Advertisement
Momen 5 Tahun Transformasi BUMN, PLN Lakukan Penyalaan Pertama Bantuan Pasang Baru Listrik di DIY

Advertisement
GUNUNGKIDUL—Dalam momen 5 Tahun Transformasi BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir, PLN sebagai perpanjangan tangan pemerintah di bidang ketenagalistrikan melakukan penyalaan pertama Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Desa Genjahan, Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, DIY, pada Sabtu (14/9) pagi. Program BPBL ini merupakan inisiatif Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hasil kolaborasi antara Komisi VII DPR RI, Kementerian ESDM, dan PLN sebagai pelaksana penyambungan listrik.
Koordinator Rencana dan Laporan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Eri Nurcahyanto, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, pemerintah menargetkan penyambungan gratis untuk 122.000 rumah tangga di 36 provinsi, termasuk 1.715 rumah tangga di D.I. Yogyakarta.
Advertisement
Eri menambahkan bahwa jika tambahan anggaran tersedia, targetnya bisa meningkat hingga 150.000 rumah tangga di seluruh Indonesia
"Tentu bantuan ini ditujukan bagi masyarakat miskin yang telah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kementrian ESDM, atau tinggal di wilayah 3T, dan layak menerima BPBL berdasarkan validasi dari pemerintah setempat", sambung Eri.
Setiap rumah tangga yang menerima BPBL mendapatkan sambungan listrik berdaya 900 VA, lengkap dengan instalasi seperti stop kontak, fitting lampu, lampu, MCB, dan kabel instalasi.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jateng & DIY, Muhammad Soffin Hadi, menyatakan bahwa program BPBL ini adalah bukti nyata kehadiran pemerintah dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya masyarakat kurang mampu. “Ini merupakan pengamalan dari Sila ke-5 Pancasila. Pemerintah hadir melalui Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI, sementara PLN bertugas sebagai pelaksana penyambungan listrik gratis,” ujar Soffin.
Soffin juga menyebutkan bahwa di Kabupaten Gunungkidul, 1.118 rumah tangga telah menerima bantuan BPBL, termasuk 114 rumah tangga di Kalurahan Genjahan. “Harapannya, dengan adanya listrik, produktivitas masyarakat seperti tukang jahit dan tukang kayu bisa meningkat, sehingga berdampak positif pada perekonomian,” lanjutnya.
Sementara itu, Warsiti, warga Kalurahan Genjahan, Ponjong, Gunungkidul, yang menerima bantuan BPBL, merasa sangat bahagia. Selama ini, ia mendapatkan listrik dengan menyalur dari rumah mertuanya. “Selama ini, sejak menikah, kami nyalur listrik dari rumah mertua. Dengan adanya listrik gratis ini ya senang sekali, remen,” ucap Warsiti penuh syukur.
Hal serupa disampaikan oleh Kristanto, warga lainnya di Kalurahan Genjahan. Sebelumnya, ia menyalur listrik dari mushola selama dua tahun sebelum akhirnya mendapatkan bantuan listrik dari program BPBL. “Terima kasih kepada pemerintah dan PLN atas listrik gratis ini. Semoga bisa menjngkatkan perekonomian keluarga kami,” ujar Kristanto.
Program yang dijalankan sejak 2022 hingga 2023 ini setidaknya telah diberikan kepada 211.783 rumah tangga di Seluruh Indonesia, dan pada tahun 2024 ditargetkan sebanyak 150.000 rumah tangga, dengan daya 900 VA dan pulsa awal sebesar Rp 100.000,-. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement

Manunggal Fair Kulonprogo Targetkan 100 Ribu Pengunjung Tahun Ini
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
- Ribuan Koperasi Desa Merah Putih Tunggu Dana Cair dari Bank Himbara
- Iuran JKK Industri Padat Karya Dapat Keringanan hingga 2026
- Kredit Mengendap di Perbankan Tembus Rp2.372 Triliun
Advertisement
Advertisement