Advertisement
Garrya Bianti Yogyakarta Donasi 10.000 Dolar AS untuk KWT Petelur Ayam Bahagia
Advertisement
JOGJA—Garrya Bianti Yogyakarta lewat program Corporate Social Responsibility (CSR) menyerahkan donasi sebesar 10.000 dolar AS kepada dua Kelompok Wanita Tani (KWT) Pandowoharjo dan Tridadi, Sleman. Penyerahan donasi digelar di Refresh All-Day Dining Garrya Bianti Yogyakarta, Kamis (26/9/2024).
General Manager Garrya Bianti Yogyakarta, Ridwan Heriyadi mengatakan donasi bertujuan untuk membina peternak ayam dengan cage free eggs system atau ayam bebas kandang. Menurutnya program ini dikerjasamakan dengan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Global Food Partners.
Dia menjelaskan berdasarkan penelitian ilmiah telur dari ayam bahagia hasilnya lebih sehat. "Ini pilot project, 10.000 dolar AS ini termasuk kandang, pakan, dan projek ini diperkirakan selama satu tahun," ucapnya.
Ridwan berharap nantinya memasuki tahun kedua KWT sudah bisa mandiri dan dari keuntungan yang diperoleh mereka bisa meneruskan ke tahap selanjutnya. Menurutnya donasi semacam ini dimungkinkan untuk diberikan ke KWT lain tahun depan.
Lebih lanjut dia mengatakan setelah produksi, hotel berkomitmen akan membeli telurnya. Sehingga KWT tidak hanya mengambil manfaatnya, namun dari hotel juga membantu secara ekonomi.
"Kami bantu mereka dengan beli telur artinya bantu mereka memasarkan," lanjutnya.
Dosen Fakultas Peternakan UGM, Muhsin Al Anas menjelaskan di Fakultas Peternakan ada pusat pengembangan ternak untuk mengembangkan ayam bebas kandang seperti yang dikerjasamakan dengan Garrya Bianti Yogyakarta. Tidak hanya sistem peternakan tapi juga nilai ekonomi dibentuk dari projek yang melibatkan ibu-ibu KWT.
Di dalam menentukan KWT yang dipilih terlebih dahulu dilakukan asesmen dilihat sustainability dan kontinuitasnya. Pertama terkait lahan, keterlibatan ibu-ibu dalam mengelola peternakan sampai projek ini ada.
BACA JUGA: Alokasi Gaji PPPK Menyusut di 2025, Ini Sebabnya
"Saat ini kami benar-benar ke kebutuhan masyarakat apa, pengennya apa. Ibu-ibu ini punya lahan, bekerja di bidang pertanian sehingga match," ucapnya.
Indonesia Program Manager Global Food Partners, Kristina Yolanda menjelaskan Global Food Partners adalah perusahaan konsultasi multinasional. Memiliki misi menciptakan industri telur yang lebih sustainable dengan lebih memperhatikan kesejahteraan hewan. Diwujudkan dengan budidaya sistem cage free.
Mempelopori cage free bersama dengan UGM, Global Food Partners membangun model peternakan untuk percontohan. Sebagai konsultan Global Food Partners memiliki keahlian teknis, punya kapasitas melakukan pendampingan-pendampingan ke peternak Indonesia.
"Kami based di Singapura, tapi kami beroperasi di berbagai negara di Asia, di Thailand, Filiphina, Malaysia termasuk di Indonesia," paparnya. (****)
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mendag Sita 11.000 Ton Siku Baja Tanpa SNI Senilai Rp11 Miliar
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia Diklaim Mampu Menarik Investasi dari Jepang
- Harga Rokok di Indonesia Disebut Terlalu Murah, Picu Banyaknya Perokok
- Wuih! Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Termahal se-Asia Tenggara
- Momen 5 Tahun Transformasi BUMN, PLN Lakukan Penyalaan Pertama Bantuan Pasang Baru Listrik di DIY
Advertisement
Kebakaran Akibat Pembakaran Sampah di Bantul Mencapai 104 Kejadian
Advertisement
Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
Advertisement
Berita Populer
- LOMAN PARK HOTEL: Bertransformasi, Bertumbuh, dan Berinovasi
- Toko Bahan Bangunan RKM Melebarkan Sayap ke Jogja, Nikmati Diskon hingga 64 Persen
- Garrya Bianti Yogyakarta Donasi 10.000 Dolar AS untuk KWT Petelur Ayam Bahagia
- Jumlah Pekerja Kena PHK Bertambah 6.000 Orang Lebih, Sektor Ini Terbanyak
- Memperluas Literasi APBN, DJPb DIY Kerjasama dengan UPN Veteran Yogyakarta
- Jumlah Tabungan Masyarakat Indonesia Terus Merosot, Indikator Ekonomi Kian Lemah
- Peluang Insentif Mobil Bioetanol, Ini Respons Toyota
Advertisement
Advertisement