Advertisement
Toko Online Bikin Penjualan Seragam di DIY Semakin Lesu
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Beberapa pedagang sekolah di Jalan Ibu Ruswo mengaku penjualan tahun ini lebih lesu daripada tahun lalu. Mereka menduga penurunan penjualan ini akibat adanya toko online, sehingga sebagian masyarakat beralih.
Salah satu pedagang seragam di Jalan Ibu Ruswo, Umi mengatakan penurunannya sekitar 20-30%. Dia mengatakan pernah juga mencoba cek di toko online semua kebutuhan sekolah sudah tersedia lengkap, meski dia menduga secara kualitas berbeda.
Advertisement
BACA JUGA: Polemik Pungli Pendidikan, Penjualan Seragam oleh Sekolah di Bantul Masih Ditemukan
Menurutnya tahun ini ada sekitar sepuluh sekolah yang bekerjasama dengan tokonya terkait dengan kebutuhan seragam. Misal membuat topi dengan logonya, sabuk, bet seragam, dasi, kerudung dan lainnya. Pelanggannya tidak hanya dari DIY ada juga dari luar Jawa yang melakukan pemesanan ulang.
"Bisa 20-30% turunnya," ucapnya ditemui di tokonya, Senin (15/7/2024).
Dia menjelaskan setiap tahun ajaran baru penjualan seragam meningkat. Di pekan terakhir libur sekolah dalam sehari bisa terjual 200-300 setel baju seragam. Per anak rata-rata membeli tiga setel.
Kebanyakan yang membeli seragam adalah siswa SD, karena untuk yang SMP dan SMA masih bisa memakai seragam lama untuk awal masuk sekolah. Juga tidak semua beli seragam lengkap satu setel, ada yang beli bajunya saja karena sudah kekecilan, ada yang beli topi saja, dan lainnya.
BACA JUGA: Permintaan Seragam Sekolah Meningkat Jelang Tahun Ajaran Baru 2024/2025
Lebih lanjut dia mengatakan rata-rata sekolah memesan atribut dan dijual di koperasi karena untuk seragam tidak boleh. Misalnya pesan jilbab dengan logo, topi dengan sablon.
"Banyak juga yang beli atribut, mungkin tidak tahu apakah akan dibagi sekolah atau tidak. Dasi, ikat pinggang ramai," jelasnya.
Senada, pedagang lain di Jalan Ibu Ruswo, Siti mengaku terjadi penurunan penjualan di tahun ini. Faktornya karena ada toko online yang membuat harganya jatuh. Puncak pembelian seragam menurutnya sudah terjadi di tiga hari terakhir kemarin.
Ia menyediakan stok sekitar 100 pcs per ukuran dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Dulu saat puncak penjualan seragam omsetnya bisa mencapai Rp50 juta tapi sekarang tidak.
"Kurang tahu persentase turunnya, tapi lebih ramai tahun lalu," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bergabung dengan BRICS, Indonesia Disebut Bisa Mempercepat Perjanjian Bilateral
- Peran Penting PAFI Papua Tengah Meningkatkan Akses Obat dan Layanan Kesehatan di Daerah Terpencil
- Pedagang Banyak yang Menolak Uang Tunai, Rupiah Seolah-olah Kehilangan Nilai
- Asosiasi Tekstil Usul Pemerintah Menunda Kenaikan PPN 12%
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Selasa 15 Oktober, Harga Daging Ayam Naik
Advertisement
Jadwal Layanan SIM Keliling Gunungkidul Rabu 30 Oktober 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam Hari Ini Naik Jadi Rp1.535 Juta per Gram
- Semarakkan 6th Anniversary, Sleman City Hall Selenggarakan a Great Business Talk: Change Chance Choice untuk 3.500 Orang
- Harga Pangan per 29 Oktober 2024: Bawang Merah Naik, Cabai Turun
- Sejarah Panjang Sritex (SRIL) yang Kini Dinyatakan Pailit
- Kemenhub dan KBUMN Koordinasi Untuk Efisiensi Biaya Logistik di Sektor Transportasi
- Punya Peran Strategis, PAFI Pengurus Cabang Singkawang Terus Melakukan Edukasi Soal Obat-obatan ke Masyarakat
- Pemerintah Mau Hapus Utang Petani Hingga UMKM, Pakar UGM: Kuncinya Pendampingan
Advertisement
Advertisement