Advertisement

Promo November

Pakar Sebut Kenaikan UKT Bisa Kerek Inflasi DIY

Anisatul Umah
Jum'at, 24 Mei 2024 - 10:37 WIB
Sunartono
Pakar Sebut Kenaikan UKT Bisa Kerek Inflasi DIY Ilustrasi inflasi - ekonomi / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Selain memicu gelombang protes, kenaikan UKT juga bisa berdampak pada lonjakan inflasi, khususnya di DIY.

Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y. Sri Susilo mengatakan kenaikan UKT berlaku untuk mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025. Dampaknya pengeluaran untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akan naik sehingga bisa mengerek inflasi di sektor pendidikan. "Kenaikan 3-5x liptan tentu saja itu inflatoir atau mendorong inflasi," ucapnya, Jumat (24/5/2024).

BACA JUGA : Prabowo dan Nadiem Makarim Punya Pandangan Beda soal UKT

Advertisement

Ia menyebut seberapa jauh dampaknya masih perlu dihitung lagi, apakah produk jasa lainnya ikut naik atau tidak. Menurutnya kemungkinan dampak inflasinya dirasakan pada Agustus 2024, namun jika pembayarannya sudah dimulai Juni 2024 maka di bulan tersebut sudah berdampak.

Sri menduga dampaknya cukup signifikan, sebab porsi kenaikannya cukup besar. Kemudian setiap PTN kenaikannya juga berbeda, sehingga perlu dikroscek lagi. "Saya kira kalau enggak signifikan saya bilang cukup signifikan saya menduga cukup signifikan," ujarnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DIY pendidikan masuk ke dalam 11 kelompok pengeluaran yang berdampak pada inflasi. Secara tahunan atau (year-on-year/yoy) inflasi DIY April 2024 DIY sebesar 2,87%. Kelompok pengeluaran pendidikan mengalami inflasi 1,72% dengan andil pada inflasi 0,11%.

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan inflasi DIY April 2024 secara tahunan paling tinggi disumbang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau 7,23% dengan andil 1,96% dari 2,87%. Kelompok transportasi juga mengalami inflasi 1,91% yoy dengan andil 0,25%. "Berikutnya perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 3,85% andil 0,23%," kata Herum.

BACA JUGA : Geger UKT Mahal, Begini Respons Prabowo Subianto

Bank Indonesia (BI) DIY menilai biaya pendidikan khususnya perguruan tinggi berpotensi mengerek angka inflasi di DIY. Terlebih belakangan muncul wacana kenaikan UKT.

Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim menyampaikan inflasi di bulan-bulan berikutnya pada kebutuhan akademi/perguruan tinggi harus diwaspadai. Dia mengatakan berdasarkan survei biaya hidup 2022, akademi/perguruan tinggi masuk 10 besar komoditas yang berpengaruh pada inflasi DIY.

Di Kota Jogja, akademi/perguruan tinggi ada di posisi ke-5 dengan bobot 3,41%; sementara di Gunungkidul ada di posisi ke-8 dengan bobot 2,11%. Menurutnya jelang tahun ajaran baru kebutuhan biaya sekolah akan naik. Belum lagi ada kabar kenaikan UKT. "Stabilnya inflasi yang ada di DIY ini harus tetap diwaspadai," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Menteri Kebudayaan Fadli Zon Akan Upayakan Pemulangan Manuskrip Kraton Jogja Tersimpan di Inggris

Jogja
| Minggu, 24 November 2024, 06:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement