Advertisement
BI DIY Sebut Deflasi Dampak dari Pasokan yang Melimpah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— DIY mengalami deflasi 0,10% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada September 2024. Secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 1,85%, dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) terjadi inflasi sebesar 0,48%.
Bank Indonesia Perwakilan DIY menyebut secara bulanan, penyumbang utama deflasi di DIY adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,10% mtm.
Advertisement
BACA JUGA: Bank Indonesia Sebut Inflasi DIY Terjaga dalam Satu Dekade
Plh. Kepala Perwakilan BI DIY, Hermanto mengatakan jika dilihat berdasarkan komoditas, andil penurunan terdalam disumbang oleh cabai rawit dengan andil 0,09% mtm, cabai merah dengan andil 0,06% mtm, dan cabai hijau dengan andil 0,03% mtm.
Menurutnya ini sejalan dengan panen raya di daerah sentra produksi sehingga supply pasokan melimpah. Selain cabai, komoditas lain yang juga memiliki andil terhadap deflasi bulanan DIY adalah bensin dengan andil sebesar 0,04% mtm.
"Seiring dengan kebijakan penurunan harga BBM jenis Pertamax per 1 September 2024," ucapnya, Rabu (2/10/2024).
Dia menyebut komoditas daging ayam ras juga memiliki andil deflasi yang relatif dalam mencapai -0,02% mtm. "Seiring oversupply di tengah permintaan yang relatif terkelola," lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan deflasi tertahan oleh meningkatnya harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,03% mtm. Ditinjau menurut komoditasnya, harga emas perhiasan mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan harga emas global sebagai dampak berlanjutnya ketidakpastian dan ketegangan geopolitik global.
Kemudian komoditas lain seperti kopi bubuk juga masih menjadi komoditas penyumbang inflasi yang didorong oleh meningkatnya harga kopi dunia akibat dinamika cuaca yang mempengaruhi produktivitas kopi di negara sentra produksi.
Sigaret Kretek Mesin (SKM) juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi dengan andil 0,01% mtm, sejalan dengan kenaikan cukai rokok yang berlaku sejak 1 januari 2024 dengan rata-rata kenaikan sebesar 10%-11,8% yang ditransmisikan sepanjang tahun 2024.
"Ke depan, BI memperkirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DIY, Timotius Apriyanto mengatakan lima kali deflasi sepanjang 2024 menunjukkan dua kemungkinan. Pertama adalah rantai pasok yang mengalami over supply bisa karena panen raya, dan potensi kedua karena terjadi penurunan kinerja ekonomi, termasuk penurunan daya beli masyarakat.
"Kalau dilihat kecenderungannya deflasi sampai lima kali ini menunjukkan daya beli masyarakat yang memang menurun," ungkapnya.
Ia berpandangan pemerintah perlu mengantisipasi dampak ekonomi ini dengan menunda semua kebijakan yang berdampak pada masalah konsumsi masyarakat. Seperti pengetatan subsidi BBM yang saat ini sudah ditunda, kemudian rencana kenaikan PPN menjadi 12%.
Timotius mengatakan, pemerintah juga harus fokus memberikan stimulus kebijakan untuk mendongkrak kelas menengah dengan berbagai kebijakan insentif. Di sisi lain tetap memberikan bantuan sosial bagi kelas bawah.
"Mungkin insentif dari sisi perpajakan atau dari sisi kebijakan stimulus lain utuk ekonomi."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Toko Online Temu Asal China Dilarang Masuk Indonesia, Ini Alasan Menkominfo
- Mendag Sita 11.000 Ton Siku Baja Tanpa SNI Senilai Rp11 Miliar
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia Diklaim Mampu Menarik Investasi dari Jepang
- Harga Rokok di Indonesia Disebut Terlalu Murah, Picu Banyaknya Perokok
- Wuih! Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Termahal se-Asia Tenggara
Advertisement
Advertisement
Ketinggian Puncak Gunung Everest Bertambah, Ini Penjelasannya
Advertisement
Berita Populer
- Kompak Turun! Harga BBM Pertamina, Shell & BP-AKR, Mana Termurah?
- Cek Harga Pangan Hari Ini, Rabu 2 Oktober 2024, Harga Bawang, Beras dan Daging Ayam Turun
- Realisasi Belanja APBN di DIY Capai Rp15,35 Triliun hingga Agustus 2024
- BI DIY Sebut Deflasi Dampak dari Pasokan yang Melimpah
- BPS Sebut Harga Beras di Tingkat Pengecer Nyaris Sentuh Rp15.000 Perkg
- Bank Indonesia Tak Khawatir Meski Deflasi 5 Bulan Beruntun, Ini Alasannya
- The Rich Jogja Hotel Siapkan Paket Adventure, Bisa Jelajahi Jogja dengan Mobil Klasik hingga Offroad Merapi
Advertisement
Advertisement