Advertisement

Peluang Indonesia Menguasai Ekspor Makanan Organik Terbuka Lebar

Aziz Rahardyan
Sabtu, 15 Juni 2024 - 21:27 WIB
Maya Herawati
Peluang Indonesia Menguasai Ekspor Makanan Organik Terbuka Lebar Salad sayuran hijau / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam rantai pasok makanan organik dunia. Kepala Divisi NIA, Trade Finance & Financing Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Berlianto Wibowo menjelaskan bahwa peluang ekspor semakin terbuka.

Hal ini karena nilai transaksi makanan organik global yang diprediksi mencapai US$546,97 juta pada 2032 dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) 11,6% sejak 2023 sampai 2032.

Advertisement

Sejalan dengan itu, ternyata data Biro Pusat Statistik (BPS) pun membuktikan bahwa buah-buahan dan rempah asal Indonesia menjadi incaran pasar internasional, utamanya yang telah memenuhi standar produk pertanian organik.

"Sejalan dengan peningkatan ekspor produk pertanian organik ini, LPEI atau Indonesia Eximbank selaku Special Mission Vehicle [SMV] Kementerian Keuangan RI terus mendorong ekspor produk organik ke berbagai negara, khususnya Eropa dan Amerika Serikat," jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/6/2024).

BACA JUGA: PPATK Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi Online

Riset Tim Economist LPEI menunjukkan bahwa berdasarkan data BPS terkait ekspor nasional, produk buah-buahan berkontribusi sebesar US$637,93 juta dengan total volume ekspor meningkat 10,28% secara tahunan (yoy) yang mencapai 1,20 juta ton sepanjang 2023.

Tren positif berlanjut pada periode Januari-Maret 2024, di mana nilai ekspor produk buah-buahan mencapai US$262,44 juta, tercatat naik 65,37% yoy dari sebelumnya US$158,70 juta pada periode Januari-Maret 2023.

Sedangkan untuk rempah-rempah, sepanjang 2023 tercatat mencapai US$613,79 juta dengan peningkatan volume hingga 26,75% yoy yang mencapai 157,79 ribu ton. Lantas, pada periode Januari-Maret 2024 pun terjadi peningkatan 13,58% yoy, dengan total nilai ekspor US$178,47 juta.

Menilik tren positif ini, Berlianto menyebutkan bahwa LPEI terus berkomitmen untuk mendukung agar produk lokal Indonesia untuk berani mendunia dengan memberikan berbagai fasilitas unggulan bagi para pelaku usaha.

Salah satunya, LPEI akan mendukung para pelaku usaha berorientasi ekspor untuk mengembangkan usahanya melalui pemberian fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE).

"Program PKE ini menyediakan fasilitas pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk transaksi atau proyek yang mungkin sulit dilaksanakan secara komersial, tetapi dianggap penting oleh pemerintah untuk mendukung kebijakan atau program ekspor nasional," jelasnya.

BACA JUGA: PPATK Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi Online

Hingga bulan April 2024 tercatat LPEI telah melakukan disbursement fasilitas PKE hingga Rp15,2 triliun dengan total lebih dari 90 negara tujuan ekspor. Salah satu upaya dalam mendukung pelaku UKM, LPEI memberikan dukungan melalui fasilitas PKE UKM yang hingga April 2024 telah disalurkan senilai Rp1.023 miliar.

Sebagai contoh, PT Mega Inovasi Organik (MIO) menjadi salah satu debitur LPEI yang mendorong produk organik Indonesia berani mendunia, melalui penerapan konsep pertanian organik terintegrasi dimana dalam satu lahan petani diarahkan untuk menanam berbagai macam produk organik yang diminati pasar Eropa dan Amerika Serikat sebagai langkah diversifikasi hasil pertanian.

Dalam satu lahan seluas 2.000-3.000 meter persegi, petani menanam gula kelapa, buah-buahan seperti markisa, manggis, mangga, nanas, sirsak, bumbu dan rempah seperti daun pandan, vanila, jahe, kunyit, dan temulawak.

Pemilik sekaligus Direktur Mega Inovasi Organik Dippos Naloanro mengatakan sejak didirikan pada 2011, MIO memiliki visi untuk membangun ekosistem pertanian organik di Indonesia.

"Saat pandemi Covid-19, ketika permintaan pangan turun namun produk organik di seluruh dunia tetap tumbuh 10% karena pasar sudah mulai paham dan peduli tentang isu-isu kesehatan, terutama bahan-bahan kimia yang digunakan dalam sebuah produk. Menurut saya dalam 20 tahun ke depan produk organik akan take over karena dunia ke arah produk organik," ungkapnya.

Anro mengatakan potensi ekspor produk organik sangat besar, sebagai contoh untuk jenis buah segar markisa organik dapat diserap hingga 1 ton per minggu oleh pasar Eropa.

Menurutnya, produk organik digemari pasar internasional karena lebih sehat dan bebas dari bahan kimiawi yang memiliki dampak pada kesehatan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Prediksi Cuaca BMKG Jogja dan Sekitarnya Rabu 26 Juni 2024: DIY Cerah Berawan

Jogja
| Rabu, 26 Juni 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Inilah Rute Penerbangan Terpendek di Dunia, Naik Pesawat Hanya Kurang dari 2 Menit

Wisata
| Sabtu, 22 Juni 2024, 11:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement