Advertisement
Toko Online Bikin Penjualan Seragam di DIY Semakin Lesu
Pembeli seragam di Jalan Ibu Ruswo saat libur sekolah, Rabu (10/7 - 2024). Anisatul Umah/Harian Jogja.
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Beberapa pedagang sekolah di Jalan Ibu Ruswo mengaku penjualan tahun ini lebih lesu daripada tahun lalu. Mereka menduga penurunan penjualan ini akibat adanya toko online, sehingga sebagian masyarakat beralih.
Salah satu pedagang seragam di Jalan Ibu Ruswo, Umi mengatakan penurunannya sekitar 20-30%. Dia mengatakan pernah juga mencoba cek di toko online semua kebutuhan sekolah sudah tersedia lengkap, meski dia menduga secara kualitas berbeda.
Advertisement
BACA JUGA: Polemik Pungli Pendidikan, Penjualan Seragam oleh Sekolah di Bantul Masih Ditemukan
Menurutnya tahun ini ada sekitar sepuluh sekolah yang bekerjasama dengan tokonya terkait dengan kebutuhan seragam. Misal membuat topi dengan logonya, sabuk, bet seragam, dasi, kerudung dan lainnya. Pelanggannya tidak hanya dari DIY ada juga dari luar Jawa yang melakukan pemesanan ulang.
"Bisa 20-30% turunnya," ucapnya ditemui di tokonya, Senin (15/7/2024).
Dia menjelaskan setiap tahun ajaran baru penjualan seragam meningkat. Di pekan terakhir libur sekolah dalam sehari bisa terjual 200-300 setel baju seragam. Per anak rata-rata membeli tiga setel.
Kebanyakan yang membeli seragam adalah siswa SD, karena untuk yang SMP dan SMA masih bisa memakai seragam lama untuk awal masuk sekolah. Juga tidak semua beli seragam lengkap satu setel, ada yang beli bajunya saja karena sudah kekecilan, ada yang beli topi saja, dan lainnya.
BACA JUGA: Permintaan Seragam Sekolah Meningkat Jelang Tahun Ajaran Baru 2024/2025
Lebih lanjut dia mengatakan rata-rata sekolah memesan atribut dan dijual di koperasi karena untuk seragam tidak boleh. Misalnya pesan jilbab dengan logo, topi dengan sablon.
"Banyak juga yang beli atribut, mungkin tidak tahu apakah akan dibagi sekolah atau tidak. Dasi, ikat pinggang ramai," jelasnya.
Senada, pedagang lain di Jalan Ibu Ruswo, Siti mengaku terjadi penurunan penjualan di tahun ini. Faktornya karena ada toko online yang membuat harganya jatuh. Puncak pembelian seragam menurutnya sudah terjadi di tiga hari terakhir kemarin.
Ia menyediakan stok sekitar 100 pcs per ukuran dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Dulu saat puncak penjualan seragam omsetnya bisa mencapai Rp50 juta tapi sekarang tidak.
"Kurang tahu persentase turunnya, tapi lebih ramai tahun lalu," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Tebing 100 Meter Longsor, Akses di Girimulyo Kulonprogo Lumpuh
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Hadir di Forum Tekstil Global, Menperin Harap Indonesia Diuntungkan
- Penyaluran Beras SPHP di DIY Mencapai 32,86 Persen per September
- Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo di Bidang Ekonomi Menurut Indef
- Konstruksi Diprediksi Masih Jadi Penopang Ekonomi DIY Triwulan III
- Ekspor Sektor Ekonomi kreatif Capai Rp215 Triliun di Pertengahan 2025
- Ekonom UGM Sebut Kebijakan Ketenagakerjaan Tambal Sulam
- Meta PHK Ratusan Karyawan Divisi AI
Advertisement
Advertisement



