Advertisement
Jadi Komponen Tertinggi Pengeluaran Mahasiswa, Skincare Jadi Kebutuhan Utama Generasi Muda

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Baru-baru ini Pusat Studi Ekonomi Keuangan dan Industri Digital (PSEkuin) UPN Veteran Yogyakarta (UPNVY) melakukan survei rata-rata pengeluaran biaya hidup mahasiswa. Hasilnya, rata-rata pengeluaran biaya hidup mahasiswa lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga di DIY dan Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY 2024.
Ketua PSEkuin UPNVY, Ardito Bhinadi mengatakan berdasarkan hasil survei itu, Rata-rata pengeluaran biaya hidup mahasiswa DIY 2024 sebesar Rp2,96 juta per bulan, naik 2% dari 2020 sebesar Rp2,91 juta. Adapun komponen tertinggi pengeluaran mahasiswa adalah skincare.
Advertisement
Tekait dengan hal itu, Supervisor Marketing and Product Development PT Nose Herbal Indo, Dea Nira mengatakan masyarakat terutama generasi muda baik perempuan dan laki-laki sekarang sudah lebih peduli dengan penampilan mereka. Maka hal itu berdampak pada kebutuhan akan produk kecantikan kulit atau skincare.
"Orang tidak lagi memandang skincare sebagai kebutuhan tersier lagi tapi menjadi kebutuhan primer," katanya disela seminar bertajuk From Noise to Voice: Building Brand in Competitive Space, Sabtu (14/9/2024).
BACA JUGA: Biaya Hidup Mahasiswa di Jogja Melebihi UMP, Terjebak Lifestyle, Skincare dan iPhone
Menurut Dea, permintaan terhadap produk skincare terus berkembang pesat beberapa waktu belakangan yang membuat beauty industri semakin bertumbuh. Di DIY-Jateng saja rata-rata konsumen yang memakai produk mereka ada di angka 40%.
"Dulu bisa saja orang tidak peduli dengan skincare, tapi dengan adanya dunia digital semua informasi tentang beauty lifestyle mudah ditemukan dan orang ingin terlihat cantik dan menarik," kata dia.
Apalagi generasi masa kini yang populer dengan Gen z. Kelompok ini biasanya merupakan tipe yang suka meriset atau mengulik tentang suatu produk secara rinci dan ketika mereka tertarik dengan tren masa kini hal itu akan menyebabkan industri ini semakin berkembang.
"Kebutuhan yang terus-menerus dilakukan itu akan jadi kebiasaan. Seperti halnya makan, pagi pakai skincare, siang pakai, kemudian malam juga dipakai lagi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 404.192 Badan Usaha Terjerat Kredit Macet Ke Pinjol, Naik Tajam
- Bank Syariah Matahari Milik Muhammadiyah Incar BPRS di Jogja untuk Merger
- Akhir Libur Sekolah, Sejumlah Tol Jasa Marga Diskon 20 Persen hingga 13 Juli 2025, Ini Daftarnya
- Begini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2025 Menurut Apindo DIY
- Kementerian PKP Tegaskan Regulasi Rumah Bersubsidi Kembali ke Versi 2023
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hingga Juli 2025 Sebanyak 2.495 Pekerja di DIY Terkena PHK
- Pesan Menteri Nusron dalam Forum Pembangunan Wilayah di Sulteng: Tata Ruang Harus Ketat demi Jaga Ketahanan Pangan
- Rapim Semester I, Menteri Nusron Minta Jajaran Evaluasi Tunggakan dan Layanan Elektronik
- Buka Dealer Baru di Jogja, Aion Hadirkan 3 Mobil Listrik Andalan
- Kementerian Pertanian Sebut 212 Produsen Beras Berbuat Curang, Polri Segera Bertindak
- Masih Ada Diskon Tiket Kereta Api Sebesar 30 Persen hingga Akhir Juli 2025
- Pemerintah Salurkan Beras Bersubsidi Program SPHP, Dijual dengan HET Rp12.500 per Kg untuk Pulau Jawa
Advertisement
Advertisement