Advertisement
Ketahanan Pangan Indonesia Kalah Jauh dari Singapura
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Secara blak-blakan pemerintah mengakui ketahanan pangan Indonesia masih kalah jauh dari negara tetangga, Singapura.
Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Restuardy Daud mengungkapkan bahwa ketahanan pangan Singapura dapat lebih unggul meski negara tersebut tidak memiliki lahan pertanian sebesar Indonesia.
Advertisement
“Singapura tidak punya lahan yang cukup seperti kita. Mereka negara pengimpor tapi memiliki ketahanan pangan di atas kita [Indonesia],” ungkapnya dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi (GNPIP) Wilayah Jawa, Rabu (14/8/2024).
Dalam hal ini, ketahanan pangan diterjemahkan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan.
Tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Daud turut membandingkan Indonesia dengan Thailand, yang juga penghasil bahkan pengekspor beras. Menurutnya, ketahanan pangan Thailand pun rendah dan masih lebih baik Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, Daud menyampaikan status importir maupun eksportir pangan belum tentu menandakan ketahanan pangan suatu negara. Namun, Indonesi perlu mengandalkan perdagangan pangan yang didukung teknologi logistik dan tata kelola yang baik.
Sementara itu, terdapat beberapa fakta yang menjadi perhatian pemerinth. Pasalnya, sebanyak 7% hingga 16% rentan kelaparan.
BACA JUGA: Nasdem Pasangkan Heroe Poerwadi dengan Sri Widya Supena di Pilkada Jogja 2024
Melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) per Juni 2024, jumlah warga Indonesia sebanyak 281.603.800 jiwa. Artinya, sekitar 19,71 juta hingga 45,05 juta jiwa Indonesia yang rentan kelaparan.
“Sebanyak tujuh persen hingga 16 persen masih rentan terhadap kelaparan dan kita mencatat masih adanya sedikit penurunan pada produktivitas padi kita,” jelasnya.
Padahal, dalam APBN ketahanan pangan mendapatkan pos khusus. Seperti dalam APBN 2024, anggaran ketahanan pangan diarahkan untuk meningkatkan ketersediaan, akses, dan stabilisasi harga pangan senilai Rp114,3 triliun.
Angka tersebut tercatat terus mengalami kenaikan setidaknya dalam lima tahun terakhir. Di mana pada 2020 baru senilai Rp74,5 triliun, kemudian 2022 dialokasikan senilai Rp86 triliun dan 2023 senilai Rp88,8 triliun.
Sementara pada 2023, pemerintah mengalokasikan anggaran ketahanan pangan senilai Rp100,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Volkswagen Bakal Tutup Pabrik di Jerman, 15000 Karyawan Terancam PHK
- Rencana Pembatasan BBM Bersubsidi Bisa Berdampak, Ini Kata Indef
- Harga Emas Antam Akhir Pekan Ini Melonjak, Rp1.465 Juta per Gram
- Peringatan Gempa Megathrust, PHRI DIY: Picu Geliat Wisata Menurun
- Stabilisasi Harga Beras, Disperindag DIY Ajukan Usulan Tambahan Anggaran untuk Operasi Pasar
Advertisement
Tanaman Cabai di Galur Terserang Hama, Dinas Pertanian Kulonprogo Lakukan Ini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Harga Telur, Cabai, dan Bawang Kembali Naik Hari Ini
- Bank Digital Menawarkan Bunga Tinggi, Ternyata Ini Alasannya
- 722 Ribu Tiket Kereta Api Habis Terjual di Masa Libur Panjang Maulid Nabi
- Rencana Pembatasan BBM Bersubsidi Bisa Berdampak, Ini Kata Indef
- Ini Rencana OJK untuk Memudahkan Pembiayaan UMKM
- Meski Lesu, Penjualan Grand Max Kalahkan Suzuki Carry dan Mitsubishi L300 di Segmen Pick Up
- Anggaran Tahun Depan Turun Drastis, Kementerian Investasi/BKPM Bakal Dievaluasi
Advertisement
Advertisement