Advertisement

Potensi Dana Donasi di Indonesia Lebih dari Rp600 Triliun

Newswire
Senin, 04 Agustus 2025 - 12:07 WIB
Maya Herawati
Potensi Dana Donasi di Indonesia Lebih dari Rp600 Triliun Ilustrasi uang. - Bisnis/ Dwi Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Potensi dana dari aktivitas filantropi alias dana donasi di Indonesia lebih dari Rp600 triliun. Hal ini diutarakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy.

Berdasarkan perhitungan dari Bappenas, sumber filantropis berbasis keagamaan seperti dari zakat, wakaf, para donatur dari agama selain Islam hingga perusahaan-perusahaan yang menghimpun dana filantropi, yang diperkirakan potensi filantropi di Indonesia lebih dari Rp600 triliun.

Advertisement

"Kalau ini bisa dimulai dan dilanjutkan oleh para filantropis yang berkumpul di sini, maka ini akan menjadi ladang amal kita ke depan," katanya dalam Pembukaan Filantropi Festival 2025: Budaya dan Ekosistem Filantropi untuk Dampak yang Lebih Baik di Jakarta, Senin (4/8/2025).

Selama ini, para filantropi atau penyumbang donasi di Indonesia maupun global disebut telah berkontribusi dalam pembangunan dengan cara mereka sendiri.

Dia menceritakan filantropis perempuan yang bernama Fatima al Fihri, membangun universitas pertama di Afrika Utara, tepatnya di negara Maroko. Hal tersebut menjadi pedoman bagi tumbuh kembang perguruan tinggi di daratan Eropa maupun Amerika yang juga berkat dukungan para filantropis.

Rachmat juga menerangkan bahwa dirinya berkembang karena filantropis saat dulu menempuh pendidikan di Persatuan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD) yang dimiliki oleh filantropis.

Sekolah lainnya seperti Al-Izhar hingga perguruan tinggi Prasetiya Mulya turut didirikan oleh para filantropis.

“Sebenarnya filantropis Indonesia juga sudah membangun dirinya dan membangun untuk Indonesia. Kalau para filantropis bisa membangun negerinya, maka ini adalah langkah awal kita untuk membangun Indonesia yang lebih berkelanjutan,” ungkap Kepala Bappenas.

BACA JUGA: Bank Indonesia Luncurkan Layanan QRIS Tap Transportasi Publik DIY

Konsolidasi para filantropis yang membangun kesadaran dan kekuatan dengan semangat keswadayaan untuk memberikan dampak positif lebih luas dianggap menjadi awal dari pembangunan nasional.

“Jadi filantropis adalah bagaimana manusia mencintai sesamanya. Kalau manusia mencintai sesamanya berhimpun untuk mencintai sesamanya, maka ini adalah langkah awal yang baik untuk membangun sebuah kemanusiaan, membangun kemasyarakatan, dan juga membangun bangsa dan negara kita Indonesia,” kata Rachmat Pambudy.

“Benar pemerintah itu bisa memberikan arah, bisa membuat regulasi, bisa membuat peraturan dan undang-undang, tetapi ini harus ada kesadaran dari para masyarakatnya sendiri. Masyarakat sendiri harus menyadari bahwa pembangunan itu adalah untuk kita semua, untuk mencintai sesama (filantropis), baru ada kesadaran,” ungkap Kepala Bappenas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

PSS Sleman Lakukan Evaluasi Seusai Uji Coba Lawan PSBS Biak

PSS Sleman Lakukan Evaluasi Seusai Uji Coba Lawan PSBS Biak

Sleman
| Senin, 04 Agustus 2025, 14:57 WIB

Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata
| Sabtu, 02 Agustus 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement