hilang.
Sebelumnya, kasus yang menyeret nama BTN ini bermula ketika sejumlah pemilik dana bekerja sama dengan oknum mantan karyawan BTN berinisial ASW untuk menempatkan dana di bank dengan janji mendapatkan suku bunga tinggi sebesar 10% setiap bulannya atau 120% per tahun.
Advertisement
Manajemen BTN pun menyebut suku bunga tersebut tidak pernah ada di perbankan. Bahkan, setelah ditelusuri, proses pembukaan rekening juga tidak sesuai dengan ketentuan bank.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan saat ini pihaknya telah memanggil 17 konsumen terkait untuk dimintai keterangan mengenai hilangnya dana nasabah.
“Bank wajib bertanggung jawab jika terbukti terdapat kesalahan di pihak bank dan OJK dapat mengenakan sanksi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/5/2024).
Namun, OJK pun menegaskan bila kesalahan ada kelalaian ada pada pihak konsumen, maka dana yang diklaim hilang tidak dilakukan penggantian oleh pihak bank.
Lebih lanjut, OJK pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak tergiur investasi yang menawarkan keuntungan fantastis agar terhindar dari investasi bodong. OJK juga mewanti-wanti dan membagikan tips bagi masyarakat untuk menghindari investasi bodong.
BACA JUGA: BTN Berwacana Pangkas Masa Subsidi Skema KPR 35 Tahun, Berikut Pertimbangannya
Pertama, jangan mudah tergiur janji untung fantastis. Makin besar keuntungan yang dijanjikan, semakin besar potensi penipuan. "Agar simpananmu dijamin LPS, pastikan bunga tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS," kata Kiki, sapaan akrab Friderica.
Mengacu laman resmi LPS, LPS hanya menjamin tingkat bunga untuk bank umum, BPR dan bank umum valuta asing (valas) masing-masing sebesar 4,25%; 6,75%; dan 2,25%. Tingkat bunga penjaminan ini berlaku sejak 1 Februari 2024–31 Mei 2024.
Kedua, cek legalitas penawaran investasi dengan menghubungi atau datangi lembaga jasa keuangan, apakah benar memiliki produk investasi yang ditawarkan. "Cek ke kontak OJK 157 untuk legalitas lembaga jasa keuangan yang berizin OJK," ujarnya.
Ketiga, simpan dokumen kepemilikan dan bukti transaksi dengan baik agar tidak disalahgunakan. Simpanan bank wajib tercatat pada pembukuan bank. “Terakhir, OJK menegaskan jangan mudah percaya dengan oknum yang menawarkan titip investasi atau titip transfer.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mendag Sita 11.000 Ton Siku Baja Tanpa SNI Senilai Rp11 Miliar
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia Diklaim Mampu Menarik Investasi dari Jepang
- Harga Rokok di Indonesia Disebut Terlalu Murah, Picu Banyaknya Perokok
- Wuih! Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Termahal se-Asia Tenggara
- Momen 5 Tahun Transformasi BUMN, PLN Lakukan Penyalaan Pertama Bantuan Pasang Baru Listrik di DIY
Advertisement
Jadwal KA Prameks dari Stasiun Tugu Jogja ke Kutoarjo, Minggu 29 September 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hanya Sepekan, Rp9,73 Triliun Modal Asing Kabur dari RI
- Komunitas Baju Bekas Ingin Ada Pengecualian Terbatas untuk Kebijakan Larangan Impor
- Hari Ini Harga Cabai Rawit Naik Lagi Jadi Rp45.170 per Kilogram
- Lima Tahun Di Bawah Kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, Pengguna Mobil Listrik Alami Kenaikan
- 75 Juta Gen Z Indonesia Bisa Kesulitan Keuangan Gegara Tren YOLO dan FOMO
- WG Event Organizer Gelar Piala Srigala Offline Tournament Efootball Mobile 2025
- Pakar UGM Sebut Sentimen Eksternal Mendorong Penguatan Rupiah
Advertisement
Advertisement