Advertisement
Puspar UGM Sebut Larangan Study Tour Bukan Solusi Bijak

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM), Destha Titi Raharjana menyebut larangan study tour bukan solusi bijak, pascakecelakaan bus rombongan siswa di Subang, Jawa Barat. Menurutnya study tour dirancang tidak semata-mata untuk wisata, tetapi juga edukasi.
Ia meminta agar pihak terkait dengan lebih fokus untuk memperbaiki sistem transportasi. Kemudian perlu ditegaskan kepada pihak penyelenggara usaha perjalanan untuk memastikan kelaikan fisik kendaraan yang akan digunakan.
Advertisement
Sekaligus memastikan sopir dan kernetnya dalam kondisi sehat disertai dengan surat keterangan dari dokter. Sehingga, kata Destha, yang perlu dibenahi adalah sistem keamanan dan keselamatan pihak penyedia jasa transportasi.
"Kebijakan melarang study tour bukanlah solusi yang bijak," ucapnya, Rabu (22/5/2024).
Menurutnya, larangan ini bisa berdampak ke industri wisata, meski perlu dilakukan pengecekan lagi. Selain bisa merugi, dampak lebih jauhnya adalah penurunan jumlah kunjungan ke objek wisata.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihak lembaga konsumen DIY perlu melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar kebijakan larangan study tour bisa dianulir.
Baca Juga
Siswa di Klaten Kini Tidak Wajib Ikut Study Tour
Larangan Kegiatan Study Tour Sudah Berdampak ke Wisata Gunungkidul
Bus Study Tour Siswa Pesisir Barat Lampung Masuk Jurang
"Tujuannya agar gairah pembelajaran melalui edu wisata dapat tetap dijalankan," lanjutnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Asita DIY, Edwin Ismedi Himna mengatakan larangan ini sangat kontraproduktif dengan slogan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif #DiIndonesiaAja. Berangkat dari kasus ini menurutnya semua pihak bisa mengevaluasi kekurangan dan dilakukan pembenahan.
Seperti kelayakan transportasi, safety driver, jarak tempuh, dan lain-lain. Sebab larangan berwisata ini bisa mendatangkan efek domino yang sangat beragam, mulai dari UMKM, catering, restoran dan lainnya. "Dampaknya secara ekonomi," ucapnya.
Edwin menyebut saat ini sudah ada beberapa yang menjadwalkan ulang untuk study tour. Khususnya calon wisatawan dari Jawa Barat. "Iya [berdampak] khususnya dari Jabar."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 6 Mata Uang Ini Gilas Dolar AS
- Tiga Alasan Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Saat Ini Jadi 5,5 Persen
- Presiden Prabowo Sebut Jatah Impor BBM 40 Miliar Dolar AS Bisa Digunakan untuk Pendidikan dan Kesehatan
- Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,5 Persen
- Setelah Demo Ojol, Perwakilan FDTOI Jogja Diundang Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR
Advertisement

Jelang Kurban, Pedagang Pasar Hewan di Gunungkidul Mengeluh Sepi Pembeli
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Disambut Meriah Ratusan Komunitas! EIGERIAN Wonosobo Resmi Terbentuk, Jadi Forum Petualang Terbesar di Wonosobo
- Irwan Hidayat Bicara Peran Obat Herbal di FK IPB, Dorong Kolaborasi Dunia Kedokteran dan Industri
- Tiga Alasan Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Saat Ini Jadi 5,5 Persen
- Yamaha NMAX: 10 Tahun Jadi Andalan Pengusaha & Profesional, Sampai Jadi yang Paling Laris
- Kolaborasi BPR Kurnia Sewon x Kampus UMKM Shopee Dorong Pelaku UMKM Optimalkan Penjualan Daring Tembus Pasar Global
- Jogja Printing Expo Tampilkan Transformasi Teknologi Cetak
- Harga Emas Pegadaian Hari Ini, Antam dan UBS Kompak Naik
Advertisement