Advertisement
Jadi Komponen Tertinggi Pengeluaran Mahasiswa, Skincare Jadi Kebutuhan Utama Generasi Muda
Suasan seminar bertajuk From Noise to Voice: Building Brand in Competitive Space, Sabtu (14/9/2024). - Harian Jogja/Yosef Leon
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Baru-baru ini Pusat Studi Ekonomi Keuangan dan Industri Digital (PSEkuin) UPN Veteran Yogyakarta (UPNVY) melakukan survei rata-rata pengeluaran biaya hidup mahasiswa. Hasilnya, rata-rata pengeluaran biaya hidup mahasiswa lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga di DIY dan Upah Minimum Provinsi (UMP) DIY 2024.
Ketua PSEkuin UPNVY, Ardito Bhinadi mengatakan berdasarkan hasil survei itu, Rata-rata pengeluaran biaya hidup mahasiswa DIY 2024 sebesar Rp2,96 juta per bulan, naik 2% dari 2020 sebesar Rp2,91 juta. Adapun komponen tertinggi pengeluaran mahasiswa adalah skincare.
Advertisement
Tekait dengan hal itu, Supervisor Marketing and Product Development PT Nose Herbal Indo, Dea Nira mengatakan masyarakat terutama generasi muda baik perempuan dan laki-laki sekarang sudah lebih peduli dengan penampilan mereka. Maka hal itu berdampak pada kebutuhan akan produk kecantikan kulit atau skincare.
"Orang tidak lagi memandang skincare sebagai kebutuhan tersier lagi tapi menjadi kebutuhan primer," katanya disela seminar bertajuk From Noise to Voice: Building Brand in Competitive Space, Sabtu (14/9/2024).
BACA JUGA: Biaya Hidup Mahasiswa di Jogja Melebihi UMP, Terjebak Lifestyle, Skincare dan iPhone
Menurut Dea, permintaan terhadap produk skincare terus berkembang pesat beberapa waktu belakangan yang membuat beauty industri semakin bertumbuh. Di DIY-Jateng saja rata-rata konsumen yang memakai produk mereka ada di angka 40%.
"Dulu bisa saja orang tidak peduli dengan skincare, tapi dengan adanya dunia digital semua informasi tentang beauty lifestyle mudah ditemukan dan orang ingin terlihat cantik dan menarik," kata dia.
Apalagi generasi masa kini yang populer dengan Gen z. Kelompok ini biasanya merupakan tipe yang suka meriset atau mengulik tentang suatu produk secara rinci dan ketika mereka tertarik dengan tren masa kini hal itu akan menyebabkan industri ini semakin berkembang.
"Kebutuhan yang terus-menerus dilakukan itu akan jadi kebiasaan. Seperti halnya makan, pagi pakai skincare, siang pakai, kemudian malam juga dipakai lagi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Homestay dan Kos Harian Gerus Okupansi Hotel Jogja Saat Nataru
Advertisement
Musim Liburan, Wisata Jip Merapi Diserbu hingga 20 Ribu Orang
Advertisement
Berita Populer
- Kebocoran Data, Coupang Siapkan Kompensasi Rp19 Triliun tapi Dikritik
- Libur Nataru, Kunjungan Mal di DIY Naik 20 Persen, Ini Pemicunya
- Update Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri24 Merosot, Antam Stagnan
- BRI Hadirkan Program Healing untuk Anak Terdampak Banjir di Sumatra
- Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp65.300 per Kg, Telur Ayam Rp32.950
- HPE Konsentrat Tembaga dan Emas Naik Awal Januari 2026
- Bulog DIY Pastikan Harga Beras Stabil Jelang Tahun Baru 2026
Advertisement
Advertisement




