Advertisement
Ini Penyebab Rupiah Makin Melemah Menurut Pakar UGM

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Nilai tukar rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) berdasarkan data terakhir Jumat, (21/6/2024) sudah menyentuh Rp16.458 per dolar AS. Ini menjadi posisi paling lemah di pekan kemarin.
Kaprodi S3 Ilmu Ekonomi FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), Catur Sugiyanto mengatakan kenaikan dolar ini disebabkan perekonomian AS yang sedang naik. Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sehingga menaruh dolar lebih memberikan return daripada mata uang lainnya.
Advertisement
BACA JUGA: Cek Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Senin 24 Juni 2024
"Dolar AS sedang lebih kuat daripada mata uang lain, ini faktor eksternal," ucapnya, Senin (24/6/2024).
Dia menjelaskan untuk faktor internal sendiri penyebab melemahnya rupiah karena situasi ekonomi dalam negeri yang masih penuh ketidakpastian. Saat ini sedang proses pergantian kepemimpinan, ditambah kabar mengenai tidak tercapainya penerimaan pemerintah. Sehingga menyebabkan kepercayaan pada rupiah menurun.
Saat ini menurutnya, pelaku pasar sedang menunggu apa yang akan dilakukan oleh pemerintahan baru. Sementara di dalam negeri masih menunggu, mereka menaruh dana di pasar AS yang lebih menjanjikan.
Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah perlu meyakinkan pelaku di dalam negeri bahwa segera setelah pergantian pemerintahan, akan terjadi perbaikan kondisi keuangan di dalam negeri. Membuat situasi lebih kondusif.
"Namun ini agak sulit, mengingat pergantian di bulan Oktober, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) baru nanti Januari. Jadi praktis baru Februari akan terlihat realisasi janji pemerintah," jelasnya.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan ini memutuskan menahan BI Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%. Catur mengatakan berat bagi BI untuk menaikkan BI Rate. Mengingat kenaikan suku bunga justru akan mengurangi gairah investasi dan memperlemah perekonomian.
Ia berpandangan jika BI bisa memberikan insentif bunga kepada dunia usaha untuk investasi, dan pemerintah bisa meyakinkan bahwa pemerintahan baru akan lebih baik, maka bisa menguatkan kegiatan ekonomi di semester kedua yakni Juli-Desember 2024.
"Kalau tidak agak bahaya bagi kondisi makro kalau dunia usaha posisinya menunggu enam bulan ke depan," lanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan keputusan BI menahan suku bunga di 6,25% konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025.
Kebijakan ini didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar Rupiah dan masuknya aliran modal asing. Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Danantara Dikabarkan Pendekatan ke GoTo dan Grab untuk Investasi Saham
- Tahun Ini Jatuh Tempo Utang Pemerintah Mencapai Rp800 Trilun, Ini Kata Ekonom
- Danantara Gandeng Himbara Perkuat Strategi Pertumbuhan Ekonomi
- Pasokan Elpiji Selama Libur Iduladha di Jateng-DIY Dipastikan Aman oleh Pertamina Patraniaga JBT
- Pengamat Bilang Indonesia Bakal Sulit Ekspor Beras, Begini Penjelasannya
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru Hari Ini, Sabtu 7 Juni 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu Turun di Balapan Solo
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Asita DIY Sebut Kunjungan Wisman ke DIY Turun 20 Persen, Penyebabnya Dua Hal Ini
- Jumlah Investor di DIY per April 2025 Mencapai 248.113 Investor
- BI DIY Dukung Program Kemandirian Ekonomi Pesantren, Sektor Keuangan Hingga Pengembangan Usaha
- Menteri Pertanian Sebut Ada Upaya Mafia Pangan Memanipulasi Data Pasokan Beras
- Tahun Ini Jatuh Tempo Utang Pemerintah Mencapai Rp800 Trilun, Ini Kata Ekonom
- Danantara Dikabarkan Pendekatan ke GoTo dan Grab untuk Investasi Saham
- Jelang Libur Sekolah, Garuda Indonesia Siapkan Program Diskon Penerbangan
Advertisement
Advertisement