Advertisement

Promo November

GIPI DIY Sebut Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat Belum Berdampak Signifikan

Anisatul Umah
Selasa, 10 September 2024 - 12:37 WIB
Abdul Hamied Razak
GIPI DIY Sebut Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat Belum Berdampak Signifikan Tiket pesawat / Ilustrasi freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA— Pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) penurunan harga tiket pesawat. Tujuannya untuk menurunkan harga tiket maskapai penerbangan yang masih mahal di Indonesia.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardianto mengatakan sejauh ini belum ada dampak signifikan yang dirasakan dari pembentukan Satgas ini. Menurutnya beberapa penerbangan yang trafficnya tinggi harganya juga belum murah. Lonjakan kunjungan wisatawan ke DIY juga belum dirasakan.

Advertisement

BACA JUGA: Harga Avtur di Indonesia Tertinggi se Asean, Bos AirAsia: 28 Persen Lebih Mahal dari Malaysia

"Kami melihat belum ada dampak signifikan dari tim Satgas itu," ucapnya, Selasa (10/9/2024).

Dia menjelaskan, mahalnya harga tiket di dalam negeri membuat wisatawan lebih memilih wisata ke luar negeri. Bobby menyebut program yang dicanangkan pemerintah dan stakeholder belum inline. Sehingga semangat yang dibangin bangga berwisata di Indonesia belum dikerjakan bersama-sama.

Baginya ini adalah benang kusut yang belum bisa diurai oleh pemerintah. Ia bercerita baru saja pulang dari Vietnam dengan tiket seharga Rp2,5 juta. Menurutnya ini lebih murah daripada ke Papua. Pekan depan, kata Bobby, dia akan pergi lagi ke Lampung, tiket yang dibeli seharga Rp1,9 juta, atau hanya selisih Rp600.000 dengan Vietnam.

"Kembali ke ketegasan regulasi, artinya bagaimana pemerintah membuat ekosistem di industri penerbangan," kata Bobby.

Ia berharap agar persaingan usaha bisa lebih sehat dan jangan ada monopoli. Kondisi ini menurutnya berakibat pada matinya beberapa maskapai baru yang muncul.

Senada, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Asita DIY, Edwin Ismedi Himna mempertanyakan bagaimana orang mau berwisata di Indonesia jika harga tiketnya mahal. Kondisi ini menyebabkan orang pilih wisata ke luar negeri karena lebih murah. Menurutnya salah satu penyebab tiket pesawat mahal adalah avtur.

Edwin menyampaikan Satgas ini tidak diperlukan karena sudah kelihatan item pembentuk harga tiket mahal. Menurutnya satgas yang dibentuk oleh Kemenhub, Kemenkeu, Marinves, Kemenparekraf beberapa bulan ini belum ada follow up nya.

"Satgas juga tidak melibatkan industri langsung, Asita gak diajak bicara, sehingga terus terang gak percaya dengan Satgas," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan jangan berharap pada kunjungan wisatawan domestik dari Sumatera, Kalimantan, dan lainnya jika tiket masih mahal. Mereka akan memilih ke Malaysia, Thailand, Singapura yang lebih murah.

Saat ini kunjungan ke DIY masih didominasi dari Pulau Jawa. "Ngapain ke Jogja karena tiket gak masuk akal." 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda

Jogja
| Jum'at, 22 November 2024, 00:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement